6 - Terjebak

1.6K 96 11
                                    

SUDAH DI REVISI

Hari ini adalah hari terakhir liburan kenaikan kelas. Akhirnya saat-saat menyenangkan berakhir di sini. Karena, mulai besok semua siswa akan bertemu dengan pelajaran dan tak bisa bersantai. Bangun pagi, pulang sore.

Zahra dari pagi tadi masih berada di pekarangan rumahnya sehabis olah raga. Lamunannya membawa ia teringat saat ia liburan di villa. Dan hal itu hanya terlintas di benaknya, tak sengaja.

Tapi, tiba-tiba lamunannya buyar, ia teringat bahwa hanya tas dan sepatu yang baru ia siapkan. Padahal besok sudah sekolah. Bahkan ia lupa dimana seragam sekolahnya.

Segera, Zahra bergegas menuju kamarnya. Memeriksa lemari pakaiannya untuk mencari seragam sekolah. Kemudian merapikan buku-buku yang berserakan di meja sehabis ia beri sampul.

Matanya menjalajah meja yang rapi. Setelahnya ia membuka tas yang ia bawa sewaktu di villa. Ada yang janggal kali ini. Sepertinya ada sesuatu yang tidak ada di tasnya. Sapu tangan!

Tak mau tinggal diam, Zahra bergegas mencari di tempat lain. Hampir 5 menit ia mencari dan tak ketemu juga.

Setelah mengingat-ingat kembali, "Oh iya, masih dibawa Naufal!" katanya sembari menepuk kening

Bakal dikembaliin atau nggak ya?

Setelah selesai beres-beres, Zahra keluar kamar menuju balkon. Ia duduk di ayunan kayu panjang yang di belikan ayahnya 2 bulan lalu. Ini masih jam 9 pagi, membosankan jika hanya duduk di rumah. Ini juga hari minggu. Ya beginilah nasib jomblo, nggak ada yang ngajak jalan.

Tiba-tiba, terbesit di pikiranya untuk mengajak Tasya menonton di bioskop. Segera, ia menelfon sahabarnya itu. Dan tak perlu waktu lama, Tasya mengangkatnya.

"Assalamualaukum, Ra," sapa Tasya.

"Waalaikumsalam. Gabut nih, main kemana gitu yuk. Nonton?" tawar Zahra tanpa basa basi.


"Boleh-boleh. Kapan? Jam berapa?"

Anya berpikir sejenak. Kamudian menjawab, "Sekarang deh. Tapi gue siap-siap dulu."

"Oke!"

Setelahnya, Zahra segera bergegas untuk berganti baju. Kali ini gadis itu berpakaian feminim. Entahlah, ada apa dengan gadis itu.


***

Karena film sebelumnya belum selesai, terpaksa mereka harus menunggu hingga mereka bisa masuk. Duduk di salah satu sudut, sebagai jomblo yang dari tadi melihat pasangan-pasangan yang berlalu-lalang, mereka hanya bisa tersenyum alakadarnya.

Tak lama, mereka akhirnya bisa masuk Mereka mencari tempat duduk sesuai tiket yang berada di genggaman Zahra.

Tiba-tiba ada seseorang yang kebetulan sangat Zahra kenal duduk di sebelahnya.

Naufal dan Fahri!

"Eh, ada Zahra," sapa Fahri sok akrab, "ada Tasya juga."

Di kalimat keduanya, Fahri tampak menunjukkan senyum yang berbeda dari senyum yang ia berikan kepada Zahra. Cowok ini mulai lagi.

Zahra yang kebetulan terfokus pada seseorang di belakang Fahri, Naufal, hanya diam sembari melihat ekspresi Naufal yang biasa saja itu.

Memangnya apa yang kamu harapkan, Ra?


***

Setelah selesai nonton Zahra dan Tasya pergi ke kafe yang kebetulan sedang tak begitu ramai seperti biasanya.

"Black Sesame Green Tea Frappuccino sama Extra Coffee Caramel Frappuccino." Tasya memesan.

Mereka pun ngobrol-ngobrol sembari menikmati minuman untuk membunuh waktu. Main hari ini belum puas kalau cuma nonton doang.

"Sya, tadi ada si Fahri. Nggak kamu ajak kesini gitu?" goda Zahra sembari tertawa cekikikan.

"Ih apaan sih, ketawa lo kaya mba kunti tau ga!" jawabnya.

"Lo itu ya, malu-malu tapi mau. Udah, jujur aja kalo lo suka sama Fahri," godaku lagi.

Ya, memang Tasya seperti punya perhatian lebih kepada Fahri. Mungkin Tasya udah kena peletnya Fahri.

"Tau ah."

Tiba-tiba ada suara tak kasat mata muncul dari belakang Zahra.

"Hai cantik," sapa Fahri yang tiba-tiba muncul entah dari mana dan di sebelahnya lerlihat Naufal hanya diam, lagi.

"Ngapain lo di sini?" kata Tasya jutek.

Fahri tak menjawab dan duduk di dekat Tasya. Naufal sedari tadi hanya diam dan tetap berdiri.

"Eh, bro, ngapain lo berdiri aja. Duduk tuh di sebelahnya Zahra," kata Fahri.

Naufal tetap diam dan duduk di sebelah Zahra sembari menyeruput hot cappuchinonya.

"Oh ya, gue lupa!" Tasya menepuk keningnya. "Titipan sepupu gue belum gue beli!" lanjutnya sembari berdiri dari tempat duduknya.

"Gue ik–" kata-kata Zahra terpotong.

"Udahlah nggak usah!" Tasya pun segera keluar dari cafe untuk membeli apa yang di pesan oleh sepupunya dan Fahri mengikutinya dari belakang.

Tinggal Zahra dan Naufal yang berada di sini. Berdua menikmati alunan musik yang diputar di kafe ini. Menikmati keheningan diantara mereka.

"Gimana keadaan adik lo?" tanya Zahra untuk mencoba memecah keheningan.

"Ya, udah ga sakit lagi, katanya." Naufal masuh melihat ke depan ketika Zahra melihatnya.

Zahra hanya menganggukkan kepalanya, meski ia tak tau Naufal melihatnya atau tidak.

"Em, sapu tangan lo masih ada di gue. Besok gue kembaliin," kata Naufal yang di jawab dengan anggukan.

Waktu berlalu, Zahra dan Naufal masih berada di kafe tersebut. Menikmati minumannya dan ngobrol-ngobrol santai. Jujur, hati Zahra benar-benar bahagia, bisa sedekat itu dengan Naufal.

Di sisi lain, seorang wanita tengah memperhatikan kedua manusia yang sedang duduk berdua di dalam kafe itu. Kedua tangannya meremas rok yang tengah ia kenakan. Ia tak suka melihat hal itu. Ia ingin sekali menghancurkan wanita yang tengah duduk di dekat orang yang ia cintai.

Aku tak akan membiarkanmu hidup tenang! katanya dalam hati.

🌸

To be continued

🌸

Hi readers ....
Sekarang udah aku kasih tokoh antagonisnya nih....

maaf updatenya dikit-dikit...

Jangan lupa vote and comment ya.. di tunggu vomment nya....

Luv you 😘❤

Love Story (SEDANG DIREVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang