Hari-hari berjalan seperti biasa, rutinitas pekerjaan yang selalu membuat kepala Angela ingin meledak. Menyusun laporan, membuat notula, membuat jadwal Bryan, dan sebagainya. Ditambah rencana kerja sama dengan perusahaan lain membuatnya semakin sibuk, dan bahkan tak jarang ia lembur dikantor karena Bryan melakukan hal yang sama. Tugas sekretaris lainnya adalah menunggu sang bos besar pulang, barulah ia bisa pulang ke apartemennya.
Agnes, adiknya itu sering sekali protes karena Angela jarang dirumah dan jarang mendengarkan setiap keluh kesahnya. Angela tentu saja merasa bersalah, tapi mau bagaimana lagi? Ini semua ia lakukan demi mencukupi kehidupan dirinya dan tentu saja adiknya.
"Angela, tolong fotocopy berkas ini sebanyak dua rangkap," Perintah sang bos besar.
Angela meninggalkan pekerjaanya, ia mengambil berkas itu dari tangan Bryan tanpa banyak berbicara. Entah mengapa, sepulang dari Bali pria itu sedikit melunak terhadap dirinya. Lebih tepatnya, Bryan mulai menunjukkan sikap baiknya. Tidak jarang ketika lembur, pria itu selalu mengantarkan Angela pulang bahkan sempat beberapa kali terjalin kontak fisik. Seperti tatapan mata, Bryan yang sempat mengacak rambut Angela karena gemas, atau hal lainnya. Apakah mungkin Bryan menyukai Angela?
Angela ingin mengetuk pintu sang bos besar, namun ia sedikit meneliti penampilannya terlebih dahulu. Entah mengapa, jantungnya sungguh keterlaluan jika berhadapan dengan Bryan. Jantungnya berdetak sangat cepat membuat Angela kewalahan, dan ia sangat khawatir apabila Bryan mendengar detak jantungnya yang tidak tahu diri. Setelah memastikan bahwa penampilannya cukup menarik, Angela mengetuk pintu Bryan saat suara Bryan memerintahkan masuk barulah Angela membuka pintu dan melangkahkan kakinya menuju Bryan.
Gadis itu meletakkan dokumen yang diperintahkan Bryan untuk digandakan ke meja Bryan "Misi mister ini dokumennya,"
Pria itu menganggukkan kepala, tidak melihat kearah Angela karena saat ini matanya masih terfokus pada laptop yang berada dihadapannya. Merasa terabaikan, Angela menundukkan kepala lalu pergi dari ruangan Bryan.
Ia sangat mengerti bahwa Bryan sangat sibuk karena pekerjaannya, sempat terpikir oleh Angela bahwa seorang bos besar hanya tinggal duduk diam, bersantai, dan memberikan perintah pada anak buahnya untuk bekerja dengan benar tanpa harus memutar otak. Namun, ternyata salah. Penilaian itu berbanding terbalik, seorang bos besar ternyata mempunyai peran penting bagi setiap perusahaan. Ia terkadang kasihan melihat Bryan, bahkan beberapa belakangan hari ini pria itu melupakan jam makan siangnya.
Angela kembali ke kubikalnya, ia melirik jam yang berada dilayar monitor PC. Jam sudah menujukkan waktu makan siang, tidak mau bolak-balik keruangan Bryan. Gadis itu kini menekan interkomnya menanyakan makanan apa yang ingin Bryan santap untuk siang ini, namun seperti hari sebelumnya. Bryan enggan makan siang, gadis itu hanya menghela napas. Bryan benar-benar pria workaholic.
Gadis itu segera melangkah keluar dari kubikalnya, semenjak Tasya mempunyai kekasih sangat jarang Angela makan siang bersama sahabatnya itu. Angela memaklumi akan hal tersebut, ia tidak pernah marah sekali pun. Karena sudah menjadi kodratnya apabila mempunyai pasangan pasti lebih fokus pada pasangannya dari pada hal apapun, ya semacam budak cinta seperti itu lah. Angela sudah berada di lantai satu, namun langkahnya tertahan saat lagi-lagi sesorang yang tidak pernah dirinya harapkan berada di hadapannya.
Orang itu tersenyum hangat pada Angela, melangkah kearah Angela yang menatap dirinya datar "Hei, mau istirahat kan? Bagaimana kalau kita makan siang bersama?"
Menghela napas sembari mengepalkan kedua tangannya pada sisi pahanya, tersenyum sengit kearah orang tersebut "Bisakah kau tidak mengangguku, Wil? Aku sangat muak melihatmu ada di hadapanku!"
Willy, ya pria itu yang lagi-lagi selalu mengganggu ketenangan Angela. Entah apa yang membuat pria itu kembali mengejar Angela, gadis itu juga tidak mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRYAN & ANGELA (SUDAH TERBIT)
RomanceBryan adalah seorang CEO yang mempunyai paras tampan, dibalik wajahnya yang tampan ia memiliki kepintaran dan juga sikap yang tidak segan-segan memecat pegawainya apabila pegawainya membuat Bryan mengalami kerugian. Semenjak kedatangan Angela sebaga...