9. Perubahan.

1.4K 68 6
                                    

SUDAH DI REVISI💖

Di sudut kantin ada dua anak yang bisa dibilang most wanted yang tengah berbincang-bincang sembari menyantap bakso yang mereka pesan. Siapa lagi kalau bukan Naufal dan Fahri.

"Fal, gila lo berubah banget. Lo sekarang mulai bisa senyum sama orang-orang. Biasanya kan muka lo datar kaya lantai, dingin lagi," cerocos Fahri yang sebenarnya tengah mengunyah bakso dan ekspresinya seperti orang yang pipinya di pompa namun hanya satu bagian.

Naufal menghembuskan nafas ringan, "Entar lo juga bakal tau." Naufal pun melanjutkan makannya.

"Jangan-jangan lo jatuh cinta sama seseorang." Fahri pun menebak-nebak, "Lo suka sama cabe kelas sebelah ya?" ceplos Fahri yang sontak membuat Naufal tersedak.

"Emang ada orang jualan cabe di kelas sebelah?" kata Naufal dengan nada datar dan ekspresi pura-pura seperti orang o'on.

"Demi ketiak ubur-ubur, nggak cuma sifat lo yang berubah. Ternyata otak lo juga berubah jadi agak berkurang kapasitasnya. Jangan-jangan lo ngeles ya, ha?. Dan lo sebenernya suka sama ketiak ubur-ubur itu, eh maksud gue cabe kelas sebelah." Fahri bengong melihat tingkah sahabatnya yang sekarang sudah rada gesrek otaknya.

"Disini ga ada bimbel, masa ya gue les di kantin. Mau les masak bakso apa? Lo aja sana yang les masak, lebih cocok!" kata Naufal sembari memperlihatkan deretan giginya yang tersusun rapi dan putih.

Fahri diam. Ia tak melanjutkannya. Jika dia terus bicara pasti Naufal akan terus nge-les.

Sebenarnya yang di maksudkan Fahri cabe kelas sebelah adalah Jessica. Dia masih saja menggoda-goda Naufal.

"Eh temen-temen!. Gila, Jessica pindah sekolah" kata seseorang dari kelas IPA 5 yang datang dari luar kantin untuk memberi tahu hal luar biasa bagi sebagian anak-anak di dalam kantin. Di sekolah ini kan banyak hatersnya Jessica, jelas saja mereka senang.

"Akhirnya, lo bakal baik-baik aja, Ra," kata Naufal lirih yang sebenarnya masih terdengar oleh Fahri.

"Apa lo bilang tadi? Ra? Sapa tuh?"

"Rambutan!"

***

2 bulan kemudian.

Zahra sekarang sudah terbiasa tak memperhatikan Naufal. Hingga kini ia juga masih jomblo. Mungkin karena dia belum berani untuk membuka pintu hatinya.

Saat ini Zahra sudah berada di dalam kelas. Tiba-tiba, Bu Andri, wali kelasnya, memasuki kelas dengan seorang gadis di belakangnya.

"Anak-anak, kalian kedatangan teman baru. Silahkan Maureen" kata Bu Andri kepada gadis yang namanya Maureen itu.

"Pagi teman-teman. Nama saya Maureen Anggelica Damayanti. Biasa dipanggil Maureen. Tolong kerja samanya, dan semoga kalian bisa berteman dengan saya."

Maureen pun di persilahkan duduk oleh Bu Andri dan dia pun duduk di bangku kosong di belakang Zahra.

Maureen mencoba mendekati Zahra dan Tasya. Kini dia tengah duduk di bangku yang letaknya di depan Zahra.

Ia pun membuka pembicaraan, "Hai, em, nama kamu siapa?" Maureen mencoba berkenalan dengan kedua gadis cantik yang tengah berada di hadapannya itu.

"Aku Zahra, ini Tasya," kata Zahra yang memperlihatkan senyuman mautnya.

Di sudut lain, ada yang terpesona melihat senyuman terindah Zahra itu.

Love Story (SEDANG DIREVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang