Evelyn ; 02

82.3K 2.9K 36
                                    

Paginya saat jam menunjukkan pukul setangah tujuh, Evelyn sudah keluar dari club dan langsung menangis kencang di dalam mobilnya, merapatkan mantel yang ia pakai. Evelyn menunduk dan menempelkan keningnya di stir mobil, masih menangis.

Setelah dua puluh menit menangis dalam mobil, Evelyn mengambil ponselnya di dalam tas. Evelyn kembali menangis saat melihat ponselnya yang begitu penuh dengan notif dari Tania, Lisa, Ceri, dan Dinda. Sungguh, dia malu untuk bertemu dengan teman temannya, dia sudah kotor.

Tapi dia tidak tahu harus menumpahkan semuanya pada siapa selain ke teman temannya. Evelyn memainkan ponselnya lalu mendekatkannya ke telinga.

"Halo?"

"..."

"Aku ... hikss aku bingung Taniaa ... hikks,"

"..."

"Aku takut, Tan."

"..."

"Iyaa, aku jalan kerumah mu." Evelyn memasukkan ponselnya ke dalam tas dan menyalakan mobil. Selama perjalanan, Evelyn kebanyakan melamun sampai hampir menabrak beberapa kendaraan atau orang yang menyebrang. Walau begitu, Evelyn selamat sampai tujuan, rumah Tania.

Evelyn keluar dari mobilnya saat sudah memarkirkan mobilnya di garasi Tania, lalu masuk ke dalam rumah Tania. Evelyn langsung menuju kamar Tania dan di kamar Tania, Evelyn mendapati Lisa, Ceri, Dan Dinda yang juga ada disana.

"Syukur lo udah datang, Eve." Ucap Ceri sembari memberi ruang untuk Evelyn duduk di atas tempat tidurnya Tania.

"Lo kemana ajasih, Evelyn? Lo tau? Kita panik nyariin lo!" Dinda merasa sangat khawatir saat Evelyn tidak kunjung kembali saat ia ijin ke kamar mandi. Dinda khawatir jika terjadi sesuatu yang buruk oada Evelyn, Evelyn terlalu polos untuk berada di tempat itu.

"Sebenarnya lo dari mana? Kita panik nyariin lo, kita menghubungi lo tapi lo enggak angkat teleponnya dan balas pesan dari kami, Eve." Ucap Lisa dengan memegang bahu Evelyn.

Sedangkan yang di tanya tidak menjawab dan langsung menangis, Evelyn menangis dalam pelukan Tania.

Tania kaget karena Evelyn memeluknya tiba tiba, kini mencona untuk menenangkan sahabatnya itu. "Lo kenapa, Eve? Kenapa nangis? Lo ada masalah? Cerita sama kita semua." Tania mengelus punggung Evelyn pelan.

"Aku ... hikss ... aku tidak ... hiks pantas ... hikss ... berteman dengan kalian lagi." Ujar Evelyn sesegukan,

"Kok lo ngomong gitu, sih? Jelas lah lo pantas berteman dengan kita semua."

"Aku kotor!" Seru Evelyn

Keempat teman Evelyn langsung bungkam saat mendengar perkataan Evelyn. Mereka tahu apa yang coba  Evelyn jelaskan pada mereka. Tetapi mereka berempat tidak tahu harus berbuat apa selain membiar Eveyn mengeluarkan semua rasa sedihnya.

"Gue tidak perawan, Eve." Ucap Tania memecah keheningan yang terjadi.

"Kamu bohong, Tania. Kamu bicara seperti itu untuk menghibur aku, kan?" Tuduhnya

"Engga, gue jujur, Eve. Lo tau gue suka keluar malam dan nongkrongnya di club, apa lo engga heran kalau semisal gue masih perawan sedangkan pergaulan gue liar banget?" Tanya Tania

"Ralat, kita berempat sudah tidak perawan, Eve." Ucap Ceri tiba tiba.

"Kalian bercanda kan?! Aku--aku enggak percaya!" Seru Evelyn

"Tapi kenyataannya seperti itu, Evelynkuuu,"

"Kenapa kalian tidak cerita sama aku?" Tanya Evelyn kepada teman temannya.

Evelyn | #GHERALDORIGINALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang