Aku paham sekarang antara pria dan wanita tidak ada persahabatan. Salah satunya akan memendam perasaan lebih dari seorang teman.
Bukan main sakitnya memendamnya seorang diri. Berjuang dan bertahan sendirian, tanpa saling mendukung.
Setiap saat merindukannya, tapi kerinduan tak akan bisa terbalaskan. Dia semakin jauh saat takdir tak sesuai ekspetasi.
~ Yong Hwa
***
Min Ah menatap nanar mereka. Kenapa harus begini? Persahabatan yang dulunya ia pikir akan berjalan baik-baik saja, tak disangka bisa hancur hanya karena sebuah perasaan.
Bodohnya pemikiran Yong Hwa. Ia tidak bisa mengontrol emosinya, ambisinya untuk memiliki Shin Hye jauh lebih tinggi.
Min Ah menghampiri Shin Hye dan memegang pundaknya.
"Sebaiknya kau tidak perlu berhadapan Yong Hwa untuk sekarang. Biarkan ia berpikir, saat ini egonya mengontrolnya."
"Bukan ini yang kumau, Min Ah." ia merengkuh sahabatnya. Memeluknya untuk membuatnya tenang.
"Aku tahu, tapi coba pikirkan posisi Yong Hwa. Kau tidak bisa menyalahkan perasaan begitu saja. Salah satu cara memadamkannya, sosok seseorang yang bisa membuat Yong Hwa lebih nyaman. Tapi tidak semudah membalikkan telapak tangan untuk membuka hati pada orang lain." Min Ah begitu bijak.
Shin Hye bahagia bisa memiliki sahabat yang pemikirannya lebih dewasa darinya.
Seperti yang dikatakan Min Ah, mungkin jalan terbaik untuknya tidak bertemu dengan Yong Hwa untuk menyadarkannya.
"Aku sungguh berterima kasih pada Tuhan telah mengirimmu padaku, Min Ah."
"Aku selalu ada untuk membantu sahabatku. Tapi tak bisa dipungkiri bahwa Yong Hwa juga sahabatku. Aku tak mungkin memilih salah satu diantara kalian, kalian berdua terlalu penting untukku."
Shin Hye mengangguk ia pun pamit pergi. Menetap di sini akan membuat hati Yong Hwa kacau.
Min Ah melangkahkan kakinya menuju kamar Yong Hwa.
"Apa kau berpihak padanya, Min Ah?" Min Ah mencoba mendekat.
"Aku tidak memihak siapapun."
"Terus apa ini, kau mendukungnya bersama pria brengsek itu. Oh ayolah Min Ah, dia yang membuat hidup Shin Hye bagai neraka."
Min Ah menghembuskan nafasnya, "Jika itu pilihan hatinya Shin Hye untuk bersama Joong Ki, kau harus membiarkannya bahagia. Lagipula sikap Joong Ki tulus bukan sandiwara."
Yong Hwa menatap sinis, "Itu artinya kau menyodorkanku bendera peperangan, membiarkan Shin Hye masuk ke lubang harimau bukan hal baik untuknya. Kau membiarkan Shin Hye lepas dan memilih pria itu? Kau sama sekali tidak mengerti pera-"
PLAKK!
Yong Hwa tercengang atas tindakan Min Ah. Ia meringis, marah karena Min Ah tak pernah melakukan ini padanya.
Ini semua karena Joong Ki.
"Jika kata lembut tak bisa menyadarkanmu, sepertinya cara terbaik adalah menamparmu. Kau benar-benar berbeda, Hwa yang ku kenal tak memiliki ambisi yang gila seperti ini."
Yong Hwa menunduk, emosi, kesal, marah.
"APAKAH AKU HARUS TERUS MENGALAH?"
"Bukan mengalah, tapi membiarkan orang yang dicintai adalah pilihan. Jika ia memilih orang lain kau harus melepaskannya, bukan mengurungnya karena perasaanmu padanya. Percuma kau mempertahankannya disisimu jika hati dan jiwanya bukan untukmu, akan lebih menyakitkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love
RomanceMelupakanmu? Aku selalu berfikir 'akankah Aku bisa melupakanmu dengan cepat?' Didunia Ini mungkin hanya Aku yang paling tahu rasa itu, rasa bagaimana orang yang kau suka tidak pernah melihatmu, malah menyukai orang lain. Kedengarannya lucu, Aku mas...