Evelyn ; 26

52.2K 1.9K 47
                                        

Jb melihat Carter yang baru saja keluar dari kamarnya, Jb menatap heran pada Carter, sebelumnya Alice tadi pamit pada dirinya untuk ke kamar Carter. Jujur, Jb penasaran. "Carter," Panggil Jb saat Carter sudah duduk di sofa sembari menonton TV, lebih tepatnya nonton film kartun Disney, Phineas and Ferb.


Entah sejak kapan Carter menyukai kartun Disney itu. Sebagai Papanya, Jb tahu bahwa Carter tidak begitu suka dengan kartun apalagi chanel Disney di TVnya, yang menonton chanel Disney hanyalah Putri bungsunya dan Cucu-cucunya. Bukan Carter. Jb tahu bahwa Carter jarang menonton TV, putranya itu lebih suka menghabiskan waktu untuk bekerja di depan laptop, workaholic, sepertinya. Kalaupun menonton TV, Carter pasti akan menonton berita, hanya berita tidak ada yang lain. Carter tipe orang yang serius.

Jb menghampiri Carter yang sedang duduk di sofa depan TV dan ikut duduk di sebelah putra semata wayangnya itu.

Carter menoleh pada Jb.

"Sejak kapan kamu suka film Disney, Carter?" Tanya Jb sembari menonton apa yang Carter tonton.

"Baru saja." Jawab Carter santai

"Kamu bukanlah seseorang yang suka nonton film seperti ini, Carter. Ada apa denganmu?" Tanya Jb to the point

"Carter juga enggak tahu, Pa. Carter merasa kalau Carter aneh. Carter yang tidak suka coklat, tapi memakan banyak coklat. Carter yang tidak suka kartun, tapi sekarang nonton kartun. Bahkan Carter malas untuk ngegym walaupun hanya 30 menit. Benar - benar aneh." Ungkap Carter tentang dirinya yang memang aneh belakangan ini pada Jb, dan Jb hanya menanggapinya dengan anggukan.

"Sudah ke dokter?" Jb sempat mendesis saat mengucapkan kata Dokter. Pasalnya, Jb langsung mengingat tentang Jofa, masa kalau istrinya yang harus harus ia singkirkan.

"Sudah, di paksa Mama. Tapi jujur, aku ngerasa enggak ada yang bermasalah dengan diriku, Pa." Carter meringis mengingat Alice yang menyeretnya paksa di kantor dan jelas - jelas semua karyawannya melihat apa yang di lakukan Mamanya itu pada dirinya.

Carter sangat malu. Carter selalu menjadi arogan tetapi kesan arogannya langsung hilang ketika Alice menarik paksa Carter dengan menjewer Carter yang sudah mengaduh-aduh dan meminta untuk di lepaskan.

Dan lebih parahnya, Carter melihat ada beberapa karyawati yang menertawakanya. Sungguh kesal Carter dibuatnya.

"Papa harus tahu bagaimana Mama memaksaku ke dokter dengan cara menjewer telingaku di hadapan semua karyawanku, Pa!"

"Mama mu memang selalu membuat Papa malu, jadi Papa tidak heran lagi jika ia berbuat seperti itu padamu."

"Dan asal Papa tahu, kadang Evelyn bertingkah yang membuatku malu. Evelyn tidak tahu betapa aku menjaga harga diriku di depan karyawanku."

"Biarkan, lah." Jawab Jb

"Kamu tidur di luar malam ini, Jb!" Pekik Alice dari lantai dua. Alice tadi baru saja keluar dari kamar Carter dan ingin memberi tahu pada Carter bahwa Evelyn hamil, tapi apa yang ia dapatkan? Suami dan anaknya malah membicarakan tentang dirinya. Dasar kurang ajar.

Jb langsung menoleh kertas di mana Alice sedang berdiri. "Apa maksudmu, Alice?" Tanya Jb tidak terima.

Jujur saja, Jb menginginkan Alice berteriak namanya malam ini. Jb sudah menahannya dari beberapa hari yang lalu.

Carter mendesah pelan, ia tahu bahwa orangtuanya akan bertengkar sebentar lagi. Bukan bertengkar adu fisik, tetapi adu mulu dan Carter sudah tahu siapa pemenangnya sebelum pertengkaran itu di mulai. Sudah pasti Mamanya.

Evelyn | #GHERALDORIGINALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang