BAB 22 & BAB 23

13.7K 445 11
                                    

Agnes dan Angela sedang berbaring dikamar mereka, saat ini keduanya sedang melakukan rutinitas sebelum tidur yaitu berbincang sejenak membicarakan apa yang hal apapun.

Sambil memandang langit-langit kamarnya, Agnes berkata "Kak, aku mau ketemu kak Bryan. Aku mau kasih tahu kalau aku masuk ke Universitas Negri, sekaligus aku mau bilang terimakasih."

Angela menatap Agnes dengan senang, adiknya ini! Mengapa harus lebih dahulu memberikan kabar pada Bryan? Padahal yang kakak kandungnya ada disamping dirinya. Menyebalkan sekali.

"Dih, kok ngasih tahu ke bos aku duluan sih? Inget, aku ini kakak kamu Nes!" Omel Angela, kini gadis itu tidak dalam posisi duduk melainkan ia sedang terduduk sembari bersedekap dada.

Agnes terkekeh melihat tingkah kakaknya, ia pun kini beranjak dari tidurnya dan duduk dihadapan sang kakak. Karena gemas, Agnes mencubit pipi sang kakak "Hehehe, maaf ya kakakku sayang. Abis kakak sibuk banget sampe aku dilupaiin."

Sedikit berdecak, tapi Angela tersenyum kemudian mengacak rambut Agnes dengan sayang dan memeluk adiknya itu "Selamat ya sayang, kakak bangga sama kamu. Maaf karena belakangan ini kakak sibuk."

"Sibuk pacaran kan? Ckckckck, hampir tiap hari sekarang pergi sama kak Bryan!" Melarai pelukannya, Agnes berhasil menggoda sang kakak.

Pipi Angela kembali merona, ia bingung sendiri mengapa ketika ada seseorang yang menyebut nama Bryan pasti ia akan blushing. Efek Bryan sebegitu besarnya oleh tubuh Angela. Hebat sekali pria itu.

"Kakak ngga pacaran tahu! Kakak cuman temenan aja sama Bryan." Sangkal Angela.

Agnes memajukan wajahnya, ia tersenyum penuh menggoda lalu mencolek dagu sang kakak "Temen tapi demen hahaha."

"Apasih kamu tuh! Oh iya, kamu keterima dimana? Dan fakultas apa yang kamu ambil?"

"Cieee, lagi mengalihkan pembicaraan nih yee!" Masih saja gadis kecil itu menggoda dirinya, tidak tahukah Agnes bahwa Angela pipinya sudah sangat merona bahkan jantungnya juga berdetak lebih cepat. Sial.

Berdehem, sepertinya Angela harus memberikan pengertian pada adik perempuannya itu "Agnes, kakak tuh ngga ada apa-apa sama Bryan. Hubungan kami murni hanya sebetas rekan kerja."

Agnes mulai tertarik, ia begitu senang jika sudah menggoda kakaknya. Meski kesal karena kakaknya kurang peka kepada Bryan "Ckckck kakak bolot apa gimana sih kak? Jelas banget kalau kak Bryan tuh suka sama kakak, tapi ada dua kemungkinan dia ngga nembak kakak Kemungkinan pertama dia gengsi, dan kemungkinan kedua dia pernah trauma di masalalunya."

Agnes benar, mungkin Bryan masih trauma akan masalalunya. Ia baru saja mendengar fakta itu langsung dari Bryan tadi siang, pengkianatan pria itu lebih sakit dari pada dirinya sendiri. Bagaimana tidak sakit? Bryan melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa sang kekasih tidur bersama saingan bisnisnya sendiri. Benar-benar keterlaluan. Berbicara tentang Willy sepertinya gadis itu harus berbicara empat mata oleh Willy, ia harus menyelesaikan semuanya secara baik-baik.

"Ah, kakak ngga tahu deh Nes! Sekarang kakak mau coba fokus sama karir kakak dan sekolah kamu. Kakak mau kamu jadi orang berhasil dengan pendidikan yang lebih baik dari kakak." Ujar gadis itu lalu ia pergi meninggalkan Agnes dikamar karena ia ingin menghubungi Willy.

Angela membuka ponselnya, ia mencari nama pria itu. Lalu sedikit berkutat pada pikirannya, apakah ia harus menghubungi pria itu atau tidak? Setelah menimbang cukup lama, akhirnya ia memutuskan untuk menghubungi pria itu.

Angela mendial nomor ponsel Willy, dalam deringan ketiga pria itu menjawab panggilan Angela.

"Suatu kehormatan kau menghubungiku lebih dahulu, Ngel. Ada apa?" Ujar Willy.

BRYAN & ANGELA (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang