Mereka kini sudah berdiri di depan cafe tersebut. Ada yang aneh. Cafe itu seperti tidak ada penghuninya. Sepi, sunyi, dan gelap. Zahra tak menyukai kegelapan. Jika Ia berada di kegelapan pasti Ia merasa ada bayang-bayang yang menghantuinya.
"Ayo," perintah Fino sembari menggandeng tangan Zahra.
"Ke?" lagi-lagi Zahra bertanya seperti itu.
"Masuk, lah!"
Zahra hanya kaget dan memasang wajah anehnya. Apa yang akan Ia lakukan di dalam cafe yang mengerikan itu. Tetapi Fino meyakinkan Zahra untuk masuk kedalam cafe itu. Tangan Fino masih menggandeng Zahra. Wajah ketakutan Zahra mulai muncul.
"Nggak papa, lo bisa tutup mata lo kalau lo bener-bener takut dan gue akan selalu genggam tangan lo." Fino masih meyakinkan Zahra dan akhirnya Zahra menyetujuinya. Dia tidak menutup matanya, hanya saja gelap itu sama rasanya seperti ketika ia memejamkan matanya.
Entah mereka kini sudah berada di mana, tetapi tiba-tiba Fino berhenti dengan tetap menggandeng Zahra. Beberapa detik setelah mereka berhenti, tiba-tiba lampu menyala. tepat di depan hiasan yang kertas berbentuk segilima yang di gantung dengan bertuliskan huruf yang menyusun kalimat "HAPPY BIRTHDAY". Dan juga ada balon berwarna emas dengan gambar kumis hitam dan balon hitam motif polkadot.
Ternyata tak hanya balon berwana emas dan hitam, di sisi lain ada balon yang sangat lucu berwarna pastel, sesuai dengan warna kesukaan Zahra. Dan kini Zahra hanya bisa kaget dan menutup mulutnya.
Dan tiba-tiba, "Happy Birthday to you". Ternyata teman-teman lain juga ada disini. Mereka memberi kejutan untuk Zahra. Mata Zahra berkaca-kaca, tetapi tak sampai menangis, karena bisa merusak make upnya. Ia langsung memeluk sahabatnya, Tasya.
"Terima kasih, buat semuanya." Zahra benar-benar terharu dengan apa yang di berikan teman-temannya ini.
"Lo harusnya berterima kasih sama Fino. Dia yang udah rencanain ini semua," kata Tasya sembari melepaskan pelukannya.
Zahra pun langsung menghadap Fino yang berada di kanannya. Ia tersenyum, kemudian memeluknya. Bukannya afresif, tetapi Ia mengugkapkan rasa terimakasihnya dengan itu.
"Terima kasih ya Fin. Lo temen gue yang paling baik".
Jleb
'Apa?. Hanya sekedar teman'. Hati Fino serasa tertusuk oleh sesuatu yang tajam. Orang yang di cintainya hanya menganggapnya teman. Tak apa, apa pun itu pasti butuh waktu.
Setelah acara tiup lilin dan potong kue, semua yang datang duduk di kursinya masing-masing. Ada satu meja yang di khususkan untuk Zahra. Di situ terdapat 6 kursi dengan satu meja panjang berwarna putih. Zahra berada di tengah berhadapan dengan Fino, Tasya di kanan berhadapan dengan Fahri, dan di kiri ada Maureen berhadapan dengan Naufal. Sekarang sudah tidak ada rasa cemburu yang menghantui hatinya ketika melihat Naufal bersama dengan Maureen. Mungkin hatinya memang tidak di takdirkan untuk Naufal. Dan kabarnya mereka sudah jadian. Gosip, tapi kalau mereka jadian juga bagus. Sekarang Fahri, dan Fino lumayan dekat. Karena Naufa lebih sering bersama Maureen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story (SEDANG DIREVISI)
Teen Fiction[SUDAH TAMAT DAN SEDANG DIREVISI] Karena kisah cinta tak selamanya indah. ••• Tak semua kisah cinta akan berjalan layaknya sebuah dongeng yang selalu berakhir bahagia. Tak semua cinta pertama akan menjadi cinta terakhir. Seperti Zahra. Kisah cintany...