"Aku ingin melihatnya."
Sudah 3 hari setelah Itachi bangun dari koma. Kondisinya masih sangat lemah dan dokter tidak memperbolehkannya untuk keluar dari bangsal.
"Nak, kau masih belum pulih. Nanti saja, pasti kuantar," jawab Mikoto seraya menaruh setangkai mawar merah didalam vas. Seperti yang selalu dilakukan Hinata.
"Bunga itu, Hinata tidak kemari ya," ucap Itachi melihat sang ibu yang mengganti isi vasnya. Bukan Hinata. Mikoto mengangguk, "Ya, sehari setelah kau sadar, dia tidak datang untuk menjengukmu ataupun Sasuke."
"Begitu ya, kudengar dia akan pergi untuk beberapa hari," ucap Itachi.
"Oh ya? dia tidak bilang padaku, kenapa kau tiba-tiba berbicara dengan nada khawatir seperti itu?"tanya Mikoto. Itachi memalingkan wajahnya kearah lain.
"Tidak."
Mikoto tersenyum lembut lalu berjalan mendekati tempat tidur putranya. "Tenanglah, dia akan baik-baik saja, dia harus menunggu kekasihnya sadar kan?" ucapnya.
"Sasuke ya..."
Mikoto membaca ada yang berbeda dari nada bicara Itachi. Tepatnya, nada tak suka.
"Kenapa nak? sepertinya—"
"Hanya perasaanmu saja."
.
.
"Neji-nii lama sekali, ini sudah jam 3 dan dia belum kembali. Huh, dia bilang hanya sebentar" keluh Hinata yang sudah menunggu hampir 2 jam. Saat ini mereka akan berkunjung kerumah neneknya di Taki. Mereka pergi menggunakan Bus dan tadi Neji sempat izin ketoilet tapi...
"Eh, ada pesan dari Neji-nii?"
Hinata membuka pesan dalam ponselnya yang dikirim oleh sang kakak.
Aku ada urusan, kau pergi saja lebih dulu, nanti aku menyusul. Aku sedang ada urusan sebentar dengan teman lamaku hehe!
"Aku tidak tahu rumahnya!?" Hinata terkejut karena tiba-tiba Neji membatalkan untuk pergi bersama dan meninggalkannya ditempat asing seperti ini.
Aku tahu, kau pasti bingung dengan alamatnya. Pergilah kejalan Rose, jika menemukan perpustakaan kota, lihat kearah barat ada sebuah jalan kecil dan masuklah kesana, jika sudah sampai kabari aku.
Hinata tersenyum masam dan menaiki taxi menuju alamat itu.
.
"Aku terkejut ternyata masih ada yang tinggal didaerah seperti itu," ujar sopir taxi yang mengantar Hinata.
"Aku tidak tahu, ini kakakku yang memberikan alamatnya," jawab Hinata sambil tersenyum.
"Disana banyak sekali pembunuhan yang terjadi, sekarang hanya perpustakaan kota yang masih aktif beroperasi. Ternyata masih ada warga ya disekitar situ," ucap si sopir lagi.
Hinata hanya tersenyum. Meskipun ada sesuatu yang mengusik perasaannya.
.
.
"Kaa-san, apa Sasuke kondisinya baik-baik saja?" tanya Itachi.
Mikoto mengangguk, "Iya nak, kondisinya stabil meskipun Ia belum juga sadar," jawabnya.
"Kenapa?" tanya Mikoto kali ini.
Itachi menggeleng lalu melihat keluar melalui jendela, "Tidak, hanya saja perasaanku tak enak."
"Tenanglah nak, adikmu akan baik-baik saja," Mikoto memeluk sang anak dan berusaha menenangkannya.
"Tidak, sebenarnya bukan itu...."
YOU ARE READING
Psychopath
FanfictionItaHina, AU Dalam dunia ini, tidak ada yang tidak mungkin. Benarkan Hinata?