*Author's POV*
Seperti biasa, Ramma sedang bermain dengan teman-temannya. Sebelum kelas benar-benar masuk, ia sering memanfaatkan waktu untuk menghibur diri. Kali ini, bukan lagi kartu remi yang dimainkannya atau kartu UNO atau bahkan bermain Get Rich di hpnya. Kalian pasti tahu bukan apa yang sedang trend saat ini?
Ya. Ramma sedang memainkan Pokemon Go bersama segenap teman-temannya. Mereka tampak serius memperhatikan smartphone mereka sembari sesekali tertawa bercanda. Salah satu dari mereka juga mengeluh karena tidak menemukan pokemonnya.
Saat sedang asyik bermain pokemon, pintu kelas diketuk oleh perempuan kelas sebelah. Ramma mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa orangnya. Ternyata Diani, teman Kesha.
Diani mencari Zara dan mereka tampak membicarakan sesuatu yang serius.
"Katanya, sih sakit tipes!"
"Jadi nanti siang abis pulang sekolah kita jenguk Kesha?"
Ramma mengernyitkan dahinya. Kesha? Ada apa dengan gadis itu? Dengan rasa ingin tahu yang sangat besar namun tetap gengsi, akhirnya Ramma menghentikan permainan Pokemon Go-nya sejenak lalu berdiri dan berjalan keluar kelas melewati Diani dan Zara. Ia berpura-pura ingin membuang sampah. Namun siapa sangka? Diani menegurnya.
"Ramma!"
Ramma membalikkan badannya sambil mengangkat salah satu alis matanya.
"Kesha sakit. Rencananya anak Mafia mau jenguk dia nanti siang. Lo mau ikut gak?"
Mafia adalah sebutan untuk kelas 9B dulu ketika saat SMP. Ramma, Diani, Zara, Kesha adalah teman sekelas. Makanya, Diani ingin mereka menjenguknya bersama.
"Sakit?"
"Iya. Gue juga baru tau dari kak Kuntara."
Kuntara? Cowok itu? Kenapa mesti cowok itu yang tau duluan? Ada apa antara Kesha dan Kuntara?
"Gak ah, males," Ujar Ramma ketus sambil berjalan masuk kelas --lupa kalau tadi ia berpura-pura ingin membuang sampah.
Diani menggeram dan ingin menabok Ramma saat itu juga kalau Zara tidak menahannya.
"Ish! Kesel gue sama dia. Akhir-akhir ini dia ngeselin, selalu bikin gue naik darah. Belum cukup apa kemarin marahan!" Diani menggerutu.
"Sabar deh. Yaudah nanti siang jadi jam berapa? Kumpul dimana?" Balas Zara dengan sifatnya yang kalem.
"Duh lo kalem banget, sih, zar! Ga tau nih, gue juga baru mau ngasih tau anak-anak Mafia yang lainnya. Ntar gue kasih tau lo deh, oke? Gue duluan ya dah!"
"Oke. Dah!"
T_T
Kesha mengangkat tubuhnya untuk menyandar di sandaran tempat tidurnya. Ia merasakan sakit yang amat sangat di kepalanya, rasanya seperti dipukul palu godam.
Ini sudah jam 11 siang dan Kesha sudah melewati sarapannya karena ia tidak nafsu makan.
"Ohh, ya, ya. Oh.. Boleh... Boleh.. Iya... Sama-sama... Oke!" Bundanya muncul dari pintu dengan ponsel Kesha di genggamannya.
"Siapa bun?"
"Eh kamu udah bangun. Ini, temen kamu! Kuntara nelfon bunda, dia nanya apa kamu dirawat atau engga. Dan nanti siang sepulang sekolah dia mau ke sini katanya. Gapapa kan?" Bundanya duduk di pinggir ranjangnya.
Kesha mengangguk. Aku jadi inget Ramma, apa dia bakal dateng juga? Eh, tapi emang dia tau kalau aku sakit? Batin Kesha.
Kesha menggeleng kepalanya secara tegas. Untuk apa dia masih berharap? Persetan dengan perasaannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/57250137-288-k380965.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Move On
RomanceGadis cantik dengan rambut sebahu yang duduk di bangku kelas 10 SMA terpaksa harus merasakan pahitnya cinta pertama. Ia, Kesha, mencintai seorang lelaki yang tidak mencintainya, namun ia tetap berharap pada lelaki itu. Sampai Ulangan Tengah Semeste...