Chapter 16 [Game Begin?]

4.1K 288 14
                                    

____Part 01

Hari hari biasa terlewati. Tak terasa musim semi berlalu berganti dengan musim hujan. Aku harus berangkat sekolah dengan membawa payung dan begitu pula dengan Cera.

Sepertinya dia mulai terbiasa dengan kehidupan manusia. Aku senang melihat senyumannya setiap hari. Sayangnya, aku tak terlalu senang dengan kebiasaan merayuku dengan menggunakan tubuhnya itu. Aturan dunia manusia memang tak berlaku untuk iblis, namun kita tinggal di dunia manusia, jadi sebaiknya jangan terlalu menarik perhatian.

Kehidupan normal adalah yang terbaik.

Seperti biasa kami berdua berangkat bersama dengan Irika dan Hime. Masa masa menyenangkan ini akan lebih lengkap jika Izumi bergabung, namun aku mendengar dia sibuk bermesraan dengan pacarnya. Uh.. Aku tak peduli lagi. Jujur saja aku kawatir dengan perbandingan antara lelaki dan perempuan di sini. Jika dilihat dari sisi orang lain, mungkin mereka akan berpikir keempat gadis cantik ini adalah anggota haremku.

Tolonglah. Aku hanya mencintai Stania. Kehidupan harem bukanlah pilihan.

"Selamat pagi.."

"Selamat pagi, Irika-chan. Hime-chan."

Sekarang Cera bahkan sering menyapa mereka seolah menjadi rutinitas.

"Selamat pagi."

"Oz!"

Aku tak mengerti maksudmu. Bisakah kau menggunakan bahasa manusia?

"Bagaimana kalau kita cepat berangkat agar tak basah?"

"Mau bagaimana lagi, kau memang seperti ini."

Hime dan Cera hanya tersenyum kecut.

Maaf saja. Bukannya aku terburu buru, namun sejak dulu aku mudah sakit jika cuaca buruk. Aku tak sakit sampai sekarang bisa dibilang keajaiban.

"Tapi kau sepertinya lebih baik. Kau jarang sakit akhir akhir ini kan?"

Jika dipikirkan lagi apa yang dikatakan Irika benar.

"Mungkin mengunjungi kuil setiap hari menyingkirkan penyakit di tubuhku. Kau juga sebaiknya datang. Mungkin saja lemak di tubuhmu ikut berkurang."

"Jangan panggil mereka lemak. Jika dibandingkan dengan tubuh kerempengmu, aku lebih baik."

"Ya ya.. Ya.. Mereka adalah daging berlebihan yang seharusnya tak ada. Jika seorang gadis, aku pasti membuangnya dengan berdiet."

"Haha.. Diet hanya untuk gadis penakut. Sebanyak apapun yang kumakan tak akan pernah membuatku gemuk."

"Kau tak menyadarinya? Semua nutrisi yang seharusnya menyebar ke seluruh tubuh hanya menuju ke satu tempat. Dan kurasa kau tahu betul maksudku?"

"Kau memang mesum. Sebegitunya kau ingin menyentuh dadaku?"

".....tidak. Aku tak tertarik dengan tumpukan daging itu."

"Fufu..kenapa kau telat menjawab. Haha.. Pasti aku tepat sasaran.".

"Aku tak peduli lagi."

Jika aku terus berdebat, aku pasti akan kalah. Mari berhenti sebelum itu terjadi.

"Fufu.. Kau memang penakut."

"..."

Yep. Di mata mereka aku memang seperti itu.

Dan aku tak ingin membantahnya.

Tak berapa lama kemudian kami tiba di sekolah. Tapi kenapa saat aku memasuki gerbang sekolah aku merasakan suatu yang aneh.

Love and Soul [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang