PERPISAHAN

285 6 0
                                    

"Bukannya hati ini tak sakit dan bukannya hati ini tak hancur, bukan pula hati ini tak perih, namun hanya kepasrahan yang mengiringi"--Anonim

Hai ketemu lagi dengan saya,semoga semakin suka ya dengan kisah Nada untuk Al. Jangan lupa vite dan komen ya guys biar awak semangat dikitlah...hahhahha

Gue ga ga tau udah berapa lama gue menangisi keadaan ini.Keadaan bodoh yang gue ciptain sendiri. Pastilah sekarang kondisi gue jauh dari kata cantik,bahkan semenjak kemarin siang gue ga bergeming dari kamar ini,ga bergeming dari kasur gue.

Tertidur karena lelahnya menangis, lalu airmata ini mengalir lagi sesuka hatinya ketika mata ini terbuka.

Ada rasa sakit yang tak bisa gue jelaskan,rasa takut kehilangan Al.
Dan lagi lagi batin gue menyalahkan rasa takut ini,bukankah seharusnya gue lebih takut kehilangan Adith.

Adith adalah pria yang baik,dia adalah pria yang tak banyak menuntut. Dan dia adalah pria yang sangat mempercai gue,sampai gue menghancurkan sendiri kepercayaannya.

Tapi bersama Al adalah hal yang membuat gue lebih nyaman. Gue bahkan ga pernah ngerasain perasaan ini ketika bersama Adith. Jujur ketika Adith memutuskan pergi ke Australia beberapa bulan yang lalu gue emang merindukannya,tapi rasa rindu itu berbeda ketika gue dan Al ga bertemu hanya dalam beberapa jam saja.

Tok...tokk...tok....

Pintu kamar gue diketuk tapi hal itu ga membuat gue berniat membuka pintu kamar gue.
Gue emang ga profesional bahkan gue ga perduli dengan pekerjaan gue.
Gue bahkan ga melirik jadwal gue.
Gue hanya ingin menangis,gue hanya ingin memenuhi keinginan hati gue.

Tokk...tokkk..tokk.. kali ini ketukan nya lebih kuat

"Nada.....are you ok?" Gue mendengar suara Hexoz
"Bukain pintunya Nad,...lo ga bisa kayak gini.."Lanjut Hexoz tapi tetap aja gue ga bergeming. Dan entah mengapa suara Hexoz membuat airmata gue semakin berjatuhan.

Mas Adith ingin bicara Nad,dia nungguin kamu tu di ruang tamu.

Gue mendengar langkah Hexoz menjauh.
Meninggalkan gue dengan tangisan gue yang ga berguna.

Dan bahkan setelah semua yang terjadi Adith masih mau bertemu dengan gue,ya gue yang udah nyakitin hatinya.Gue yang membuat harapannya berantakan.

Perlahan gue bangkit,bantal gue udah lembab karena airmata gue.
Gue sendiri menyalahkan hati gue yang jahat ini.Mengapa ada orang setega gue ya Tuhan?

Gue membuka kancing kemeja...ahhhh....gue terduduk di lantai kamar mandi begitu ingat ini adalah kemeja Al. Kemeja biru ini masih melekat di tubuh gue. Gue menjambak rambut gue frustasi. Bayangan saat bersama Al seakan muncul di hadapan gue.
Sungguh gue jahat banget ma Al. Bahkan gue ga punya kata kata yang membuat perasaan Al lebih baik.

Air ga membuat gue merasa lebih segar, tetap aja ada sesak di hati ini yang membuat gue makin terpuruk. Rasa bersalah gue menggunung,dan memenuhi hati gue.

Gue pergi keruang tamu,rambut gue masih basah tanpa gue sisir. Rasanya gue ga punya semangat melakukan apapun.

Adith menatap gue ketika mendengar suara kaki gue mendekat. Gue ga berani menatap wajahnya. Gue ga berani melihat tatapannya.

"Sekarang kamu jelasin semuanya Ra...."Adith membuka suara tanpa basabasi setelah gue duduk di depannya.

"Aku ga punya penjelasan apa apa Dith, semua udah jelas aku menduakanmu" akhirnya suara gue muncul dengan bergetar.

"Hanya itu yang bisa kamu ucapin,aku ninggalin kamu hanya 3 bulan dan setelah aku kembali kamu bukan milikku lagi..itu maksudmu..." suara Adith begitu datar,begitu menusuk.

Nada Untuk AlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang