43 - Begin!

1.1K 54 8
                                    

Sore ini kebun belakang kediaman Zahra sudah ramai dengan hiasan lampu-lampu kecil yang di gantung dari pohon ke pohon. Hal-hal seperti ini tidak lain adalah kelakuan Zahra. Dia ingin membuat acara kecil-kecilan, semacam pesta, karena hari ini adalah ulang tahunnya. Sebenarnya bukan hanya rencana Zahra, tapi Fino dan lainnya seperti Tasya dan Fahri ikut andil dalam merumuskan rencana ini.

Dan di sini, Zahra tengah menata beberapa meja kecil dan alas untuk duduk. Rencananya ia ingin membuat tempat duduk lesehan, agar lebih asyik. Sedangkan Fino yang sudah membantu sejak jam 3 tadi, tengah duduk santai di ayunan kayu dekat kolam ikan. Fino memang kejam membiarkan Zahra melakukan hal itu sendirian. Ya, Zahra memang sendirian, Ayah dan Bunda tidak di rumah, sedangkan bibi tengah memasak di dapur.

Dengan langkah santai, Zahra menghampiri Fino yang dengan santainya mengayunkan ayunan kayu di sana. Sebenarnya Zahra ingin menggigit Fino saat ini juga jika ia tak sedang lelah. Jika dipikir-pikir, menggigit Fino juga tak ada gunanya. Mau digigit, dibakar, ataupun dibunuh, Fino akan tetap seperti itu, menyebalkan.

"Kamu bau asem. Sana mandi!" usir Fino ketika Zahra baru saja duduk di ayunan sebelah cowok itu.

Ah sial, punya pacar kok ngeselin. Dasar iblis! batin Zahra mengumpat.

"Kamu bau tanah!" Zahra balik menghina.

Fino yang mendapat semprotan dari Zahra langsung tertawa terbahak-bahak. Sedangkan Zahra menatap cowok itu tak percaya. Bagaimana bisa dia tertawa ketika dikatakan bau tanah. Biarlah! pikir Zahra.

Sebelum ke kamar untuk mandi, Zahra memutuskan ke dapur dulu untuk mengambil minum. Baru saja Zahra memasuki area dapur, ia sudah dikagetkan oleh Tasya yang berjalan hampir menabraknya.

"Sejak kapan lo di sini?" tanya Zahra yang sudah menghilangkan rasa terkejutnya karena Tasya.

Sebelum sahabatnya itu menjawab, Zahra berjalan pelan menuju meja makan yang di atasnya sudah ada gelas dan botol besar berisi air putih.

"Udah dari tadi. Lo belum mandi?" Tasya yang tadinya mau ke kebun belakang langsung berbalik mengikuti Zahra.

"Abis ini. Males benget gue." Zahra kembali meminum air putihnya setelah menyelesaikan perkataannya.

"Udah sana mandi. Nanti gue ke kamar lo."

Zahra mengerutkan keningnya, "Ngapain?"

"Nanti gue kasih tau, sana!" usir Tasya.

Dengan langkah malas, Zahra berjalan menuju tangga. Di ujung sana ada kamar dengan pintu putih, kamarnya. Dengan malas pula, Zahra membuka pintu tersebut. Dan ketika ia baru saja melangkahkan kakinya ke dalam, ia melihat kotak besar yang terletak di atas tempat tidurnya.

Zahra yang penasaran langsung menghampiri kotak itu dan duduk di sebelahnya. Dia atas kotak berwarna peach itu terdapat sebuah sticky note.

Pakai gaunnya ya, cantik
I love you

Dari jenis tulisan yang mirip jejak gajah ini, Zahra tau jika Fino yang menulisnya. Tanpa disadari ia menarik ujung kedua bibirnya, membentuk sebuah senyuman. Fino kadang cuma punya otak pas-pasan tapi kadang romantisnya nggak ketulungan.

I love you more, Fin, batinnya.

Baru saja ia ingin membuka kotak gaun pemberian Fino, tiba-tiba ia di kagetkan dengan suara menggelegar dari arah pintu kamarnya. Dan di sana, ada kepala tasya yang muncul di balik pintu. Sahabatnya itu tanpa permisi langsung masuk ke dalam, dan dengan santainya ia cengar-cengir dangan tampang watadosnya.

Love Story (SEDANG DIREVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang