Chapter 17 [Selection]

2.9K 230 1
                                    

♀Ganti POV ke ◇Yume Kuriyama◇


Aku, Yume Kuriyama, 17 tahun. Kelas 2 SMA menjabat sebagai ketua OSIS.

Aku dikenal sebagai seorang pekerja keras, cantik, pandai, dan baik. Tentu juga populer di antara laki laki di sekolah.

Semua itu membuatku terdengar seperti gadis sempurna yang ada dalam kisah manga atau anime. Jujur saja aku sedikit malu saat mendengar popularitasku yang sedikit tak normal, namun semua itu diperlukan demi misiku.

Aku bukanlah seorang agen rahasia pemerintah. Namun pekerjaanku bisa dibilang hampir mirip seperti itu.

Aku adalah anggota sebuah organisasi yang bernama Exolord. Sebuah organisai yang bertujuan melindungi manusia dari balik bayangan. Melindungi dari apa?

Kami beruntung jika lawan kami adalah manusia. Kami bisa menghancurkannya dalam sekejap mata, bahkan tanpa harus mengeluarkan keringat.

Tetapi, musuh kami adalah makhluk supranatural yang bisa disebut sebagai iblis.

Tujuh tahun yang lalu, aku bergabung dengan organisasi. Aku yang terlahir tanpa orang tua dan hidup di jalanan hanya bisa bertahan dengan mencuri. Jika mengingat masa lalu, itu masa yang tersulit dalam hidupku.

Tetapi berbeda dengan teman temanku, aku memiliki kekuatan spesial. Aku bisa menggunakan kekuatan sihir. Aku pernah melihat anime yang karakter utamanya menggunakan kekuatan listrik untuk menembak dengan koin. Itu sangat keren dan aku ingin sekali mencobanya.

Namun memiliki kekuatan super bukan berarti ini menjadikanku karakter utama anime. Justru karena aku memiliki kekuatan ini, aku ditakuti teman temanku. Dan akhirnya, akupun memutuskan untuk tak menggunakannya lagi.

Sayangnya, aku tak bisa menghilangkan kekuatan aneh ini. Kekuatan untuk melihat hantu.

Suatu hari, aku merasakan suatu yang tak nyaman di sekitar tempat tinggal kami. Meskipun tempat tinggal kami adalah bangunan tua tanpa ada listrik dan gelap gulita, namun kami tak pernah takut atau merasa tak nyaman. Lebih tepat jika kami tak memiliki pilihan lain. Tetapi, pada malam bulan purnama itu benar benar membuatku takut.

Hantu yang biasanya muncul untuk mendekatiku tak menunjukan sosoknya. Yah.. meskipun aku lebih senang karena tak harus melihat hantu dengan mata hancur dan bersimbah darah, namun ketidakhadirannya justru membuatku tak nyaman.

Dan itupun terjadi.

Teriakan keras terdengar dari arah temanku yang tertidur pulas. Meskipun aku merasakan hawa mencekam dan menakutkan, namun tubuhku bergerak dengan sendirinya menuju ke tempat dimana temanku berada.

Saat tiba, aku langsung tersungkur saat melihat teman temanku yang masih tersenyum sebelum mereka tidur, kini mereka menjadi gumpalan daging yang tercerai berai. Organ tubuh mereka berserakan di mana mana dan aku masih bisa mendengar suara tulang hancur karena dikunyah oleh sesuatu.

Lalu aku melihatnya. Sebuah sosok iblis yang membunuh semua keluargaku.

Setelah kejadian itu, aku tak tahu harus bagaimana. Tujuanku hidup hanya untuk balas dendam dengan membunuh iblis yang telah melakukan semua itu.

Tapi, dalam hati aku bertanya. Kenapa aku yang dibiarkan masih hidup?

Seberapa keras aku berpikir, aku tak menemukan jawabannya. Namun aku tahu, aku hidup untuk membunuh monster itu.

Tak berapa lama kemudian aku bergabung dengan Exolord. Awalnya aku hanya mengikuti kemana insting kekuatanku membawaku. Ini sebuah taruhan, namun aku memenangkannya.

Di Exolord, aku tahu bahwa tak hanya diriku saja yang memiliki kekuatan spesial. Bahkan orang seperti diriku banyak di dunia ini, hanya saja orang dengan kemampuan bertarung melawan iblis cukup jarang.

Beruntung, aku adalah salah satu dari mereka. Jika tidak, aku tak tahu lagi apa yang harus kulakukan. Mungkin aku akan bunuh diri daripada harus hidup dengan tanpa arti.

Aku kemudian berlatih bersama dengan anak yang memiliki kekuatan yang sama denganku. Guru kami, Wersiz-sensei merupakan guru yang baik, tetapi saat bertarung dia bagaikan orang yang berbeda dan membuatku takut.

Pelajaran pertama kami adalah, kekuatan besar bukan berarti kami menggunakannya untuk bertarung. Kekuatan juga bisa digunakan untuk melindungi dan menolong orang lain.

Kata kata itu membuka mataku tentang adanya cara lain untuk menggunakan kekuatanku selain untuk membalas dendam, namun aku juga tak bisa membuang semua keinginanku. Karena itulah aku memutuskan untuk membalas dendam terlebih dahulu sebelum menggunakan kekuatanku untuk kebaikan.

Di organisasi inilah aku mendapatkan pelatihan dan berbagai macam hal mengenai musuh yang kami lawan. Monster yang disebut sebagai iblis terlahir dari jiwa dan keinginan buruk manusia. Dengan kata lain, tak ada kata 'habis' untuk iblis.

Iblis yang kami lawan memiliki tingkat kekuatan seperti dalam game. Yang paling lemah tingkat E sedangkan tingkat tertinggi S.

Aku penasaran dan akhirnya bertanya tentang iblis yang kulihat. Aku terkejut saat mengetahui iblis yang membunuh temanku merupakan iblis tingkat S. Saat itu aku hanya melihat kegelapan yang menakutkan, namun dari penjelasan Werziz-sensei, kegelapan yang kulihat hanyalah kamuflase atau kekuatanku masih belum cukup untuk melihat ilusinya. Dan dari ciri tindakannya, maka tak diragukan lagi iblis itu merupakan tingkat S.

Iblis tingkat S hanya ada 13 di dunia ini. Namun sebagai ganti jumlah mereka yang sedikit, maka kekuatan mereka juga di atas rata rata iblis biasa. Yang cukup membuatku terkejut adalah setiap iblis tingkat S bisa disamakan dengan senjata nuklir, jadi mereka bisa menghancurkan sebuah negara jika mereka mau.

Mengetahui siapa yang akan kulawan tak membuatku gentar. Justru ini membuatku semakin bersemangat untuk memperoleh kekuatan besar.

Waktupun berlalu dan setelah melaui latihan berat, akupun saat ini bisa mengalahkan iblis tingkat A sendirian. Tinggal sedikit lagi aku bisa mendapatkan kekuatan yang kuimpikan dan membalas dendamku.

Dalam berbagai macam latihan, kami kadang juga harus melaksanakan misi. Aku tak sabar menanti misi apa yang akan mereka berikan kepadaku. Setelah semua hasil sempurna yang kudapatkan, mungkin aku akan segera mendapatkan misi tingkat S.

Tetapi-

Setelah aku membaca misi yang aku lakukan, aku tak punya pilihan selain berteriak. Teriakanku bahkan dikira seekor monster yang kabur dari sangkarnya. Itu adalah bukti keterkejutanku dengan misi yang kuterima.

Misi tingkat E, mengawasi seseorang.

Ayolah, mereka pasti sedang bercanda. Aku harap begitu, namun ternyata tidak.

Mereka lalu menjelaskan misi yang kulakukan memang tingkat terendah, namun juga bisa menjadi tingkat A atau bahkan tingkat S tergantung situasi. Aku tak mengerti, namun setelah melihat target yang kuawasi, aku hanya bisa memiringkan kepalaku.

Bagaimana tidak, saat mengetahui di dalam data tertulis 'setengah iblis', mana mungkin aku tak terkejut. Aku tahu semua jenis iblis, namun ini baru pertama kalinya mendengar tentang setengah iblis.

Mereka menjelaskan setengah iblis sangatlah langka. Bahkan dalam seribu tahun belum tentu setengah iblis terlahir. Bisa mengawasi manusia langka di dunia sedikit membuatku lega.

Sayangnya, saat aku bertanya 'kapan aku memulai misiku?', jawaban yang kudapat cukup mengejutkan.

Aku harus bersekolah.

Orz.

Hanya karena usiaku sudah cukup bersekolah dan cocok dengan misi kali ini, mereka menyekolahkanku. Namun aku tak pernah bersekolah sebelumnya, jadi ini sedikit aneh bagiku. Jangan bilang mereka ingin menyekolahkanku dengan alasan sebuah misi.

Tidak tidak tidak. Aku benci ini. Dan mereka tahu aku tak mungkin bisa menolak.

Sial. Sial. Sial.

Dan begitulah bagaimana bisa aku bersekolah.

Semua persiapan dilakukan oleh Exolord, jadi aku tak perlu kawatir dengan masa lalu yang tak pernah mendapatkan pendidikan atau semacamnya. Bahkan mereka menyiapkan latar belakang yang sempurna seperti di film.

Detail lebih lengkap aku akan menemukannya setelah bertemu dengan rekan misiku. Entah mengapa aku tak merasa kalau sedang menjalani misi yang luar biasa.

Hari pertama. Aku mengawasi dari kejauhan dengan menggunakan teropong. Dengan jarak hanya sekitar 100 meter, ini bagaikan misi mata mata. Keren.

Saat melihat pemuda tampan yang diketahui sebagai setengah iblis, aku tak menemukan keanehan darinya. Bahkan bisa dibilang dia sangat normal. Yang cukup menarik dia memiliki teman teman sedikit aneh.

Salah satu dari mereka adalah anak Yakuza. Ini menarik. Tetapi aku terkejut bagaimana dia bisa berhubungan dengan keluarga semacam itu.

Hal yang menarik lainnya adalah fakta dia pernah mengalami kecelakaan. Karena itu dia harus mengulang satu tahun sekolahnya. Jika dia sehat, mungkin dia akan satu sekolah denganku.

Baiklah, aku mulai mengerti kenapa misi ini diberikan padaku.

Dan begitulah, aku terus mengawasinya selama satu tahun tanpa ada keanehan berarti. Dan tahun ini dia akan satu sekolah denganku.

Disaat yang sama aku menjabat ketua OSIS. Aku melakukan ini agar mudah mengawasi. Sekolah tak terlalu keberatan karena seluruh sekolah sudah berada dalam kendali Exolord. Satu hal yang cukup mengejutkan, ternyata sekolah ini merupakan tempat iblis tingkat A disegel. Aku tak tahu kenapa, tapi kurasa karena itulah sekolah ini berada di pengawasan Exolord.

Hari pertama tahun pelajaran dimulai, aku mengawasi dari jauh sekaligus mengawasi murid murid baru. Sejauh ini tak ada keanehan, namun siang harinya aku bertemu dengan Shin yang terlihat sedang terbengong. Karena ini dekat toilet perempuan, aku rasa dia ingin mengintip mereka.

Sejauh hasil pengawasanku, dia memang sedikit mesum. Kurasa ini wajar kah.

Tetapi saat aku menepuk pundaknyan agar dia tak melakukan aksinya, aku lebih bingung saat dia bilang tak tahu kenapa dia ada disana. Aku tahu dia memiliki akting jelek, jadi aku tahu dia berbohong atau tidak.

Saat melihat dari dekat, aku merasakan tak ada yang aneh dengannya. Hanya saja aku merasa ada kekuatan yang tersembunyi dalam tubuhnya.

Jadi inikah yang dinamakan setengah iblis?

Karena penasaran, aku berencana bertemu dengannya lagi. Namun seperti takdir, aku bertemu dengannya saat sedang membeli makan siang. Karena membeli banyak, aku menawarkan beberapa rotiku. Dan karena aku ingin lebih mengenal lebih dekat, aku ingin bertanya banyak hal.

Tetapi ini tak semudah yang kupikirkan. Dia terlihat sangat terbuka kepada temannya, namun saat berhadapan dengan orang yang dia curigai, dia akan sangat tertutup. Dia bahkan terlihat membenciku.

Ini bukan masalah besar karena aku bisa membangun hubungan baik kapan di lain waktu. Yang menjadi perhatianku saat ini adalah cincin dengan aura besar di jarinya.

Aku tak tahu kenapa, aura dan karisma Shin semakin besar akhir akhir ini. Apa itu hanya khayalanku?

Beberapa hari kemudian, aku merasakan sesuatu yang aneh. Tiba tanda yang menghubungkan diriku dengan segel di sekolah mulai rusak. Tanda itu hanya diperuntukan untuk para penjaga, karena itulah aku yakin sedang terjadi sesuatu dengan segelnya.

Tetapi, siapa yang mampu merusak segel itu?

Segel yang digunakan untuk menyegel iblis 700 tahun yang lalu sangatlah kuat. Segel itu bahkan tak terpengaruh oleh waktu dan berada di dimensi lain. Hanya orang tertentu saja yang mengetahui cara dan masuk. Ini tak masuk akal.

Beruntung aku masih di sekolah. Aku menuju tempat khusus di sekolah dan menuju ke dimensi lain menggunakan semacam sihir teleportasi.

Saat tiba, aku hanya bisa melebarkan mataku karena Shin ada di sana bersamaan dengan mantra yang hampir semuanya habis. Syukurlah aku tak terlambat.

Sayangnya, aku tak bisa bersantai. Saat aku bisa bernafas lega, Shin menghancurkan mantra terakhir. Aku tak tahu bagaimana dia melakukannya, tetapi kami dalam masalah besar.

Dan begitulah aku bertarung dengan Cerberus.

Cerberus merupakan iblis tingkat A. Aku pasti bisa mengalahkannya dengan mudah. Tetapi, meskipun aku menggunakan Divine Armament <Byakko>, namun aku tak bisa melukainya. Aku bahkan menggunakan trump card, namun semuanya tak berguna.

Aku berpikir akan mati. Mati sebelum membalas dendamku, ini suatu hal yang paling tak kuiinginkan. Daripada memilih mati, aku rela menjual jiwaku selama aku bisa balas dendam.

Saat dalam kegelapan, aku bertemu dengan seorang gadis berambut perak dengan mata merah ruby yang indah. Dia bagaikan malaikat, namun dari senyuman tipis yang dia tunjukan, aku tahu dia bukanlah malaikat.

Mungkin karena mendengar doaku, iblis ini muncul di depanku.

Saat aku bertanya "Apa yang harus aku lakukan agar dapat membalas dendamku?" Iblis itu hanya tersenyum kecil.

[Semua yang kau inginkan akan kau dapatkan]

Aku tak mengerti apa maksud dari perkataannya, namun itu sebuah jawaban yang kuinginkan.

Kemudian aku terbangun di tempat tidur rumahku. Bagaimana aku bisa sampai disini? Mungkinkah Shin yang membawaku ke tempat ini?

Hm? Kenapa saat memikirkan  Shin wajahku memerah. Jantungku juga berdebar kencang. Apa yang terjadi denganku?

Keesokan harinya aku mengetahui Cerberus itu sudah tak ada di dimensi itu. Dengan kata lain dia sudah pergi. Karena tak ada kekacauan di kota, aku yakin Cerberus itu kembali ke tempat asalnya, neraka. Memang tak ada bukti, namun aku lega karena tak perlu terjadi perang yang tak berguna.

Aku ingin bertemu dengan Shin, namun aku dipanggil oleh Exolord. Mungkin mereka ingin meminta penjelasan apa yang terjadi dengan Cerberus. Ini wajar mengingat ini adalah tanggung jawabku. Dan aku gagal. Aku siap mendapatkan hukuman, namun aku akan memohon setidaknya nyawaku diampuni.

Bukan Exolord memberikan hukuman berat karena aku gagal, namun setidaknya ini adalah caraku bertanggung jawab.

Saat aku bersiap dengan nasibku, aku terkejut karena aku dipanggil bukan karena kegagalanku.

Para petinggi Exolord mengumpulkan semua anggota elit untuk memberitahukan suatu yang penting. Suatu yang lebih penting dari kaburnya Cerberus. Aku benar benar penasaran.

Dan itulah awal aku mendengar istilah <Selection>.

Love and Soul [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang