Seorang perempuan tampak sudah rapih dengan dress hitam ketat yang di tutupi oleh mantel panjang miliknya. Perempuan itu berjalan ke arah tempat tidurnya untuk mengambil tas dan kunci mobil yang berada di nakas. Lalu dia langsung bergegas keluar kamar. Baru saja ia sampai di lantai satu, suara bariton masuk ke dalam indra pendengarannya dan membuatnya berhenti melangkah."Mau kemana kamu, Evelyn?" Gadis bernama Evelyn berhenti saat suara berat itu menginterupsi nya.
"Aku mau ke acara pelepasan angkatan ku." Jawabnya
"Dimana? Kamu tahu ini sudah jam berapa? Kamu masih ingatkan berapa batas jam keluar malam mu? Pulang ke rumah lebih dari jam 10, Kakak tidak akan buka pintu untukmu," Pria itu menatap Evelyn tajam,
"Kaak! Aku ini sudah besar, sudah remaja. Kenapa masih di batasi jam mainku? Aku juga pingin main bersama teman temanku." Marah Evelyn
"Tapi, tidak baik, jika seorang perempuan sepertimu berkeliaran diluar rumah di atas jam 10 malam, Evelyn!"
"Tapi aku juga pingin menghabiskan waktu remajaku dengan bersenang-senang! Tidak hanya di dalam rumah, berdiam diri di kamar!"
"Terserah padamu, Evelyn! Kakak capek urusi kamu, kamu selalu membantah Kakak!"
"See, Kak Mehmet sudah tidak perduli lagi padaku. Semua orang tidak ada yang perduli padaku! Mama, Papa, Nenek, Kaka, bahkan adik adikku saja tidak ada yang peduli denganku!" Evelyn langsung keluar dari rumahnya dengan emosi yang meletup letup. Gadis berusia 18 tahun itu pergi dari rumahnya dan menuju club dimana semua teman angkatannya merayakan kelulusan mereka dari SMA.
"Dasar kelas kepala."
¤ ¤ ¤
Evelyn melangkah memasuki club yang sudah ramai dengan teman temannya, club ini di sewa oleh semua teman temannya. Jadi, sekarang mereka disini untuk bersenang senang."Evelyn!" Evelyn mencari asal suara yang memanggilnya, dan mendapati Tania yang sedang melambai kearahnya. Evelyn langsung menghampiri Tania.
"Ayoo kita masuk bareng, aku belum pernah masuk ke tempat kaya gini. Aku terlalu risih, dan tidak nyaman dengan pakaianku ini," ungkap Evelyn, "Aku harap pestanya cepat selesai." Lanjutnya
"Lo bawa enjoy aja pestanya, Eve. Buang prasangka buruk lo." Tania mengamit tangan Evelyn dan membawa masuk ke dalam club. Tania tahu, betapa polosnya Evelyn.
"Lisa, Ceri, dan Dinda kemana, Tan?" Tanya Evelyn setengah berteriak karena tempatnya sangat berisik oleh musik yang menggema di dalam ruangan itu.
"Itu, mereka lagi duduk disana," Tunjuk Tania pada tiga perempuan yang sedang duduk di kursi bar dengan minuman di tangan mereka masing-masing.
"Haii," Sapa Tania.
Dan tiga perempuan yang sedang melihat kearah rombongan the most wanted boy di sekolahnya, langsung menengok kearah Tania dan Evelyn, saat suara Tania masuk ke dalam Indra pendengarnya.
"Astaga! Gue nggak nyangka ternyata lo bakalan kesini juga, Eve."
"Aku juga terpaksa karena kalian maksa aku untuk ikut." Evelyn mengerucutkan bibirnya keselnya. Evelyn berjalan kearah Lisa dan duduk di sampingnya, sedangkan Tania duduk di sebelah Ceri.
"Lagian lo di rumah saja sih, Eve. Kan sekali kali keluar ke tempat seperti ini bareng kita kita." Kata Ceri, salah satu sahabat Evelyn.
"Iyaa, Cer. Ini kan aku udah ikut sama kalian ke sini," ucap Evelyn.
"Evelyn," panggil perempuan berambut hitam ikal.
"Iyaa?"
"Dari tadi Dio ngelihatin lo terus, lho," Evelyn mengikuti arah pandangan temannya, dan melihat Dio, teman seangkatannya yang terkenal badboy sedang melihat kearahnya juga dengan senyum yang tipis. Evelyn membuang muka saat Dio menyapanya. Dia terlalu malas melihat wajah Dio, sangat memuakkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evelyn | #GHERALDORIGINAL
Romance[Ranking #2 dalam acak pada 18 Oktober 2016] Hamil di luar nikah, bukanlah sesuatu yang membanggakan bagi semua orang termasuk Evelyn. Evelyn sudah sangat pusing dengan semua masalah keluarganya dan sekarang di tambah dengan berita kehamilannya. Ini...