Bab 18. Pemburuan Jilid II Akhir

76 12 0
                                    

Syukurlah kalau orang yang aku tabrak itu adalah papa sirkusku. Aku berhambur memeluknya. Bagi setiap anak perempuan, papa adalah pelindung paling perkasa. Meski aku tahu papa bukan orangtua asliku. Raut wajah papa yang tadi kaku berubah terkejut. Ia tidak balas memeluk tapi menepuk-nepuk puncak kepala.

Dua polisi itu berada di ujung tangga, mengamati. Mereka pasti tidak mungkin menangkapku jika aku dekat dengan keluarga sirkus ini. Pasti ada sesuatu yang mereka khawatirkan. Mungkin membuat deviasi waktu. Apalagi alat-alat mereka canggih dan modern. Belum ada di masa ini.

"Nikki, kau ke mana saja? Pertunjukkan trapeze sudah selesai dan uangmu melayang," kata Papa sambil merangkul bahuku. Mengajak berjalan. "Ada apa denganmu? Kau harus bisa menaklukan rasa takut..."

Aku tidak mendengar lagi pembicaraan papa, mataku was-was mengecek ke arah belakang. Terus-menerus hingga membuat leher pegal. Aku yakin mereka masih mengawasi entah di mana. Tubuhku merapat pada sisi papa. Papa terus bicara tentang pengalaman-pengalaman trapezeku, dua kali patah kaki tapi tetap bersemangat. Papa bahkan ingat ketika aku merengek meminta lima kali pertunjukkan trapeze. Itu membuat mereka memilki uang lebih banyak dari biasanya. Pertunjukkan memukau. Semua orang membeli karcis. Bahkan ada yang memesan jauh-jauh hari agar tidak kehabisan kesempatan menonton pertunjukkanku. Tiap minggu aku selalu memiliki gaya berbeda. Kadang sendiri, kadang perpasangan dengan pemain lain. Tapi seringnya sendiri.

Namun aku bukan Nikki yang papa kenal. Aku anak berumur enam belas tahun yang memiliki saudara bernama Tom. Senang membicarakan cowok keren dengan sahabatku Agustina. Bukan orang yang mengalami patah kaki. Atau yang terkenal dengan pertunjukkan sirkus.

Meski aku ingin mengatakan hal itu, kalimat tersebut nyatanya hanya terpilin di dalam mulut. Membuat aku terhenyak, apa selama ini aku mengabiskan waktu dengan sia-sia dan tidak membanggakan orangtuaku? Nikki di dunia ini ternyata sudah membanggakan orangtua dengan prestasi. Sementara aku belum menghasilkan apa pun. Hanya nilai ulangan yang berfluktuasi.

Dan pemikiran ini muncul di kepalaku. Bagaimana jika aku terus melanjutkan permainan itu dan berharap kembali ke masa lalu? Dengan pemikiran yang sekarang, mungkin aku bisa memperbaiki segalanya. Seperti orangtuaku yang tidak bercerai. Papaku tidak meninggal. Dan mungkin aku bisa mencegah serangkai tragedi itu. Lalu, tulisan doppelgangger Tom terlintas di benakku. Ia sudah memperingati bahwa masa depan belum tentu menjadi baik hanya karena mengubah masa lalu. Bermain-main dengan waktu. Tapi bagaimana dengan kemungkinan bahwa masa depan bisa menjadi lebih baik? Berapa persen kemungkinan berhasil?

Saat mempertimbangkan itu, mama memanggilku. Menyentak kesadaran. Tom berdiri di sampingnya dan tergopoh-gopoh menghampiriku. "Astaga. Astaga. Kupikir kau diculik olehnya!" Meski suara Tom berbisik, tapi telinga mama tajam menangkap suara.

"Siapa yang mau menculikmu, Nikki?" tanya Mama. Mimik wajahnya khawatir.

Aku mengibas-ngibaskan tangan. "Bukan. Tom sedang mencoba melucu," kilahku.

Mama memandang Tom. Lalu mama memandang aku dengan memicingkan mata. Bergantian menatap kami. Raut wajahnya berkerut ragu. Namun tak bisa dipungkiri kalau ia lelah dan terlihat tidak mau memperpanjang perdebatan.

"Nikki, kau bisa menceritakan apa pun padaku." Mama mengusap pundakku untuk meyakinkan.

Aku cepat-cepat mengangguk. Untunglah tatapan mengintimidasi itu tidak berlanjut karena papa memberikan tas yang berisi kostum dan menyuruhku membawanya. Kami bercakap-cakap dengan papa yang mendominasi pembicaraan sementara aku mengangguk-anggukan kepala seperti mainan kucing di dashboard mobil, tentang rencana besar papa untuk datang besok ke karnaval. Papa masih bersikeras bahwa aku harus melakukan trapeze. Itu membuatku berpikir bahwa Nikki di dunia ini begitu maniak pada pertunjukkan dan hal semacam itu didukung oleh keluarganya.

Nikki and The Journey in TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang