Najwa dan Abdullah sedang menghadiri ulang tahun Zulfa, anak pertama sepupu Najwa, Aliya dan Ilham. Najwa mengenakan gamis berwarna biru muda dengan jilbab senada tampak sederhana namun cantik. Sedangkan Abdullah mengenakan kemeja berwarna sama dengan Najwa dengan setelan celana warna hitam membuatnya nampak berwibawa dan menawan.
“Om… ganteng!” Teriak gadis mungil berusia 5 tahun itu saat melihat Abdullah dan Najwa datang. Ia langsung berlari menghampiri mereka. Abdullah langsung berjongkok menyambut putri kecil itu.
“Uh… udah makin gedhe aja. Makin berat digendongnya.” Kata Abdullah saat menggendong Zulfa.
“Iya dong om… kan Zulfa udah mau punya dedek.” Kata Zulfa manja.
“Hmm Zulfa sekarang gitu ya sama tante… yang disama cuma Om ganteng nih? Tante enggak?” kata Najwa pura-pura ngambek.
“Hai… tante cantik. Jangan ngambek dong tante. Ilang loh nanti cantiknya.” Kata Zulfa polos. Abdullah dan Najwa tersenyum“Iya-iya sayang tante gak ngambek kok. oh iya tante sama om punya sesuatu buat kamu.” Kata Najwa sambil memberikan kado untuk Zulfa.
“Hayo Zulfa kalau dikasih bilang apa sayang?” kata Aliya kepada anaknya. Ada Ilham sang suami disampingnya.
“Makasih om Ganteng dan tante cantik.” Kata Zulfa sambil mencium pipi om tantenya bergantian.
“Masuk Mbak. Zulfa diajak masuk dong tamunya? Masak dibiarin diluar gitu.” Kata Ilham pada anaknya.
“Hehehe maaf ayah… habisnya Zulfa kangen banget sama om Ganteng dan tante cantik. Om tante ayo masuk.” Kata Zulfa cengengesan.
Najwa dan Abdullah dengan Zulfa yang masih dalam gendongannya masuk dan bergabung dengan yang lainnya. Ada Difan, kedua orangtua Najwa, Kedua orangtua Aliya, Kala adik Najwa, Seno adik Aliya dan anggota keluarga yang lain.
“Baru datang Dul? Umi sama abimu gak ikut?” Tanya Om Adit ayah Aliya
“Iya om… tadi ada banyak kerjaan dikantor makanya telat datangnya. Oh abi sama umi lagi ke Surabaya om nengokin usaha yang kelola Rizal sekalian liburan katanya.”
“Makin sukses aja usahanya?”
“Alhamdulillah om. Oh iya om, gimana pemancingannya? Dul liat-liat makin rame aja sekarang?”
“Iya Alhamdulillah Dul. Kapan-kapanlah kamu main ke pemancingan. Refreshing dikit.”
“Insyaallah om nanti saya sempatkan.”
“Ayo sayang turun, kasian Om Abdulnya capek.” Kata Aliya pada Zulfa dibalas gelengan oleh gadis kecil itu
“Biarin Al… lagian gue gak capek kok. malah seneng gue. Kan udah lama gak gendong Zulfa juga.” Kata Abdullah
“Sayang… ikut ayah yuk. Acaranya kan udah mau dimulai. Temen-temennya Zulfa juga udah nunggu daritadi masak Zulfanya masih gendong om Abdul gitu. Nanti lagi ya gendongnya?” Kata Ilham membujuk Zulfa. Akhirnya putri kecil itu luluh dengan bujukan ayahnya. Abdullah memandang kepergian gadis kecil itu yang sekarang dalam gendongan ayahnya.
“Jangan keponakan terus yang digendongi Dul… sekali-kali gendong anak sendirilah.” Goda Om Adit.
“Nah pengennya sih gitu om… tapi mungkin Allah masih memberi kami waktu buat pacaran dulu. Kan dulu belum sempet pacaran.”
“Kok pacaran, deket aja loe berdua gak pernah.” Kata Difan disambut gelak tawa yang lain.
Acara syukuran pun dimulai dipandu MC. Sangat meriah dan mengesankan. Sang pembawa acara dengan mudah membawa suasana menjadi meriah. Najwa memandang puluhan anak-anak seusia Zulfa senang. Abdullah memeluk istrinya seakan tau apa yang ada dalam fikiran Najwa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Karena Sepenggal Cerita Lalu (tersedia Dalam Bentuk Pdf)
SpiritualMasalalu? Aku yakin semua orang memiliki masalalu mereka. Hanya sepenggal kisah yang hanya perlu dikenang tanpa perlu disesali. Karena masalalu tercipta untuk menjadikan diri lebih baik bukan semakin terpuruk. Namun bagaimana jika masalalu lah yang...