Part 2

1K 37 1
                                    

Daniel Pov

Hari ini aku akan melamar Julie, semua sudah disiapkan laura. Dia sudah menghias restoran sebagus mungkin katanya. Aku senang laura membantuku melamar Julie, karena dari sma dia tidak mau turun tangan dengan hubungan aku sama kekasih ku.

Aku menjemput Julie, dan membawanya ke restorant yang sudah aku booking, sangat indah banyak kelopak bunga mawar yang tersebar dan lilin-lilin. Tiba-tiba ada 3 orang datang kepanggung bermain musik, 1 bermain biola, 1 bermain piano dan 1 lagi bernyanyi. Aku mengajak Julie duduk di kursi kami. Pelayan datang dengan mengantar makanan, aku yakin ini sudah direncanakan oleh laura. Pantas aja aku mengeluarkan biaya yang cukup mahal dia menyewa koki ternama buat memasak makan malam kami. Lalu ke makanan penutup ada cake berbentuk love yang bertulis will u marry me Julie tersontak kaget.

"aku ingin menikah, kita sudah cukup lama menjalin hubungan. Aku yakin kalau kamu wanita yang tepat menjadi pendampingku. Aku ingin kamu menjadi istriku"kata ku, ini adalah kata-kata yang terus aku latih. Julie menangis dia mengangguk.

"Terima kasih,"aku mengecup punggung tangannya. "kamu tau semua ini laura yang mengkonsepnya, aku enggak tau dia punya ide sebrilian ini buat lamaran. Kamu tau aku sampai menggunakan laura sebagai percobaan kata-kataku tadi hahahha"aku tertawa. "aku tadinya mau marah dia minta biaya yang banyak melihat seperti ini aku merasa yang aku keluarkan sangat dikit. Ohya dia juga bilang mau menjadi desaigner baju nikah kita, malah dia bilang akan kasi free" tambah ku lagi.

"CUKUP!!"Bentak Julie berdiri. "Kamu ingin menikah dengan ku atau laura?"tanyaknya marah. Kenapa ini apa yang membuatnya marah.

"Dari mobil kamu terus menyebut Laura. Sekarang pun saat kamu melamarku kamu juga menyebutnya" Julie sangat marah sampai dia menepis tangan ku saat ingin memegangnya.

"Aku mencintaimu"ucapku lantang. Julie menghadapku sebelumnya dia sempat membalikkan badannya.

"Jika kamu mencintaiku kita menikah 3 bulan lagi, dan selama itu jangan pernah bertemu dengan Laura"Tegasnya.

Entah apa yang terjadi kenapa seakan ditusuk ribuan pisau seluruh badanku, aku diam, aku bingung. Aku dan laura seperti saudara kembar. Kami tidak pernah terpisah paling lama tidak bertemu 5 hari dan ini 3 bulan mana bisa aku tahan.

"Kenapa? Kamu tidak bisa?kalau begitu kita tidak usah menikah"Julie ingin pergi, dengan cepat aku menahan tangannya. "Aku tidak akan menemuinya"aku memeluk Julie.

Selama perjalanan mengantar Julie pulang. Aku hanya diam. Aku berpikir bagaimana aku untuk tidak bertemu dengan Laura. Dia pasti heran tiba-tiba aku tidak ingin menemuinya.

"Apa kamu berubah pikiran?"tanya Julie menghilangkan suasana hening di mobil.

"Tidak sayang"jawabku,mengelus tangannya.

Di Apartement

Aku melihat handphone ku yang terus berbunyi, itu panggilan dari laura. Aku ingin sekali menerimanya tapi mengingat janjiku . Tapi tunggu, aku kan berjanji tidak menemuinya bukan tidak menerima teleponnya.

"hallo" jawab ku

.....

"aku sedang mandi tadi"bohongku

.....

"sukses, dia menerimaku"jawab ku singkat

....

"3 bulan lagi kami menikah. Mungkin dalam waktu itu aku tidak menemuimu kamu taaukan aku sibuk dengan perusahaan ditambah lagi aku sibuk dengan persiapan pernikahan"jelasku. Aku harus mencari alasan sekarang agar nanti laura tidak bingung.

....

"tidak dia punya desaigner lain katanya"

.....

"APA??"kaget ku langsung duduk.

.....

"kamu yakin?tapi kalau kamu sudah menyukainya selamat deh"dengan sedikit ketus aku mengatakannya.

....

"ya sudah tidur sana. Goodniwe mimpi indah"ucap ku lembut. Aku menatap layar handphoneku. Wallpaperku adalah fotoku dengan Julie. Jujur ada sedikit sakit di hati ku saat harus berjauhan dengan laura tapi aku tidak bisa kehilangan Julie.

--

Jangan Lupa beri Like dan Komentar

I Love You, My BFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang