Aku dan Cera berangkat sekolah bersama. Tentu tak lupa dengan ketiga teman sahabatku, Irika, Hime dan Izumi. Kenapa Izumi bisa bersama kami, itu karena Izumi datang ke rumah Irika.
Aku tak tahu apa yang mereka bicarakan, tapi aku rasa tak perlu ikut campur.
"Shin, apa terjadi sesuatu? Kau tampak buruk hari ini. Oh... Mungkinkah kau lupa mengerjakan PR?"
Aku saat inj mengalami masalah buruk yang lebih buruk daripada itu. Aku tak punya waktu untuk menger.....-
"....kita punya PR?"
"Kau lebih buruk daripada yang kukira. Kau bahkan lupa kalau kita tak satu kelas. Irika, Hime, Cera, kita harus melakukan sesuatu terhadapnya."
Sial. Aku tak menyangka akan terjebak di permainan kata Izumi. Tapi ini juga membuatku sadar kalau mentalku mungkin sedang kacau.
"Shin-san, apa kau memiliki masalah?"
"Jangan pernah kau menyimpan masalah sendirian. Bukankah kau sering mengatakan itu. Shin-chi, mungkinkah kau merahasiakan sesuatu dari kami?"
Aku bisa melihat mereka berdua khawatir dengan diriku, namun ini masalah yang tak bisa kuceritakan kepada mereka.
"Mungkinkah itu ada hubungannya dengan Cera?"
Bocah ini. Dia selalu menyulut api dalam masalahku. Apa kau ini temanku?
Tapi aku tak bisa menyalahkan Izumi jika berpikiran seperti itu. Jika aku terlihat lesu, Cera justru berseri seri. Hanya aku tahu alasan kenapa Cera seperti itu.
Dia kini adalah istriku. Salah satu istriku. Istri keduaku.
Bagaimana ini bisa terjadi, tentu kejadian tadi pagilah yang menyebabkan semua ini.
Sial. Aku mulai percaya dengan kakek buyutku yang akan segera melayani puluhan iblis.
Aku tak terima dengan semua ini.
___________
----
___________
Setelah aku mendatangani formulir pernikahan dan fakta tentang Cera ketahuan, aku hanya bisa menunggu reaksi apa yang dibuat ibu.
Bagi orang biasa seperti ibu, aku tak akan heran jika dia terkejut, marah atau bahkan mulai berpikir imajinasinya terlalu liar. Dia mungkin akan langsung mengusir Cera atau mungkin aku juga akan diusir. Sebaiknya aku bersiap dengan itu.
Mungkinkah aku harus memerintahkan Cera untuk menghapus ingatannya? Ha ha.. ide buruk. Aku akan menjadi anak durhaka jika melakukannya.
"...bagus. Sekarang giliranmu untuk tanda tangan Cera-chan."
Errr... apa?
Reaksi ibu lebih normal daripada yang kuperkirakan.
Mungkinkah dia menyerah dan memutuskan untuk mengabaikan fakta kalau dia adalah iblis?
"Kenapa diam saja? Cepat lakukan, ...dengan ini kau bisa melakukan apapun terhadap Shin fu fu..."
Daripada normal, aku mulai merasa dia merencanakan hal buruk.
Tangan Cera mulai bergerak. Dia mengambil bolpoinnya, namun dia masih ragu untuk mendatanganinya.
"Jika kau melakukannya, kau bisa bercinta sepuasnya dengan Shin. Tak hanya itu, aku yakin Shin akan langsung merasa puas."
Oh... sekarang aku tak tahu siapa iblis disini. Dan Ibu.... apa kau lupa aku ada di depanmu? Jika kau merencanakan suatu yang buruk, setidaknya lakukan di belakangku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Soul [End]
ActionAku tinggal di dua dunia. Satu dunia normal, yang satunya dunia yang tak pasti aku ketahui. Di dunia itu aku membuat perjanjian dengan iblis cantik. Iblis itu mengambil jiwaku, tapi sebagai gantinya aku hidup. Suatu hari, aku menyelamatkan seekor...