39 - LDR

968 46 7
                                    

🎶LDR - Raisa


Sudah berjalan dua tahun Fino kuliah di London bersama dengan Deo. Menurut pengamatan Fino, Deo saat itu kembali ke London karena patah hati. Berbeda dengan Fino yang pergi setelah berbaikan dengan Zahra.

Fino beruntung. Hubungannya dengan Zahra sampai saat ini masih berjalan dengan baik. Zahra sekarang melanjutkan kuliahnya di fakultas kedokteran. Fino selalu percaya gadis itu mampu meraih cita-cita yang sangat di inginkan oleh Zahra.

Hidup di negara orang memang ada positif dan ada negatifnya. Tapi bisa dinikmatin positifnya saja. Dan negatifnya dianggap bonus.

"Enak ya, di sini banyak bule cantik," canda Fino ketika ia duduk di sebelah Deo di rumah auntynya, mommy Deo.

"Kayaknya lo harus di laporin ke cewek lo. Nanti kalau lo lagi video call sama dia, gue rusuhin lo. Terus nanti gue bilangin kalau lo ada niatan buat selingkuh. Kan lumayan kalau putus cewek lo buat gue," kata Deo sembari terbahak melihat ekspresi marah Fino yang seakan-akan siap menerkamnya.

"Gue cuma bercanda. Nggak ada yang lebih cantik dari Zahra."

"Oke, santai. Gue juga bercanda." Deo menepuk pundak sepupunya itu dan di ikuti tawa mereka berdua.

Fino mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan yang tengah ia tempati saat ini. Rasanya ia merindukan Zahra, lagi. Hanya melihat lewat video call saja tidak cukup. Tapi mau bagaimana lagi. Ia harus fokus dengan kuliahnya. Ia tak boleh mengecewakan orang tuanya.

Hanya tinggal menunggu beberapa tahun lagi. Ia akan kembali bersama Zahra. Menjadi orang sukses ketika kembali ke Indonesia.

^^^

Mengalun pelan lagu LDR milik Raisa di laptop Zahra. Sudah hampir lima kali lagu itu diputar. Sepertinya Zahra tengah galau memikirkan Fino. Sambil berbaring di tempat tidur, Zahra menatap langit-langit kamarnya.

Tak berselang lama, ia merasakan getaran dari handphone yang ia letakkan di dekat laptopnya. Dan ternyata ada video call dari Fino. Dengan semangat 45 ia menerima video call dari Fino.

Di layar ponselnya sudah ada wajah Fino yang sepertinya tengah berada di dalam sebuah kamar.

"Hai, Ra. Ya ampun, gue kangen banget sama lo," sapa Fino di seberang sana.

Sekarang panggilan lo-gue untuk Zahra dan Fino terlihat biasa saja. Tak seperti dulu yang sangat mementingkan panggilan.

"Aih, lebay lu, ah," ejek Zahra yang diikuti dengan kekehan pelan gadis itu.

Samar-samar Fino mendengar suara lagu yang sepertinya ia kenali. "Lo kangen juga kan sama gue? Terbukti kalailu lo lagi galau-galauan pake lagu LDRnya Raisa," ejek Fino.

"Aaa, Fino. Beliin gue tiket ke London," pinta Zahra sambil teriak-teriak tidak jelas.

"Tuh, kan. Bener kata gue. Ck, kangen bilang aja."

"Nggak kok. Orang minggu depan ada konser the chainsmokers di sana."

"Aih, bohong lo jelas banget ya. Gue tau nggak ada konser apa-apa bulan ini di London."

"Seandainya, sang waktu dapat mengerti. Takkan ada rindu yang t'rus mengganggu. Kau akan kembali, bersamaku." Zahra tiba-tiba bernyanyi mengikuti bagian lagu yang terputar saat ini.

Love Story (SEDANG DIREVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang