Bryan sudah membawa Angela yang tak sadarkan diri ke tepi kolam renang, semua orang yang berada ditempat kejadian langsung mengerubungi Bryan maupun Angela. Mereka hanya tidak habis pikir mengapa gadis itu bisa terjatuh di kolam renang padahal dilihat dari kasat mata tidak ada siapapun disana, ah benar-benar kejadian yang sangat aneh.
Bryan mencoba menepuk-nepuk pipi Angela, namun gadis itu tidak memberi respon apapun bahkan Bryan sudah melakukan tindakan CPR untuk menyelamatkan Angela, tindakan CPR yaitu menekan dada Angela sedalam kira-kira 5 cm sebanyak 30 kali atau sekitar 100 hingga 120 kali per menit, dengan kecepatan satu hingga dua tekanan per detik. Bryan sudah menggunakan kekuatannya secara penuh. Tapi hal tersebut juga tidak berhasil, tidak bisa dipungkiri bahwa Bryan sangat khawatir bahkan tanpa sadar air matanya mengalir. Ia takut terjadi sesuatu yang buruk pada Angela kalau sampai hal itu terjadi ia tidak akan berhenti menyalahkan dirinya sendiri.
"Beri napas buatan, Bry!" Seseorang memberikan pendapatnya pada Bryan karena melihat temannya yang sangat khawatir terhadap gadis yang sedang tak sadarkan diri.
Bryan menghentikan kegiatannya menekan dada Angela, lalu menatap Angela ragu. Apakah harus?
Masa bodoh, ia akan melakukan apapun untuk menyelamatkan Angela. Bryan mulai menjepit hidung Angela lalu ia membuka saluran pernapasan Angela, kemudian ia mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Angela. Menarik napas dalam-dalam, Bryan mulai meletakkan mulutnya untuk menutup mulut Angela kemudian meniup napasnya. Ia melakukan hal tersebut sebanyak dua kali, pria itu menjauhkan wajahnya dari Angela. Tidak lama setelah itu, Angela mulai terbatuk-batuk dan mengeluarkan air yang sempat tertelan olehnya. Kini posisi Angela sudah terduduk, sementara Bryan langsung memeluk tubuh gadis itu dengan napas yang begitu lega.
Angela lemas ia benar-benar lemas. Namun, tubuh Bryan yang kembali mendekap dirinya membuat Angela merasa nyaman dan tenang. Ia tidak lagi memperhatikan sekitarnya.
"Maaf," Entah mengapa Angela tiba-tiba saja merasa bahwa Bryan mungkin merasa khawatir akibat dirinya tenggelam dan tak sadarkan diri.
Mengurai pelukannya, ia menangkup wajah Angela lalu menyelipkan rambut Angela kebelakang telinga "Tidak perlu minta maaf, aku sangat khawatir saat kau tenggelam tadi,"
Angela menyunggingkan senyumnya, ia pun menyentuh tangan Bryan yang berada diwajahnya. Hatinya berdesir hangat saat mendengar bahwa Bryan sangat khawatir terhadap dirinya, apakah ia sedang mimpi? Ah, tapi sepertinya ini kenyataan dan ia bersyukur atas hal itu.
Tubuh Angela mulai menggigil, ia sangat kedinginan ditambah hari sudah malam dan ia hanya mengenakan kemeja putih yang tipis. Untung saja ia mengenakan tank top, jadi jika basah dalaman Angela tidak terlihat.
Para kerumunan yang tadi mengerumini mereka berdua, kini sudah memisahkan diri dan menjauh dari keduanya. Kalau di lihat-lihat adegan seperti tadi layaknya sebuah drama-drama Korea yang sering di tonton oleh para wanita.
Dilain tempat seorang wanita menatap kesal kejadian tadi, mengapa harus selamat? Seharusnya biarkan wanita itu mati agar ia bisa merebut Bryan dari sisi wanita itu dan ia tidak menyangka bahwa wanita itu adalah kekasih dari Bryan. Benar-benar menjengkelkan!
Bryan membantu Angela berdiri, kini tangannya terus saja berada di pundak Angela. Pria itu izin agar pulang terlebih dahulu kepada teman-temannya maupun sahabatnya karena sangat tidak mungkin ia terus mengikuti acara reunian ini dan membiarkan Angela kedinginan. Ia tidak setega itu.
"Dingin," Seru Angela dengan bibir yang gemetar dan gigi yang bergemerutuk saat sudah berada di dalam mobil bosnya itu.
Bryan mengambil jaket yang ia letakkan dikursi belakang, ia pun memberikan jaket itu kepada Angela "Pake ini,"
KAMU SEDANG MEMBACA
BRYAN & ANGELA (SUDAH TERBIT)
RomanceBryan adalah seorang CEO yang mempunyai paras tampan, dibalik wajahnya yang tampan ia memiliki kepintaran dan juga sikap yang tidak segan-segan memecat pegawainya apabila pegawainya membuat Bryan mengalami kerugian. Semenjak kedatangan Angela sebaga...