"Baiklah" ku anggukan kepalaku saat justin mengecup dahiku beberapa detik dan melenggang dari hadapanku yang berdiri didepan pintu apartemenku.Seperti yang kalian tau, claudia adalah masalah utamanya sekarang dan justin tidak bisa menemaniku disini. Well ini bukan hari yang buruk. Dan ini kencan pertama kami yah walaupun kami tidak lama karena bahaya claudia, namun ini salah satu kesempurnaan untukku sendiri. Tentu dirinya.
Ini yang terakhir kalinya saat kendall membalas pesanku. Dan tidak ada tanda-tanda dia sekedar membalas pesanku atau masuk sekolah. Sepi. Hanya ada aku sendiri duduk di kantin. Justin memberitahu dia absen karena masalah penting menyangkut dirinya dan diriku. Teman-temanku sibuk dan kendall...
Aku tidak melihat wajahnya lagi seminggu yang lalu. Entah kemana aku juga tidak tahu. Ariana, chole and Jackleen sama. Bahkan zayn? Dia tidak merespon apapun terhadap kekasihnya itu. Dia tidak mengirimkan pesan apapun.
Menghela nafas pendek dan memijat pelipisku. Kemana dia?
Drtt..
Ku ambil iphoneku yang tergeletak dimeja kantin dan berharap ini dari kendall....tapi ini dari justin?
Malam ini aku menginap. Pukul 8 aku datang. Love you- justin bieber
"Selena!"
Aku mendongak kaget melihat chole yang berlari dengan wajah gusar penuh tanya aku memandangnya.
"Ada apa?" tak kusangka raut wajahnya yang membingungkan membuatku panik.
"Kendall"
Aku membelalakkan mataku. "Kendall? Dia sudah ketemu!?" tanyaku tak sabaran.
"Ya..dia..dia.." aku menyergit semakin panik saat chole ingin berbicara terengah karena dia sehabis lari tadi.
"Cepat katakan!"
"Kendall...dia...keadaannya sangat menghawatirkan. Dia di mobil"
Shit. Ku langkah lebarkan kakiku menuju parkiran dan melihat Jackleen serta ariana yang memunggungiku.
Aku menorobos mereka dan melihat tubuh kendall yang lemas serta wajah yang pucat dan bibir yang bergetar.
"Apa yang terjadi?" tanyaku meringis melihat keadaan kendall sekarang.
"I don't know"
Aku menggigit bibirku dan menatap ke chole. Dan dia juga menggeleng.
Baiklah
***
Dengan bantuan Jackleen kami membawa kendall ke apartemen miliku karena dia tak ingin ke rumah sakit ataupun rumahnya sendiri.
Aku membuatkan teh hangat untuknya dan ini membuatku khawatir kendall tidak mengucapkan apapun selain mengangguk dan menggeleng. Ku letakkan cangkir teh di meja dan duduk disamping kendall.
Sedangkan yang lain sudah ku suruh pulang dan membuat sedikit privasi, walaupun dengan teman-temanku sendiri. Aku mendesah pelan melihat tatapan yang kosong dari mata kendall. Aku menyentuh tangannya yang dingin.
"Kenn...tell me what happen with you?"
Namun dia tidak menjawab dan tidak melirikku sama sekali. Aku menggulung bibir "are you okey?"
Sama. Dia tidak bergeming dan wajahnya tampak datar nan pucat. Oh apa yang dia pikirkan? Seharusnya justin ada disini.
Aku menghela nafas panjang "baiklah akan ku tinggalkan kau sendiri dulu. Tenangkan dirimu dulu" kataku pelan dan bangkit.
Setidaknya aku bisa lega kembali melihat kendall, dan aku baru saja aku ingin meninggalkannya tapi dia menahan tanganku. Aku menoleh melihat tatapan yang sendu keluar dari wajahnya dan matanya yang berkaca-kaca. Aku melebarkan mataku dan kendall mendekap tubuhku kuat bergetar, dia menagis.
Aku merasa sesak mendengar tangisnya yang sesegukan dan memeluk tubuhku kuat bersembunyi di rambutku. Badannya bergetar dan aku perlahan mulai membalas pelukannya dan mengusap punggungnya. Mencoba menenagkannya.
Pasti sesuatu telah terjadi.
"I'm pergnant"
Tubuhku lemas dipelukan ini. Seakan runtuh.
Dia memelukku tambah tambah dan makin terisak. Oh tuhan...
"I'm pergnant..." menangis semakin menjadi "aku takut..." entah kenapa aku menggeleng lemah dan mengendurkan pelukan menatap wajah merah dan dia sangat bergetar. Alu juga ikut bergetar dan menelan ucapan pilunya.
"Tell me. Everything..." ku usap wajahnya yang basah.
Kendall menggeleng dan kembali terisak "apakah zayn"
"Bukan"
Aku menyergit dan kendall kembali memelukku.
Dia menggeleng lemah dan terasa bajuku basah lepek air matanya "jangan. Jangan beritahu dia..dia akan marah dan kecewa padaku...kumohon bukan dia yang melakukannya"
Aku menengang lantas?
"Siapa?"
Dia menggeleng lagi. Kalau bukan zayn siapa? Austin? Luke?
Yang ku bisa sekarang hanya menenangkannya dan ku rasa dia tertekan selama tak ada kabar kemarin kemarin. Ini berbeda.
Sorry sorry sorry guys...
Udah lama banget gua gk lanjut nih cerita. Dan gua tau gimna nunggunya lama...
Maaffffff...
Tugas gua numpuk segunung dan you know gua gk sempet sama sekali lanjut nih cerita...
KAMU SEDANG MEMBACA
Twilight(Justin Bieber)
FanfictionBook 1 Selena Gomez gadis cantik yang sangat tidak memikirkan dan apalagi mempercayai mitos. Namun hal ganjal yang ia herankan dan sangat penasaran tentang teman baru dikelasnya. "Vampire? Oh itu mustahil"