Chapter 7

846 62 4
                                    

Park Shin Hye POV

"Eoh, kau benar-benar berniat membuat telingaku rusak sebelah." Ucapnya diseberang sana dengan nada yang dibuat kesal.

"Kalau iya Kenapa? Dan Ada urusan Apa kau menel-" dia tiba-tiba saja memotong ucapanku, dasar pria tidak punya sopan santun seenaknya memotong pembicaraan orang.

"Karena Aku merindukanmu." Hok..hokk.. Aku tersedat dengan ucapannya. Apa dia lagi sedang bercanda.

"Hah?" Ucapku dengan nada terkejut.

"Aku merindukan suaramu, merindukan dirimu yang selalu mengejarku. Merindukan saat kau berkata lembut dan tatapanmu. Yah, kurasa Aku merindukan segalanya yang Ada pada dirimu dulu."

Sial! Dia Ini kenapa sih? Mencoba menarik ulurkan perasaanku, hah? Tapi kedengarannya dia berkata tulus. Hya! Jangan tergoda dengan perkataannya, kau tahu dia itu pintar berakting dan juga pandai berbicara.

Bibirku benar-benar bungkam saat dia mengucapkan kata 'AKU MERINDUKANMU' dengan kata itu saja sarafku berhenti sejenak, dan degupan jantungku serasa bergetar hebat. Pipiku memanas, jangan katakan kalau Pipiku sekarang memerah karena Perkataannya.

Bagaimana rasanya jika nantinya dia menyatakan perasaan cinta padaku? Pasti akan terasa lebih...
Hyaa!!!! Apa yang kau fikirkan Shin Hye-Ah? Nan michesseo?

Itu tidak mungkin terjadi, mana mungkin dia memiliki perasaan padaku. Kau dan dengannya bagaikan Langit dan Bumi, Langit adalah Song Joong Ki dan Buminya adalah kau, yang Tak akan pernah bisa menyatu dengannya sampai kapanpun. Seberapa ingin aku mendekati langit itu, aku Tak akan pernah bisa mencapainya dengan tanganku sendiri, karena Langit itu sangat jauh, jika ingin mencapainya harus melewati beberapa lapis atau tahapan dan rintangan yang Ada di atas langit itu.

***

Song Joong Ki POV

Sial! Kenapa Aku mengatakan itu sih, dasar pabo, pabo, pabo, paboya. Gila, Aku benar-benar pria Gila. Bagaimana bisa kau mengatakan itu bodoh. Ini tidak masuk akal. Aku terus saja merutuki kesalahanku.

Baiklah, sepertinya Aku harus mengembalikan keheningan Ini. Aku benar-benar benci situasi seperti Ini.

"Ehm.. kau.. sebaiknya tidur. Ini sudah jam setengah Satu malam." Ucapku dengan gugup. Kuharap dia tidak merasakan kegugupanku.

"Ah.. ne." Ucapnya dan langsung mematikan telfonnya sebelum Aku kembali bersuara.

Aku pasti sudah Gila. Ada Apa sih denganku? Hah, sudahlah. Oke, sebaiknya Aku tidur.

****

Kemilauan cahaya yang merambat masuk melalui jendela kaca besar itu membuatnya seperti biasan krystal. Kemilauan itu menyinari wajah seorang gadis yang tertidur dengan lelapnya diranjang nan empuk Ini.

"Eungh..." lenguh seorang gadis, ia mengerjapkan matanya yang indah itu bagaikan permata dan menyesuaikan cahaya matahari yang merambat melalui celah gorden disampingnya.

"Sekarang pukul berapa?" Ucapnya dengan memposisikan dirinya duduk dan mengambil jam weker yang Ada di atas meja samping ranjang.

"Omo.. pukul 09.00a.m. Sial! Aku terlambat." Dia mulai berlari menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

"Mandi? Tidak perlu, itu hanya akan memakan waktu. Aku hanya perlu sikat gigi, cuci muka, dan sedikit pengharum di tubuhku." Urungnya saat ingin mandi.

Seusai membersihkan dirinya, ia langsung memakai pakaian khas kantornya dan mendandani dirinya, duduk di hadapan meja riasnya yang di meja itu sudah terdapat berbagai alat makeup. Ia Tak perlu terlalu berlebihan mendandani dirinya, cukup menempelkan beddak tipis dan lipgloss. Jika terlalu berlebihan memakai makeup, kecantikan alaminya nanti Tak akan terlihat.

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang