Tebak akhir chap ini seperti apa, HAHAHAHAHHAHAHA.
------
"Apa sudah siap?" ramuan biru dan ungu itu dicampur, membuat asap abu-abu mengepul keatas.
"Sudah siap? Ini lebih dari siap." Pria itu tersenyum lebar, botol dengan cairan yang berubah warna karena dicampur tadi dikocok perlahan. Menatap dengan senyum lebar mendekati pria muda yang bertanya.
Senyum pria muda itu melebar, matanya berkilat. Keluarnya para monster broken mirror harus mereka manfaatkan. Jika dunia Immortal berhasil selamat karena pengorbanan Ratu Ivy, maka dunia manusia yang berisi orang-orang serakah akan sangat bagus untuk dikuasai.
Biarkan mosnter-monster broken mirror memakan habis manusia-manusia itu. Setelah mereka kenyang kita akan bersekutu dengan ratu broken mirror.
Broken mirror adalah monster serakah yang hanya memikirkan makan, segala jenis daging adalah makanan mereka. Monster-monster itu akan menyatu menjadi luar biasa besar.
Monster besar hasil pengatuan itulah yang disebut ratu. Ketika kecil mereka hanyalah monster tanpa otak, tapi ketika bersatu mereka adalah monster ganas yang tidak kalah dari Cyiburus. Karena mereka sama-sama kuat jadi mereka dikurung ditempat yang sama.
Meski sebenarnya kedua monster itu tidak memiliki hubungan. Salah satu mati tidak akan mempengaruhi yang satunya lagi.
--------
"
Anda terlihat sangat bahagia." Ryu muncul dari belakang sang nona, mengejutkan Leora yang duduk diujung kolam istana. Memainkan ekornya didalam air.
Leora tersenyum lebar, menatap Ryu dengan binar bahagia, sang kakak sudah kembali, dan membawa empat temannya. Beserta pasangan hidupnya. Istana ini semakin ramai saja.
"Ryu, mate kakak sangat cantik, dia disambut disni. Apa menurutmu keluarga mateku juga akan menyambutku sebaik ayah dan ibu?" Leora menatap Ryu penuh harap, mengibaskan air dengan ekornya menunggu jawaban Ryu.
"Tidak, melihat sikapmu kau akan langsung diusir dari rumah mereka." ada sesuatu yang salah, Ryu merasa tidak nyaman Leora membicarakan matenya yang belum jelas siapa. Ryu merasa terbakar dari dalam. Ryu hanya tidak suka.
"Ya! Kau jahat sekali!" Leora mendorong tubuh pria itu kuat, membuat si pelayan kurang ajar jatuh kedalam kolam. Leora menyusul pria itu, melompat masuk dengan cengiran lebar.
Ryu naik kepermukaan kolam, dia belum siap hingga kurang menarik nafas.
"Astaga Nona, jika kau ingin mandi bersamaku kau tinggal bilang. Jangan seperti ini." Ryu tersenyum menggoda, menatap Leora yang juga menyembulkan kepalanya keluar dari air.
"Dalam mimpimu." Leora memukul tubuh Ryu, meski tidak sakit Ryu tetap menghindari amukan Nona cantiknya itu.
"Anda memang pengertian, dari mana Anda tahu saya selalu memimpikan Anda." wajah Leora memerah, gadis itu membuang muka atas ucapan Ryu yang entah mengapa mebuat sudut bibirnya berkedut ingin tersenyum.
Ryu mendekat, mengacak rambut Leora dengan sayang.
Leora semakin lincah ketika berada didalam air, dan Leora sangat pantas memuji keahlian berenang Ryu, pria itu cukup lincah didalam air untuk ukuran makhluk Immortal selain Mermaid.
Mereka ditengah kolam, serentak memunculkan kepala dari dalam air. Ryu menarik nafasnya, menghirup udara yang sejak tadi ia tahan.
Leora terkekeh, tentu saja dia tidak terengah seperti Ryu, dia Mermaid. Dan Mermaid bisa bernafas dengan bebas didalam air.
Jarak kedua dekat, nyaris terlalu dekat. Dan Ryu terpaku, manik biru cerah itu menariknya dalam. Membuat Ryu menyelam semakin jauh kedalam.
Saat itu Ryu benar-benar kehilangan kontrolnya, rasa yang bergejolak itu benar-benar akan tumpah.
Entah bagaimana, Ryu benar-benar membuang semua pemikirannya mengenai mate. Mendekat kemudian merasakan kehangatan yang menyatu. Lembut, hangat dan Ryu terbuai.
Manik biru itu terpejam, sama terhanyutnya dengan dirinya.
"Ryu ..." mereka akhirnya menjauh, saling bertatapan dan diam, mata Leora melayu.
Sesuatu didalam sana berteriak, dia tidak keberatan hatinya malah terasa hangat dan Leora tidak mengerti kenapa. Leora tidak mengerti mengapa ia merasa senang. Dia tidak tahu mengapa dia justru sangat menyukai hal itu.
🎀
Leora menjauh, tidak bukan karena dia marah, tapi dia malu dan otaknya benar-benar penuh dengan berbagai hal yang tidak ia mengerti. Jika Ryu dan dirinya adalah mate, kenapa Leora malah senang, kenapa Leora malah menantikan hal itu terbukti.
Leora tidak paham.
"Nona." itu Ryu, nafas Leora tertahan, pipinya memerah segera lari dari tempatnya berdiri.
Ini sudah 2 hari ia menjaga jarak dari Ryu, jantung Leora benar-benar terus berdetak kencang, dia malu tanpa sebab, dia terus memikirkan pria itu dia tidak bisa melepaskan pria itu dari otaknya.
Leora sengaja mengajak kedua sahabatnya memutari Mall selama 4 jam tanpa alasan yang jelas hanya untuk menghindari Ryu.
Leora tahu dia sudah gila, dan sekarang dia stress karena tidak mengerti perasaannya sendiri.
Leora terpojok, mereka dipantai, di ujung tepi pantai dengan ombak yang menabrak kaki.
"Kenapa kau menghidariku, Nona?" wajah Leora panas, menggigit bibirnya ragu gadis itu menatap Ryu dengan panik.
"Wajah mu merah." Ryu mengusap pipi gadis itu, membuat wajah Leora semakin memerah, bahkan sampai di pipinya. Ryu terkekeh merasakan hangat pipi gadis itu.
Ketika otak sudah tidak berdaya melawan hati.
"Apa kau malu?" Tanya Ryu dengan senyum menggoda, Ryu sudah tidak peduli dengan ikatan mate itu, entah mengapa otaknya benar-benar sudah tidak berdaya melawan hatinya.
Bau harum itu tercium, Leora mengerutkan dahinya, bau harum, sangat harum. Nyaris menyengat tercium.
"Ada apa Leora, jika kau malu haruskan pelayan ini minta maaf."
"Leora terganggu bau harum itu membuatnya tidak fokus.
"Tentu saja kau harus minta maaf." tubuh Leora menegang, dua buah lengan memeluk tubuhnya dari belakang. Sebuah kepala berada di bahunya.
"Mate, mine." tubuh Leora menegang begitu sebuah bisikan terdengar jelas di telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My pure blood butler (END)
FantasyAku tidak tahu apa yang di pikirkan ayah tampanku itu, kehilangan kakak memang membuat mereka lebih overprotective padaku. Tapi pria di depan ku ini, oh astaga serius ?? " Nona pilih salah satu tanganku," ia mengangkat kedua tangannya yang terkepal...