18 : meet brother

23.9K 2.9K 82
                                    

Ryu masuk, memberi hormat pada tuannya diatas singga sana. Leora masuk sekolah sendirian hari ini, berita penting seperti ini tidak dapat Ryu tunda.

"Kita bicarakan ini diruang rapat." Ryu mengangguk, melangkah mengikuti sang raja menuju ruang rapat.

Ruang rapat adalah ruangan yang cukup besar dengan banyak kursi.

Ryu duduk didekat sang Demon.

"Katakan padaku." Damian berujar tegas, menatap sang kesatria hebat dengan serius.

"Saya rasa Cyiburus telah bangkit dan memecahkan beberapa kaca penahan, Tuan." Ryu mengatakan maksudnya.

Masih ingat? Cyiburus adalah salah satu sisa dari bangsa Pure Blood jantan yang masih hidup selain Ryu, bangsa pure blood yang telah dikutuk menjadi monster dengan kekuatan luar biasa besar.

Terkurung bersama ribuan monster bawah tanah kuat didalam penjara kaca bernama broken mirror.

Broken Mirror terbagi dua.

Para monster, mereka disebut monster Broken Mirror. Yaitu monster-monster bawah tanah yang dikurung didalam penjara kaca bersama Cyiburus.

Dan Para Kesatria, mereka di sebuah kesatria Broken Mirror, yaitu beberapa manusia terpilih yang memang ditakdirkan untuk menumpas para monster yang terbebaskan ketika Penjara kaca pecah akibat auman dari kebangkitan Cyiburus.

Dan sejak lama Ryu tahu bahwa dirinya dan Leora merupakan kesatria broken mirror. Dikatan dalam sejarah kesatria berjumlah banyak. Jadi yang masih mereka tunggu adalah kemunculan para kesatria lain.

"Ya, aku tahu itu, para Wizard penjaga telah memberi tahuku tentang bangunya Cyiburus."

Berbeda dengan Cyiburus yang ketika bangkit akan menyerang dunia Immortal, monster Broken Mirror akan keluar dan menyerang Dunia manusia.

"Aku akan pergi ke Dunia Manusia dalam waktu dekat, membicarakan hal ini kepada Dewan perhubungan."

Dewan berhubungan adalah para manusia terpilih yang menjadi mentri dunia dalam kerja sama dengan dunia Immortal. Mereka adalah orang-orang yang mengetahui tentang keberadaan dunia Immortal.

Damian tentu saja akan meminta pasukan manusia untuk ikut berpartisipasi menjaga dunia mereka sendiri.

Damian tidak ingin repot sendiri jika mereka menolak, Damian pun tidak mau mengambil bagian dalam menjaga Dunia tentangganya itu.

"Apa kau sudah memberi tahu Leora tentang hal ini?" Damian bertanya serius, menatap sang kesatria dengan padangan khawatir.

Sebagai seorang ayah tentu saja Damian khawatir, sang putri akan terlibat langsung dalan sebuah pertarungan besar. Dengan kemungkinan hidup yang tidak dapat diperkirakan persentasenya.

"Belum Tuan, saya sedang menunggu waktu yang tepat untuk menjelaskan hal ini."

Damian mengangguk, putrinya yang ceroboh itu, tidak mudah untuk menaklukan sikap keras kepalanya, Damian merasa kesal kenapa sikap keras kepala darinya itu yang menurun pada sang putri.

"Setidaknya beri dia gambaran Ryu, aku tidak ingin dia terkejut ketika aku menjelaskan ini padanya."

Ryu mengangguk, "baik Tuan."

💮🌸💮🌸💮🌸💮🌸

Ryu tidak ikut bersama Leora ke sekolah, dia pergi untuk membahas monster yang menyerang mereka kemarin. Leora rasa itu adalah hal yang sangat penting.

Mengingat monster bawah tanah yang menyerang mereka kemarin terbilang kuat sehingga Leora tidak dapat mengendalikan tubuh monster itu.

"Leora! Kau tahu Cafe Amour bukan?" Leora mengangguk menatap Vindi bingung.

"Ya, aku tahu Cafe itu, kenapa?"

"Demi Tuhan! Pelayan-Pelayan baru Cafe itu tampan-tampan! Salah satu diantar mereka bermata biru gelap seperti lautan dengan rambut hitam legam," ujar Vindi dengan mata berbinar-binar.

"Aku seperti mendengar ciri-ciri dari Ayahku." Leora memutar bola matanya tidak percaya.

"Ehh? Kalau di pikirkan kau benar Leora, dia sedikit mirip Ayahmu." Nao-nao menyahut duduk disamping Leora dengan wajah mengingat-ingat.

Damian pernah beberapa kali datang ke sekolah sang putri. Menghadiri pertemuan orang tua bergantian dengan sang istri.

"Jangan bercanda, kalian membuatku penasaran." Leora memutar bola matanya tidak percaya.

Leora teringat seseorang, seseorang yang ia rindukan meski tidak ingat seperti apa wajahnya. Seseorang yang bersama dengannya hanya seminggu setelah itu menghilang sampai sekarang.

Calon penguasa Immortal, melanjutkan kaum Demon dengan darah kepemimpinan yang kental.

"Mungkin aku akan kesana nanti," ujar Leora dengan rasa penasaran didadanya.

"Tentu saja kau harus, tapi jangan macam-macam Leora kau sudah memiliki Ryu." Vindi menggoda, mengedipkan matanya jahil.

Kejadian gila saat awal-awal kepindahan Ryu kemari itu entah kenapa tidak pernah bisa dilupakan oleh kedua sahabatnya itu.

Leora benar-benar sakit kepala, mereka benar-benar tidak percaya akan penjelasannya mengenai kesalah pahaman itu.

💮🌸💮🌸💮🌸💮🌸💮

"Jemput aku di Cafe Amour." Leora memmind link Ryu, pria itu sudah selesai dengan urusannya bersama sang Demon dan mengatakan bahwa dia akan menjemput sang Nona.

Leora bergerak masuk, Cafe itu bagus. Dan hangat dengan dominasi pengunjung adalah gadis-gadis seperti dirinya yang saat ini sedang sibuk cekikikan entah membicarakan apa.

Leora menuju sebuah meja di dekat Kaca, meja kosong yang tampaknya cukup nyaman untuknya.

Meja nomor sembilan.

Dia akan memesan Latte saja, sebentar lagi juga Ryu akan menjemputnya. Mungkin dia akan menemui 'pegawai baru yang tampan itu lain kali saja'.

"Permisi, ingin pesan apa?" Leora mengangkat kepalanya, matanya mebelalak lebar, mata biru gelap itu membuatnya terpaku. Wajahnya, rambutnya, aura yang di keluarkannya."

"Kau!!" pria itu mengangkat alisnya bingung, dan Leora sendiri juga bingung harus mengatakan apa terhadap pria dengan wajah luar biasa tampan didepannya.

"Nona ada apa?" Ryu mendadak berdiri disamping Leora.

Mengangkat kepalanya kemudian ikut terpaku menatap sosok dihadapan mereka.

"Kita harus pergi Nona. Dan sampai ketemu lagi Tuan." Ryu memberikan sikap formalnya kepada pria didepan mereka.

Leora diam membisu ketika Ryu membawanya masuk kedalam mobil yang ia bawa. Membawa gadis itu pulang kerumah, tanpa membuang waktu Leora dan Ryu berjalan langsung menuju sebuah pintu penghubung Dunia Immortal dan Dunia manusia.

Leora tidak membuang waktu, berlarian dengan seraga sekolah didalam Istana mencari keberadaan kedua orang tuanya.

Dimana mereka?

Hingga kemudian matanya menagkap bayangan kedua orang tuanya didepan sebuah kolam ikan.

"Ibu! Ayah!"

Nafasnya terengah, Raja dan Ratu menatap Leora penuh tanya.

"Dia! Aku menemukan dia!"

"Aku menemukan kakak!"

My pure blood butler (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang