Chapter 10

17 0 0
                                    

Jerrel merngenyit heran saat mendengar pertanyaan itu, "Lo kenal Daniel Pramusa?"

Dalam kebingungan Seila melihat Sang Kakak yang tengah menatap Levine penuh tanya. Sedangkan pemuda yang ditatapnya menatap Jerrel dengan wajah serius, matanya memincing tajam dengan alisnya sedikit bertaut seraya berujar, "Dia Kakak tiri gue."

Seila reflek berdeham, jujur ia sangat terkejut mendengar pernyataan Levine. Ia tahu bagaimana cerita keluarga nya yang begitu pelik, dan setahunya Levine pernah bercerita bagaimana ia mempunyai seorang Kakak laki-laki yang berbeda Ibu. Namun ia tak menyangka bahwa Kakak tirinya itu adalah pria yang saat ini tinggal di rumahnya.

"Seriously? Bertahun-tahun gue temenan sama lo dan Daniel, baru sekarang gue tahu kalo kalian berdua saudara?" Ujar Jerrel ia menganga tidak percaya.

"Tiri, Jer." Tegas Levine dengan serius, "Dia anak dari istri pertamanya bokap gue dan setahu gue selama ini dia tinggal di Bali dan ngurus beberapa Vila dan Resort di sana. Oh dan sekarang, dia punya Cafe juga disini?"

Jerrel masih belum bisa berkata-kata atas penyataan yang dikeluarkan oleh pemuda dihadapannya, ia melirik gadis disamping nya. "Lo tau soal ini , La?"

Seila tergagap saat pertanyaan itu mengarah pada dirinya, ia melirik Levine sejenak dengan hati-hati ia berujar, "Hm.. tapi gue gatau kalo itu Daniel yang tinggal dirumah sekarang."

Levine menyandarkan diri pada sofa yang didudukinya, "Daniel tinggal bareng lo sekarang?" Ujarnya datar, wajahnya tidak lagi seserius tadi tetapi atmosfer yang ia keluarkan tidak sesantai nada bicaranya.

Jerrel mengangguk, walau masih mencerna informasi yang baru saja ia dapatkan. Muncul banyak pertanyaan dikepalanya, ingin sekali ia langsung menghujani Levine dengan segala pertanyaan nya. Namun Jerrel merasa jika Levine tidak akan nyaman dengan itu, walau memang sudah seperti adik sendiri namun Jerrel tidak ingin lancang untuk bertanya-tanya terlebih jika itu menyangkut keluarga. 

Jerrel pikir, ia akan bertanya langsung pada Daniel saja karena di rasa akan sangat lebih nyaman mengingat mereka seumuran. Dan untuk saat ini Jerrel hanya akan mengikuti alur topiknya saja, ia takut jika dirinya akan menyinggung pemuda itu.

"Apartement yang mau dia tempati belom ready Vin, mungkin lusa dia bakal cabut dan tinggal di apartement nya sendiri.. Tapi gue ga masalah mau selama apapun dia ada ditempat gue, lagian kalian berdua udah gue anggap kaya keluarga sendiri." Jerrel berujar menenangkan, ia sudah sedikit rilex dengan keterkejutannya.

"Tapi gue yang masalah." Levine berujar pelan seraya menatap Seila yang masih terlihat terkejut, "But that's okay, I heard he's already engaged."

Jerrel berdeham pelan dan berujar, "Kapan terakhir kali lo ketemu Daniel?"

"Hari dimana gue pertama kali ke rumah kalian bareng Ezra." Ujar Levine seperti mengingat-ngingat.

Belum sempat Jerrel menyahut, tiga orang pelayan datang dengan pesanan mereka. Hidangan itu kini sudah berada dihadapan mereka. 

Jerrel memutar otak guna mencairkan sedikit suasana dengan memberi pertanyaan seputar motor karena Jerrel tahu Levine sangat suka pembahasan seputar otomotif. Dan juga ia tidak mau membahas hal yang sangat sensitif terlebih sepertinya Levine tidak tahu mengenai kabar buruk atas pertunangan Daniel.

Mereka bertiga mulai menyantap hidanganya dan Seila yang sedari tadi terdiam mulai sedikit bisa bergerak lebih dan sesekali juga ia menjawab pertanyaan Levine dan Jerrel. Seila melirik pemuda dihadapannya, ia memastikan keadaan pemuda itu. 

Rasa khawatir karena Seila tahu bahwa apa yang dialami oleh kedua orang tua nya itu meninggalkan bekas luka yang dalam pada hati pemuda itu. Tetapi melihat Levine yang makan dengan tenang dan sesekali terkekeh saat mengobrol dengan Kakaknya membuat perasaan Seila menjadi sedikit lebih tenang. Seiring waktu berjalan kini mereka sudah selesai dengan hidangannya masing-masing.

Chole PlegmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang