Sudah lima hari semenjak kejadian pengusiran di apartement Carter pada Evelyn, Evelyn tidak pernah berhenti menemui Carter, dimanapun Carter berada. Evelyn selalu menemui Carter ke apartementnya dan jika tidak ada di apartement Evelyn akan menemui Carter di clubnya.
Carter semakin jengah dengan semua tingkah Evelyn yang seakan menguntitnya, berada di manapun Carter berada.
Carter sudah pernah mengusir dan memarahinya, tapi Evelyn terlalu batu dan keras kepala. Sekarang, Carter menatap Evelyn tajam yang sedang berdiri di depan pintu apartementnya.
Carter baru saja pulang dari sekolahnya, merasa sangat dongkol dengan kehadiran Evelyn. Niatnya untuk istirahat saat sampai apartement sirna ketika melihat Evelyn berada disini, di apartementnya.
"Mau apa lagi? Gue udah bilang, gue enggak akan tanggung jawab. Gugurin kandungan lo dan semuanya selesai, Evelyn!"
"Aku mohon Carter, fikirin baik - baik semua ini. Anak yang aku kandung juga anak kamu, darah daging kamu," wajah Evelyn memelas,
"Gue enggak peduli, gue enggak menginginkan bayi itu." Balas Carter ketus
"Kalau kamu enggak mau tanggung jawab, fine. Tapi tolong, sembunyikan aku. Aku tidak mungkin tinggal di rumahku dengan keadaan yang hamil di luar pernikahan, Carter." Mohon Evelyn
"Gue udah bilang! Gugurin kandungannya! Lo tuli atau bego, sih? Kalau lo gugurin, semua akan baik baik saja dan enggak ada yang perlu lo cemasin!"
"Aku enggak mau menjadi seorang pembunuh! Membunuh anakku sendiri adalah hal terkeji, Carter." Carter cape, dia sudah tidak ingin mendengarkan apa kata Evelyn karena Evelyn juga tidak pernah mendengarkannya.
Carter melangkah menuju pintu apartementnya dan langsung membukanya, tapi Evelyn menahan Carter.
"Carter aku mohon, aku cuma pengen kamu sembunyikan aku, itu saja." Evelyn memegangi lengan Carter yang hendak masuk.
"Gue enggak akan bantu lo. Lo dengar kata - kata gue. Gugurin bayi itu dan hidup masing - masing. Lagi pula, gue kasian sama bayi itu, dia bayi haram, bayi yang tidak pernah di inginkan oleh siapapun. Bahkan gue, ayah kandungannya," Carter menatap Evelyn tajam, "Hidup tanpa di sayangi oleh orang - orang terdekat itu sakit. Gue kasian karena dia lahir tanpa cinta di antara kedua orangtuanya, tidak ada cinta di antara kita Evelyn. Gue enggak kenal sama lo dan enggak akan pernah. Jadi gue mohon, menjauh dari hidup gue. Bawa anak haram itu, gue enggak mau liat lo lagi." Carter masuk dan membanting pintu apartementnya.
Evelyn yang berdiri di depan pintu apartement Carter merasa sedih dengan apa yang baru saja ia dengar dari Carter. Sakit, saat mendengar Carter menyebut bayinya anak haram. Dan sakit saat mendengar perkataan Carter bahwa anaknya tidak akan di cintai dengan orang orang terdekat. Evelyn tidak akan membiarkan semua itu terjadi, Evelyn tidak akan membiarkan anaknya merasakan apa yang ia rasakan. Evelyn satu satunya orang yang akan selalu menyayangi anaknya.
* * *
Carter melempar tasnya asal, fikirannya menjadi sangat kacau karena Evelyn selalu memintanya bertanggung jawab. Karena pada dasarnya, ia tidak akan pernah bertanggung jawab. Tidak mungkin Carter menikah di umurnya yang baru lima belas tahun.
Carter menjambak rambutnya frustasi. Dia sangat kesal dengan Evelyn yang selalu datang padanya, padahal Evelyn tahu bahwa sampai kapanpun Carter tidak akan pernah tanggung jawab. Perempuan itu terlalu keras kepala.
Carter berjalan menuju jendela apartementnya yang langsung melihatkan jalanan kota dan taman di sekitar apartement. Dia memandangi hujan yang turun begitu deras sampai membuat kacanya berembun. Tak sengaja, Carter melihat seorang perempuan yang sedang berjalan di trotoar, berjalan di bawah hujan yang begitu lebat. Betapa bodohnya perempuan itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Evelyn | #GHERALDORIGINAL
Romance[Ranking #2 dalam acak pada 18 Oktober 2016] Hamil di luar nikah, bukanlah sesuatu yang membanggakan bagi semua orang termasuk Evelyn. Evelyn sudah sangat pusing dengan semua masalah keluarganya dan sekarang di tambah dengan berita kehamilannya. Ini...