BAB 11

12.6K 518 3
                                    

Bryan, Angela, Rafael, Tasya, Cantika, dan Christ saat ini sedang menyantap makan malam mereka masing-masing. Mereka sedang singgah di salah satu restoran yang berada di Bali, setelah menyelesaikan beberapa pekerjaan dan melihat pembangunan apartemen Bryan di siang hari. Bryan cukup puas dengan pembangunan tersebut, arsitek yang berpengalaman mampu membuat Bryan sungguh sangat puas dengan kinerja mereka. Ini benar-benar sesuai ekspetasi Bryan dan merupakan cabang baru bagi perusahaan Bryan.

Senyum tidak pudar dari bibir Bryan, sepertinya pria itu sungguh tidak sabar menunggu apartemen itu jadi seutuhnya. Angela yang melihat senyum bosnya yang tak pernah pudar hanya menggelengkan kepala, bosnya seperti seorang anak kecil yang di perbolehkan membeli mainan sebanyak mungkin. Dasar berlebihan!

Keenam anak manusia yang berbeda jenis kelamin sedang berbicang sejenak, selalu saja ada percakapan yang mereka bicarakan. Bahkan tidak jarang Christ dan Cantika bersikap mesra dihadapan Bryan maupun Angela, begitu juga dengan Rafael dan Tasya. Ini benar-benar tidak adil.

"Astaga, kenapa kalian selalu saja bermesraan dihadapanku?" Gerutu Angela sembari memutarbola matanya.

Cantika terkekeh, namun masih dengan anggun mengunyah makanannya "Makanya cari pasangan, Ngel. Biar bisa mesra-mesraan kayak kita,"

Angela menghela napas, ia tersenyum lirih sambil menatap kosong piringnya yang sudah tidak ada makanan "Lagi nyembuhin hati yang luka dulu, miss. Nanti pas udah siap mungkin saya bakalan buka hati lagi,"

Cantika menatap penuh minat, ia ingin menanyakan kembali namun Christ menahan dengan menyentuh tangan gadis itu. Seolah tahu, Cantika segera menghentikan niatnya. Ia lebih memilih diam, walaupun sejujurnya ia masih terlalu penasaran atas apa yang terjadi tentang kisah cinta gadis itu. Kalau dipikir-pikir sepertinya gadis itu cocok untuk adiknya, tapi apakah adiknya itu tertarik dengan Angela? Ah, entahlah Cantika tidak mengetahui hal tersebut.

"Mau tips move on dari mantan dengan cepat ngga?" Angela mendongkakan mata saat mendapati suara Rafael mengajukan pertanyaannya.

Angela tertarik, ia menaikkan kedua alisnya "Caranya?"

"Gampang sih, kamu sekarang tembak Bryan dan jadiin dia pacar kamu dengan begitu pasti kamu cepat move on," Usul Rafael yang langsung membuat Bryan tersedak minumannya.

Pria itu, benar-benar! Rupanya Rafael ingin menguji kesabaran Bryan, sudah tahu hal itu tidak mungkin terjadi ralat belum tentu terjadi saat ini. Tapi Rafael mengusulkan yang jelas-jelas jawabannya adalah tidak. Ah, minta di mutilasi memang ini orang. Eh? Serem amat ya di mutilasi, jangan deh jangan. Dosa nanti, kan bahaya belum punya pasangan malah dosanya banyak. Kan jadi tidak nyambung, Ah otak Bryan benar-benar sudah tidak berjalan sebagaimana mestinya.

"Eh, kenapa jadi aku ya? Udah tahu pasti jawabannya tidak!" Kesal Bryan, menatap Rafael dengan tatapan membunuh.

Rafael mengedikkan bahu bersikap sesantai mungkin "Belum dicoba udah bilang engga, tadi aja pas dikamar bilangnya suka banget sama Angela. Malah pengen lamar dia! Giliran ada orangnya malah munafik begini, cupu ah kau."

Apa-apaan ini? Sumpah demi segala yang ada dibumi ini, Bryan tidak pernah mengatakan hal seperti itu. Itu semua fitnah dari Rafael, rupanya Rafael mengibarkan bendera perang terhadap dirinya.

"Wah, minta di potong ya gajinya? Kapan aku ngomong gitu? Jangan ngaco!" Bryan berusaha membela dirinya sendiri.

Sementara Angela, ia tidak tahu harus mengatakan hal apa. Ia sendiri tahu bahwa yang dikatakan Rafael adalah sebuah kebohongan.

"Oh, jadi gitu ya Bry? Jadi kamu naksir nih sama Angela, tapi kamu pendem-pendem terus? Ya, payah banget ah," Ledek Cantika.

"Terserah, terserah kalian mau ngomong apa. Aku ngga peduli," Setelah mengatakan hal seperti itu Bryan pergi dari hadapan kelimanya. Kakak dan sepupunya membuat dirinya tidak bernafsu makan! Menyebalkan sekali.

BRYAN & ANGELA (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang