※Leora※
"Ahh lelahnya ...," ujarku sambil membanting tubuh keatas tempat tidur.
Gara-gara guru sialan itu aku harus membersihkan seisi perpustakaan sendiri. Guru itu sepertinya benar-benar berniat membunuhku. Yang benar saja, hanya karena aku terlambat masuk mata pelajarannya setengah jam, aku dihukum hampir tiga jam membersihkan perpustakaan sendirian. Hanya sendirian!! Apa sebenarnya yang ada di dalam otak guru botak itu. Bagaimana jika ada hantu dengan rambut panjang di sana atau mahluk yang mengesot dengan darah di kakinya. Ya Tuhan, aku takkan memaafkan guru itu jika hal itu benar-benar terjadi.
Di dunia Immortal ada hal seperti itu? Tentu saja tidak ada. Hal seperti itu hanya ada di dunia manusia. Dan aku, aku tinggal di dunia manusia.
Mungkin kalian bertanya untuk apa aku tinggal di sini, jawabannya adalah untuk meneruskan perusahaan ayah di sini. Jika kalian tahu seperti apa kisah cinta kedua orang tuaku dulu, kalian pasti tahu untuk apa ayahku membeli perusahaan di dunia manusia.
Kerajaan di dunia Immortal akan di serahkan kepada kakakku Romeo, maka perusahaan besar di dunia manusia akan di serahkan kepadaku. Karena itu aku belajar di dunia manusia. Aku menyukai dunia ini? Jujur saja banyak hal di dunia ini yang menarik, kecuali satu hal.
Hantu.
Sungguh aku benci mahluk menyeramkan itu, entah itu hanya mitos atau benar-benar ada, yang pasti aku membencinya. Cukup melihat fotonya saja dapat membuatku begadang sepanjang malam dengan pikiran penuh dengan ketakutan.
Meski begitu aku tetap mengunjungi dunia Immortal, setiap akhir pekan dan liburan. Atau ketika aku merindukan bunda dan ayah.
Untuk sementara ini aku tinggal sendirian, hingga nanti akan datang pengurus baru untuk menjagaku. Sungguh aku tidak mengerti aku sudah cukup dewasa ku rasa untuk hidup mandiri. Tapi dengan berbagai alasan mereka berhasil membuatku menerima alasan mereka untuk menyewa pengurus untuk ku.
Aku bergerak bangun, aku lapar.
Berjalan munuju dapur dengan malas-malasan. Melangkah menuju lemari piring. Semoga saja Mrs.Lia datang dan membuatkanku makan siang, meski aku yakin jika benar, ia sudah kembali ke dunia Immortal saat ini.
Tanganku bergerak hendak mengambil sebuah piring.
"Nona...," suara seseorang membuatku tersetak kaget, dan tampa sengaja menyenggol jajaran piring yang tersusun rapi.
Trakss Traakksss Traakksss
Suara piring pecah saling bersahutan membuatku menatap piring-piring pecah itu dengan mata membelalak.
Aku berbalik dengan memasang cengiran lebar.
"Enam Buah piring Anda pecahkan sore ini, di tambah yang tadi pagi tiga buah piring. Jumlahnya sembilan buah piring yang telah kau pecahkan. Hmmm, mungkin ini sebuah kemajuan Nona Leora." bibirku melengkung malu menatap Mr.Max yang tampak sedikit menyindirku.
"Maafkan aku Mr.Max, tidak sengaja," jawabku berusaha memasang wajah sepolos mungkin.
"Itu alasan yang selalu Anda berikan Nona," jawabnya dengan senyum.
"Ekheemmm, jadi ada Mr. Max? Mengapa kau datang tiba-tiba?" tanyaku mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Anda mengalihkan pembicaraan Nona, tapi saya akan tetap menyampaikan tujuan saya datang kemari."
"Saya datang atas perintah Tuan Damian, ia meminta saya untuk memberitahu kepada Anda untuk datang ke kerajaan malam ini, Tuan bilang ini cukup penting," jelas Mr.Max.
Penting?
"Baiklah aku akan datang nanti," balasku dengan senyum tipis. Kira-kira apa yang ingin di bicarakan ayah. Ahh tidak apa-apa, lagi pula aku sedang merindukan mereka saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My pure blood butler (END)
FantasiaAku tidak tahu apa yang di pikirkan ayah tampanku itu, kehilangan kakak memang membuat mereka lebih overprotective padaku. Tapi pria di depan ku ini, oh astaga serius ?? " Nona pilih salah satu tanganku," ia mengangkat kedua tangannya yang terkepal...