BAB 9

15.1K 653 7
                                    

Angela baru saja sampai di apartemennya setelah ia selesai rapat dengan Bryan dan beberapa dewan direksi lainya, termasuk dengan Tasya selaku External Affairs dikantor tersebut. Menurut agenda yang telah dibuat bahwa Angela harus mempersiapkan akomodasi untuk kepergian mereka ke Bali.

Kepergian mereka ke Bali bukan untuk berlibur, melainkan untuk mengurus pekerjaan lebih tepatnya mengurus pembukaan cabang baru di Bali. Ah, Angela pasti akan sibuk mengurus segala keperluan tersebut.

Gadis itu menyandarkan tubuhnya disofa. Lelah sekali hari ini, padahal gadis itu kira bahwa ia sudah terbiasa dengan segala pekerjaan di kantor Bryan namun ia salah. Ternyata ia masih belum terbiasa.

Angela sudah bekerja dikantor Bryan lebih dari satu bulan, gadis itu merasa bersyukur karena Bryan masih berbaik hati tidak memotong gajinya sama sekali. Angela pun merasa bingung, karena sepengetahuan gadis itu bosnya tidak akan main-main dengan perkataannya.

Menghela napas, Angela tidak ingin memikirkan itu lebih lanjut karena bisa membuatnya stress.

Gadis itu membuka ponselnya, berupaya melihat notifikasi. Ia melihat ke room chat Willy, sudah beberapa hari tetapi kekasihnya tidak memberikan kabar apapun padanya. Tumben sekali? Biasanya Willy selalu mengerecoki Angela.

Apa pria itu terlalu larut dalam kesibukannya atau sedang bersenang-senang dengan wanita lain? Angela segera menepis pemikiran negatif tentang Willy. Ia harus berusaha mempercayai pria itu seratus persen bahwa memang kekasih hatinya sedang sibuk.

Tingg!

Beautiful Tasya :Sibuk ngga? Makan diluar yuks, ajakin Agnes sekalian. Mau ngga?

Angela mengulum senyum. Ia senang sekali mempunyai sahabat seperti Tasya, sudah beberapa hari ini Tasya selalu mengajaknya keluar atau bahkan menghabiskan waktu weekend bertiga yaitu dengan Angela, Agnes, dan Tasya. Bahkan Tasya sering kali mengutarakan ceritanya, bahwa ia sangat menyukai Rafael Nessman.

Berawal dari menganggumi hingga akhirnya menyukai Rafael, karena beberapa pertemuan mereka yang tidak disengaja membuat jantung Tasya terkadang tidak terkendali.

Angela Wirawan : Boleh, keapartku saja langsung. Tapi maaf sepertinya kita hanya pergi berdua, karena Agnes sedang ada study tour dari sekolahnya.

Setelah mengirimkan pesan itu, Angela bergegas meninggalkan ponselnya beserta dengan tas untuk mengganti pakaian, tidak mungkin Angela makan dengan pakaian yang dari pagi belum diganti. Sangat menjijikan.

Bel apartemen berbunyi, membuat Angela segera membukakan pintu ketika kaos sudah terpasang di tubuhnya dengan celana jeans disertai dengan sling bagnya.

"Kece banget sih." Puji Tasya ketika sudah berhadapan dengan Angela.

Angela tersenyum, sambil keluar dari apartemen dan merangkul tubuh gadis disebelahnya "Kecean kamu."

Tasya hanya terkekeh. Begitulah Angela sering melemparkan pujian, dan memberi Tasya semangat dikala Tasya sedang down atau ketika Tasya sedang ribet dengan segala pekerjaan.
"Aku yang nentuiin tempat, ya?" Tanya Tasya ketika mereka sudah berada didalam mobil.

Angela hanya menganggukkan kepala, karena sibuk mencari saluran radio yang menurutnya menarik.

Angela menghembuskan napas, lalu mematikan radio siaran kali ini tidak ada yang menarik. Sungguh menyebalkan.

BRYAN & ANGELA (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang