27 : Bermimpi

18.9K 2K 337
                                    

Leora bangkit, berlari kearah dimana dia berada tadi. Matanya menyusuri tubuh tubuh monster yang terpotong.

Disana berbaring menatap langit.

"Ryu!!" tubuh yang terbaring lemas itu terkejut. Bahkan satu jaripun tidak mampu lagi bergerak, melalui ekor matanya, ia melirik. Kabur-kabur diujung sana ia melihat sosok itu. Berlari mendekat. Berbagai jenis monster mendekati gadis itu.

Bongkahan es tajam yang berasal dari kekuatannya pun  muncul, terkadang muncul juga bongkahan es yang membekukam tubuh beberapa monster.

Para monster Ai terus besatu, membentuk monster yang semakin besar tiap menitnya, sudah sangat banyak yang mereka bunuh namum ukuran monster itu tetap sangat mengerikan. Dan para monster Ei, tetap merepotkan dengan keganasan mereka.

Mata Ryu membelalak, melirik kerah monster Ai yang bertambah besar berada tidak jauh darinya, ditambah Leora yang malah berlari kembali kearahnya.

"Tidak! Tidak! Tidak! " batin Ryu berteriak. Dadanya berdebar keras. Tubuhnya terasa sakit dimana-mana.

Dengan jelas Ryu melihat ekor monster Ai bergerak menghentak kearah Leora yang sibuk menangani beberapa monster Ei yang menghandangnya.

"Menjauh!" Ryu melempar tubuhnya sendiri, melesat cepat kearah Leora yang tidak fokus kearah cambukan ekor tersebut.

Merapalkan beberapa mantra mengumpulkan semua darah darah yang berceceran dimedan pertempuran itu, membentuk sebuah tombak besar dari darah yang membeku. Membalik tubuhnya, Ryu mengarahkan Atfanya untuk membungkus tubuh Leora, membiarkan tubuhnya terkena cambukan keras ekor Monster besar itu.

Ryu terbanting keras ke tanah, memuntahkan darah dari mulutnya.

Leora terbelalak, "RYU!!"

Ryu menatap wajah Leora sebentar, "selimuti darah itu dengan es mu Leora." sesak, dada Ryu seolah mau pecah.

Dengan cepat Leora membungkus tombak darah buatan Ryu. Mata pelayan itu tidak fokus, mengerjapkan matanya berkali-kali berusaha fokus.

"Etacha!" seperti sebuah bisikan halus, benda itu bergerak menusuk tubuh monster besar itu.

Kesempatan besar terbuka. Dengan cepat keempat kesatria broken Mirror lain bergerak, tubuh sang monster dicabik, dipotong, ditusuk hingga tidak berbentuk.

Kemudian disusul oleh sebuah bola hitam besar yang memporak-poradakan tubuh monster itu. Bola hitam itu tampak tersedot kedalam tubuh sang monster, tubuh monster itu membengkak dengan tidak wajar, tampak seolah kelebihan muatan dan akan pecah sebentar lagi.

Mata Ryu memberat, Atfanya mengendur membuat Leora dengan cepat dapat keluar dari balutan Atfa milik Ryu. Gadis itu menangis, tubuh Ryu dibasahi darah dimana-mana. lukanya nampak begitu dalam dan parah.

Mengangkat kepala pria itu kepangkuanya. Leora tidak dapat menahan air matanya.

"Ryu ... Ryu ... Ryu ...." Leora kaku, otaknya lumpuh. Ia tidak mengerti harus mengatakan apa.

Seekor monster Ei bergerak cepat menerjang kearah mereka berdua, dengan terkejut Leora menahan monster itu dengan tangan kanannya, menyebabkan tangannya tergigit oleh si monster. Gigi Leora bergemelatuk, sebuah es tajam menusuk perut si monster hingga Menembus tubuhnya. Tangan kanan Leora sobek, namun tidak gadis itu hiraukan.

Mata Ryu semakin berat, menatap sang gadis dari bawah. Dia memang cantik, tampak begitu indah dari posisinya saat ini.

Nafas Ryu memberat, tangan Kanan Leora bergerak, menyentuh beberapa luka di wajah Ryu.

Tepat setelah itu Ledakan besar terdegar dibelakang mereka, tubuh monster Ai itu meledak memercikan darah dimana-mana. Membasahi tubuh  Leora dan Ryu dengan darahnya.

Menelan ludahnya, Ryu tidak dapat fokus, aroma harum mendadak memenuhi penciumannya.

"Ryu, ayo pulang." suara Leora terdengar seperti bisikan halus ditelinga Ryu.

Apa ini?

Jangan bilang Matenya benar-benar seorang monster?

*****

Bibir itu pucat, luka tampak jelas hampir di seluruh bagian tubuhnya, masih basah dan menimbulkan bercak-bercak darah pada balutan Kasanya, beberapa Healer dengan warna putih dan gelembung emas itu tampak begitu telaten mengalirkan kekuatan penyembuhan mereka.

Luka sang Penjaga Putri memang tidak bisa dianggap main-main. Dalam dan lebar.

Menghancurkan setengah dari rusuk-rusuknya, melubangi tiga titip di badannya, dan menyebabkan belam besar dipunggungnya, juga darah di kepala, mengenaskan.

"Untuk saat ini kami tidak dapat memastikan keadaannya Tuan Putri, tapi saya percaya Tuan Ryu akan baik-baik saja." sang healer menatap Leora dengan senyum menenangkan.Korban akibat perang itu memang luar biasa banyak.

Para Healer seperti mereka dipaksa menyembuhkan ribuan prajurit yang terluka, tentu saja tidak akan optimal. Yah, itu memang kewajiban mereka sebagai makhluk penyembuh.

Beberapa Healer itu pamit keluar, mengangguk penuh hormat pada Leora sebelum melangkah keluar.

Leora menatap wajah babak belur itu, mengambil kain bersih didamping meja, mengelap keringat yang keluar di dahi Ryu dengan hati-hati.

Kelopak mata Ryu bergerak, mengerjapkan matanya Leora terkejut. menatap penuh harap kearah mata Ryu.

Mata Ryu bergerak, mengerjap kemudian memunculkan kelereng hitam yang disembunyikannya.

Wajah Ryu tampak panik, menatap sekelilingnya dengan begitu panik.

Begitu kedua bola mata mereka bertemu, Ryu menghela nafasnya lega.

"Ku-ku pikir, hhhhhh." nafas Ryu tersengal. Tampak tampak begitu lega.

"Kau benar-be-benar meninggalkan ku." Pria itu bangkit tiba-tiba menarik Leora kedalam pelukannya, rasa sakit ditubuhnya tertutupi oleh rasa lega yang melingkupi tubuhnya.

"Tidak mungkin! Aku tidak akan mungkin meninggalkan mu Ryu!"

Bibir pucat itu melengkung membentuk senyuman.

"Aku bermimpi buruk, mimpi yang sangat buruk." Ryu berbisik. Leora menjauhkan tubuhnya, menatap Ryu dalam-dalam.

"Apa aku meninggalanmu?" Leora bertanya, wajahnya memerah menatap Ryu malu.

"Tidak," ucapan Ryu menggantung.

"Aku bermimpi, melihat mateku se-ekor monster besar merepotkan."

Mata Leora memebelalak malu, sialan pelayan kurang ajar itu!

"Tapi sepertinya, aku bisa lega sekarang. Tubuh Ryu bergerak perlahan menyandarkan kepalanya pada pundak Leora."

"Mate Mine."

Belum direvisi maafkan segala typonya

My pure blood butler (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang