Walimatul Urus

5.4K 338 4
                                    

Pernikahan Najwa dan Abdullah memang tetap memakai adat jawa sesuai rencana awal Najwa dan Farhan dulu. Abdullah pun sama sekali tak pernah mempermasalahkannya. Bagi Abdullah mau menggunakan adat apapun dipernikahannya tak masalah asal dalam walimatul urus tidak ada nyanyian kecuali bunyi yang mampu mendekatkan diri kepada Allah. Untuk itulah Abdullah meminta grup sholawat yang mengisi hiburannya. "Pembeda antara perkara halal dengan yang haram pada pesta pernikahan adalah rebana dan nyanyian (yang dimainkan oleh anak-anak kecil)" (HR. Tirmi-dzi)

Abdullah mengikuti semua rangkaian prosesi itu mulai dari panggih (bertemu) sampai acara sungkeman. Setelah acara sungkeman, kedua mempelai berganti pakaian yang kedua. Kalau tadi Najwa cantik terbalut kebaya tradisional berwarna hitam dengan hijab berwarna putih hitam senada sekarang Najwa telah bermetamorf menggunakan gaun kebaya berwarna biru muda dan merah muda. Abdullahpun menggunakan tuxedo senada.

Acara walimatul urus dimulai. Pembawa acaranya adalah Kala, adik satu-satunya Najwa. Butuh tenaga super extra untuk ini semua. Bahkan Abdullah harus ikhlas melepaskan hpnya untuk Kala. Wajah tampan, muda dan berkarisma benar-benar mampu menipu sikap terpaksanya.

Sekarang giliran Radifan, kakak sepersusuan Najwa melantunkan ayat suci al qur'an dengan sangat merdu. Bukan lagi surat Al Kahfi seperti kesepakatan awalnya dengan Abdullah melainkan surat QS. Ar Ruum: 20 - 25. Abdullah memperingannya karena tak mau tamu undangan tertidur semua karena terlalu lama mendengar tilawah Difan.

Acara walimatul urus terus berlanjut mulai dari serah pengantin putra kepada pengantin putri yang dilakukan imam, kakak tertua Abdullah. Imam menyampaikan rasa terimakasih karena telah menerima adiknya sebagai anggota baru dalam keluarga Khoirul. Imam juga tak lupa meminta maaf kepada keluarga Najwa atas ketidaksiapan keluarga perihal pernikahan ini karena acara ini terlalu mendadak. Serta Imam pun menyerahkan Abdullah untuk menjadi anggota baru dalam keluarga Khoirul

Dilanjutkan dengan terima pengantin putra kepada pengantin putri yang diwakili oleh Pak Ibrahim. Dalam kesempatan inilah Ibrahim menjelaskan alasan kenapa pengantin putranya ganti.

Setelah acara serah terima selesai, dilanjutkan acara inti dari walimatul urus yaitu mau'idhotul hasanah (nasehat pernikah) dan dilanjut doa.

Setelah semua rangkaian acara selesai, para undangan dipersilahkan menyantap hidangan yang telah disediakan sembari menunggu pengantin berfoto dengan keluarga dari kedua mempelai.

Setelah itu, pengantin menyalami semua undangan yang telah hadir secara terpisah. Pengantin putra menyalami tamu putra begitu pula pengantin putri menyalami tamu putri.

"Kenapa Na? Capek" Tanya Abdullah saat tamu undangan telah pulang semua namun mereka masih harus berganti baju satu lagi untuk berfoto.

"Pakek nanya lagi." Kata Najwa cemberut

"Gak baik balas pertanyaan suami kayak gitu Na." Kata Abdullah tersenyum jahil. Najwa hanya mendengus pelan.

"Selalu saja senjatanya itu. Maaf deh." Kata Najwa disela-sela pose foto mereka.

"Eh pengantin baru. Kita ikutan dong." Kata Difan yang diangguki Kala

"Boleh. Ayo foto bareng." Kata Abdullah disambut gembira kedua jomblo berbeda usia itu.

Najwa benar-benar capek. Badannya terasa remuk semua. Najwa mencoba memejamkan matanya setelah selesai melepas semua yang ia kenakan tadi dan menggantinya dengan baju tidur dengan kerudung yang yang masih melekat dikepalanya.

Pintu perlahan terbuka. Menampakkan sosok Abdullah yang juga telah berganti baju santai yang dia pinjam dari Kalla.

"Ai... kamu capek?" Ucap Abdullah lembut sembari membelai wajah istrinya.

"Banget mas. Baju tadi benar-benar menyiksaku, apalagi heelsnya mas. Bikin kakiku rasanya mau meledak." Keluh Najwa. Abdullah tersenyum menyadari ada sisi lain dari istrinya yang pendiam ini. Cerewet

"Mas Al kenapa senyum-senyum gitu? Istri lagi mengeluh juga bukannya di bantuin apa gitu kek eh malah senyum-senyum gak jelas." Kata Najwa cemberut

"Ternyata benar ya kata Difan." Perkataan Abdullah berhasil membuat Najwa bangun

"Mas Difan ngomong apa emanya mas?"

"Ai... sekali lagi kamu panggil aku mas aku hukum kamu. Kan tadi kita udah sepakat humaira tentang ini."

"Iya maaf suamiku. Mas Difan ngomong apa ke kamu?"

"Kamu cerewet." Kata Abdullah santai

"Oh... apa? Aku cerewet. Enak aja. Mas Difan tuh yang cerewet bukan aku."

"Nah tu kan. Kamu tuh emang cerewet istriku. Kamu beda dari Najwa yang aku kenal dulu..."

"Jadi kamu gak suka punya istri cerewet?" Tanya Najwa kesal. Abdullah menarik istrinya kedalam dekapannya. Mencium puncak kepalanya yang masih tertutup jilbab.

"Kalau orang belum selesai ngomong itu jangan dipotong ai." Kata Abdullah sambil terus menciumi puncak kepala istrinya

"Maaf." Kata Najwa sambil menunduk. Najwa sendiri bingung dengan perubahan sikapnya kepada Abdullah. Najwa seakan menemukan sosok penyayang Difan didalam diri suaminya. Sehingga Najwa bisa menjadi sangat manja kepadanya. Najwa menemukan sosok bijak bapaknya dalam diri suaminya sehingga Najwa sangat takut ia akan marah karena kecerobohannya. Najwa menemukan sosok lembut ibunya dalam diri suaminya sehingga Najwa sangat nyaman berada didekapannya. Najwa semakin membenamkan wajahnya pada dada Abdullah

Dengan lembut Abdullah menarik wajah Najwa menjauhi dadanya. Perlahan Abdullah mencium bibir lembut Najwa singkat. Namun kejadian singkat itu memberi efek yang sangat besar bagi keduanya. Jantung mereka berdetak bersautan.

"Aku suka sikap cerewet kamu ai. Cerewet kamu pada tempatnya. Sekarang kamu tidur. Katanya tadi capek. Sini aku pijat kakimu. Biar lebih enak tidurmu. Tidurlah ai."

"Tapi by..."
"Apa lagi humaira? Tidurlah." Kata Abdullah lembut. Naira hanya mengangguk

Abdullah mulai memijat lembut kaki istrinya. Mata Najwa mulai terpejam. Nafasnya mulai teratur. Perlahan Abdullah mencium kening Najwa yang saat itu masih mengenakan jilbab untuk menutupi kepalanya.

"Aku akan sabar menunggu sampai kamu yang melepas hijab ini sendiri istriku. Tidurlah. Semoga mimpi indah." Kata Abdullah sembari membaringkan tubuhnya disisi Najwa dan membawa gadis itu dalam pelukannya

Karena Sepenggal Cerita Lalu (tersedia Dalam Bentuk Pdf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang