Reuni

1K 94 42
                                    

"Sasuke-kun, kumohon bertahanlah..." Hinata mengiringi Sasuke yang dibawa masuk kedalam ruangan Unit Gawat Darurat. Sebelumnya Ia tak tahu harus bagaimana membawa Sasuke yang hampir sekarat, dia harus membantu Sasuke berjalan dan menahan beban Sasuke yang jauh lebih berat darinya hingga tepi trotoar. Untung saja ada sepasang suami isteri yang berbaik hati menawarinya tumpangan sampai kerumah sakit.

"Kau mengantar sampai sini saja nona, biar kami menangani teman anda sekarang." Seorang suster menghentikan langkah Hinata. Gadis itu hanya bisa berharap-harap cemas bahwa Sasuke akan baik-baik saja.

Hinata menunggu disebuah kursi, dilorong yang sepi. Sasuke ada didalam sana sedang memperjuangnkan nyawanya. Hinata hanya bisa menangis disini. Ternyata selama ini orang yang tidak pernah ia sangka-sangka justru dalang dibalik semua kejadian di sekolah. 

Tiba-tiba terdengar langkah kaki beberapa orang. Ada pasien lainnya yang masuk UGD. Hinata bangkit dari kursinya untuk melihat.

"Tsunade-sama?" Sapa Hinata kepada seorang wanita yang sangat ia kenali. Ya siapa lagi kalau bukan kepala sekolah, di sekolahnya.

"Tsunade-sama? siapa ini? kenapa menangis?" tanya Hinata menenangkan Tsunade dan mempersilakan wanita itu duduk disebelahnya.

"Hinata, tadi sesuatu terjadi di sekolah..." ucap Tsunade lemah.

"Ada apa?? dan ... Dan siapa itu?" tanya Hinata mulai cemas.


"Itu wali kelasmu, Itachi-san."


Perkataan itu membuat Hinata serasa dihempaskan kejurang.

"I-Itachi-sensei?"

"Ya, aku tak menyangka Genma-san lah yang melakukan semua kejahatan disekolah—"


"ITACHI-SENSEI!!!!"

Hinata berlari menuju pintu UGD, memukul-mukul pintu itu hingga seorang suster keluar, berniat untuk menegur.

"Nona, kami mohon untuk tenang, kami harus menangani kedua pasien ini, keadaannya sangat kritis," tegur suster itu.

"Biarkan aku masuk suster!! aku ingin bertemu dengan Itachi-sensei!!" ucap Hinata pilu. Tsunade datang menyusul, "Tenanglah nak, Itachi-san akan baik-baik saja." Tsunade mencengkram lembut bahu Hinata. "Itachi-sensei... aku ingin bertemu Itachi-sensei..."

Hinata menangis didalam pelukan wanita cantik itu, "Tenanglah nak, dia pria yang kuat, Itachi-san pasti bisa bertahan." Tsunade berusaha menenangkan, meski sepertinya tidak banyak membantu.

.

Beberapa waktu kemudian setelah Hinata mulai dapat mengontrol kembali dirinya, Tsunade bertanya, kenapa dia ada disini.

"Siapa yang sedang berada didalam bersama Itachi?" tanya Tsunade.

"Uchiha Sasuke..." jawab Hinata lemah.

"Sasuke? dia? bukankah dia adik dari Itachi-san?" tanya Tsunade.

Hinata hanya mengangguk lemah.

"Tunggu disini ya, aku akan menghubungi orang tua Sasuke, ya tentu Itachi juga, aku harus mengabari bahwa kedua putranya ada disini," ucap Tsunade. Hinata kembali mengangguk, mempersilakan Tsunade untuk menelepon diluar karena sinyal ponselnya lemah sekali disini.

.

.

"Dari mana saja kau Hinata!? kau pulang larut malam sekali!" tegur Neji yang sudah berdiri diambang pintu sembari berkacak pinggang. Hinata tak menjawab hanya melompat memeluk sang kakak sambil menangis.

PsychopathWhere stories live. Discover now