Muhammad Abdullah Al Rasyid

5.5K 334 1
                                    

Pikiranku benar-benar kacau saat ini. Bagaimana bisa aku membuat kekacauan seperti ini. Aku dengan sengaja membuat editor kebanggaan perusahaanku mengundurkan diri. Berkali-kali ku baca surat pengunduran dirinya yang ku temukan diatas meja kerjaku tadi pagi. perusahaan kacau, pekerjaan terbengkalai bahkan jadwal cetak majalahpun harus mundur karena ini. Anisaul Khoirun Najwa. Kenapa nama itu terus terngiang di telingaku. Bagaimana bisa ia bersikap seperti anak kecil hanya karena salah satu tulisannya yang akan diterbitkan oleh klien majalah ini. harusnya dia bangga dan berterimakasih padaku. Bukan malah sebaliknya begini.
"Assalamualaikum Dul." salam Difan sahabatku sekaligus sekretaris diperusahaanku
"Waalaikumsalam Fan. Masuk." Kataku sambil meletakkan surat pengunduran diri adek sepupunya itu.
"Kenapa wajah loe Dul?"
"Nih loe baca." Kataku sambil menyerahkan surat itu
"Najwa ngundurin diri??? Kok gue gak tau? Kapan?"
"Gimana loe mau tau orang loe aja gak pernah disini. Sibuk mulu sama jadwal liputan sama motivator loe."
"Iya namanya juga tuntutan kerjaan Dul. Ini anak kenapa ngundurin diri tiba-tiba gini?"
"Mana gue tau. Setelah pulang dari surabaya kemarim dia tiba-tiba aja marah ke gue. Dan ya inilah akhirnya. Surat pengunduran diri."
"Apa gara-gara tulisan yg dipilih sama klien?" Tanya Difan menebak yang ku balas hanya dengan anggukan.
"Tumben itu anak marah kalau tulisannya dipublish. Emang tulisan yang mana?"
"Gue juga belum baca Fan. Kata klien sih minggu depan novelnya jadi. Dan siap dipasaran."
"Secepat itu?" Tanya Difan tak percaya. seberapa hebatkah tulisan gadis itu? Dalam waktu dua minggu tulisannya sudah tersebar dipasaran.
"gue minta tolong loe Fan. Bujuk adek loe itu buat balik lagi ke kantor. Perusahaan kacau gara-gara dia. jadwal cetakpun jadi mundur karena ini."
"Waduh susah bro. Gue kenal banget siapa adek gue itu. Gak akan mungkin dia menarik semua ucapannya. Nanti deh coba gue tanya kedia alasannya kenapa. Tapi kalau buat bikin dia balik kesini gue gak janji."
"Masak iya gue harus nyari editor baru buat gantiin Najwa? Yang bener aja loe. Mana ada editor yang segesit adek loe itu."
"Loe kehilangan banget ya?" Kata Difan dengan senyum jahilnya.
"ngomong apaan loe???" Kataku sambil melempar bolpoin kearahnya.
"Udah deh Dul. Loe itu gak bisa bohong sama gue. gie masih ingat lho waktu loe dulu ketemu Najwa pertama kali. Mata loe gak berkedip sedikitpun."
"Itu dulu sebelum gue tau sifat adek loe itu kayak gimana? Mana mungkin gue bisa suka sama cewek emosian kayak adek loe. Bisa darahtinggi gue."
"Heran gue sama loe dan Najwa. Kalian ada masalah apa sih? Tiap ketemu berantem terus. Padahal kalau Najwa sama gue manjanya keluar."
"Nah loe tanya aja sendiri sama adek loe itu."
"Yaudah ntar deh gue kerumah Najwa. Gue tanyain semuanya. masalah kerjaannya Najwa sementara ini loe bagi aja buat Acha sama Metha. Mereka kan juga dibagian editor. Nanti loe tinggal nambahin satu orang lagi disana. Nisa kayaknya bisa loe masukin editor. Bahasa tulisannya rapi kok. Ya walaupun gak serapi Najwa."
"Thanks saran loe bro. Oh ya gimana liputan loe dibali kemarin? Dapet konsep yang gue minta kan?"
"Dapetlah. Pokoknya gue jamin bakal jadi headline edisi selanjutnya deh."
"Ok gue tunggu artikelnya."
"Siap. Yaudah ya gue keruangan gue dulu. Banyak kerjaan nih. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Difan memang kakak sepupunya Najwa. Tapi aku sangat tau Difan sangat menyayangi adeknya itu. Hidup dalam keluarga berkecukupan tanpa saudara menjadi alasan utama Difan begitu dekat dengan Najwa.
Meskipun aku dan Najwa tak pernah sekalipun akur meski kami juga tak pernah bertengkar, Difanlah penengahnya. Pertemuanku dengan Najwa tak pernah berjalan dengan damai. Aku sendiri heran bagaimana bisa aku dengannya selalu berakhir dengan emosi. Dan Difan selalu menganggapnya sebagai bahan untuk ditertawakan. Tak jarang Difan menjodoh-jodohkanku dengan Najwa. Satu alasan yg ku dapat darinya biar persahabatan antara aku dan Difan bisa menjadi sebuah ikatan persaudaraan. dan aku rasa hal itu sangat tidak mungkin.








Apa yang sebenarnya alasan Najwa mengundurkan diri?

Ditunggu vote dan komennya ya

Karena Sepenggal Cerita Lalu (tersedia Dalam Bentuk Pdf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang