Aku termenung di jendela kelas menatap ke arah lapangan. Disana ada kelas X Mipa 7 yang memang berolahraga hari ini. It means, Ramma ada disana. Mataku mengikuti gerak-geriknya yang dengan lihai men-servis bola voli itu ke arah lawannya. Ya. Dia jago bermain voli. Hanya saja, ia terlalu demam panggung karena sifat asli dia memang pemalu. Jadi, dia belum pernah mengikuti lomba.
Pluk!
Tiba-tiba kurasakan sesuatu yang lembab kecil jatuh mengenai kepalaku. Aku meraba rambutku dan mengambil benda itu. Dan seketika ...
"Aaaaa!!! Cicakk!!! Jijikkk ew, ew, ew!! Aaaaa!!" Aku berlari kesana-kesini di dalam kelas dan akhirnya mojok di belakang kelas.
"Hahahha!!" Tawa Dhani. Sialan! Ternyata Dhani yang menaruh cicak itu dikepalaku."Nyebelin! Iseng banget, sih!"
"Lagian lo mandangin Ramma mulu, mending Rammanya mau mandang lo!"
Ouch. That fact.
Aku menatapnya datar lalu berdiri lagi membersihkan rokku barangkali kotor.
"Anak orang lo jailin mulu, dhan!" Sahut Fikri.
"Seru, fik! Jailin dia tuh serasa dapet kesenangan tersendiri!"
Blablabla. Aku gak mau denger omongan Dhani. Setiap hari dia jailin aku, ga pernah berhenti. Mungkin aku harus curhat ke guru BK tentang hal ini.
ʕ•ﻌ•ʔ
Bel pulang sekolah berdering. Aku langsung memakai tasku dan menuju ke parkiran motor. Sore ini rencananya aku akan makan bersama temen-temen SMP ku di kedai MieTul alias Mie Tulang. Kedai itu milik temanku, berhubung dia hari ini sedang dalam mood yang baik jadi dia mau mentraktir kami.
Aku mencari motorku di blok C3. Ah, akhirnya ketemu! Aku langsung memakai helmku dan mengeluarkan motorku. Namun, belum sampai depan parkiran, aku disesakkan dengan suatu penampakan. Salma, temanku, dibonceng Ramma. Tepat aku melihat mereka didepanku. Dengan buru-buru aku melajukan motor dan menunggu teman-temanku di halte.
"Kei, gue nebeng lo ya? Fahmi lagi ada eskul basket!" Ujar Hani.
"Iya."
Setelah anak-anak berkumpul, kami semua berangkat.
ʕ•ﻌ•ʔ
"Kei, lo mau level berapa deh?"
"Gak pedes bisa gak, sih?" tanyaku. Aku memang gak terlalu suka pedas.
"Mm, bisa, sih. Yaudah, kalo lo Ram? Fiz? Han? Sal? Rin?"
"Gue level 7 dong!" Sahut Hafiz.
"Gue 5!!" Sahut Arin.
"Gue juga 5!!" Sahut Hani.
"Gue 6!" Sahut Ramma.
"Gue ikutin Ramma deh kalo gitu!"
Ew. Apa-apaan itu? Setau aku, Salma itu anti banget sama pedes. Kenapa sih dia sok-sok pengen samaan gitu sama Ramma? Ih!
Aku hanya bisa menunduk tidak tertarik dengan obrolan teman-temanku. Aku mendadak bete, mending main hp aja deh.
Saatku buka lock hp-ku, aku melihat beberapa notif dari Line, BBM, IG, dan Twitter.
Kubuka notif dari BBM dan aku terkejut.
Ramma Alamsyah
PING!!!itu dua menit yang lalu!! Means dia ngirim pesan itu barusan!
Aku bingung, bales gak ya? Bentar dulu deh. Kuangkat kepalaku dan menemukan Ramma sedang menatapku namun dengan cepat ia buang muka. Ih, kenapa, sih?
Kesha Rinjani
Kenapa?Dan hanya selang beberapa detik, ada balasan dari dia.
Ramma Alamsyah
Lo. Kenapa?Aku mengernyit. Apakah dia memperhatikan aku? Apa dia tau kalo aku lagi bete? Pipiku menghangat memikirkan itu.
Kesha Rinjani
Emang gue kenapa?Itu adalah pesan terakhir yang hanya di Read doang olehnya. Sialan.
ʕ•ﻌ•ʔ
Sepulang dari makan-makan tadi, aku langsung menghamburkan tubuhku ke kasur. Rasanya badanku capek semua. Pikiranku melayang kembali pada kejadian sore tadi ketika dengan tumbennya Ramma mengirim chat padaku lewat BBM. Padahal posisi kami saat itu kan sedang dalam satu ruangan. Biar kuberi tau, Ramma itu kalo dikirim sms atau chat entah itu lewat BBM, Line, atau WA pasti dibalesnya lama banget. Misalkan, kita chat dia jam 3 sore, dibalesnya bakalan jam 8 atau jam 9 malem.
Contohnya aja waktu aku nyatain perasaan aku ke dia dulu. Ugh. Ngapain coba ngungkit itu lagi. Aku bangkit lalu menuju kamar mandi. Badanku rasanya lengket banget.
Setelah mandi, aku bingung mau ngapain. Tiba-tiba aku jadi keinget waktu Salma dibonceng Ramma tadi sore, dan Salma yang mendadak suka pedas ngikutin Ramma. Aku jadi mual. Kenapa saat aku lagi ga ada kerjaan dan bingung mau ngapain malah mikirin hal-hal yang memuakkan?
Aku mengambil hpku lalu membuka chat roomku dengan Diani, teman curhatku.
Kesha
Di
OitTak lama kemudian, ada balasan dari Diani.
DianiS
Apa?
Gimana tadi sore? Lancar?Kesha
Lancar apaan.
Macet iyaDianiS
Kenapa sih?Kesha
I think i should move on, di.DianiS
Why? You should think it twiceKesha
Even i have thought it for many timesDianiS
Why?
Tell me, story story siniKesha
Salma. Gue aneh sama diaDianiS
Kenapa?Kesha
Dia mendadak suka pedes, dia ngikutin RammaDianiS
Oh? Ga ngertiKesha
Oke yang ini gue ceritain besok di sekolah. Tapi, tadi Salma dibonceng Ramma waktu mau ke MieTul.DianiS
Seriously? Tapi, dia emang pernah waktu itu minta bonceng ke Ramma, sih.Kesha
WHAT?! WHY YOU DIDN'T TELL ME, OH YOU SHITHEAD!DianiS
Dunno what's good for you.Kesha
Okelah, gapapa. So, back to the topic. Should i move on, di?DianiS
No. You don't have to.
Jangan terlalu sering ambil kesimpulan sendiri ah, lo mah gitu.Kesha
Gue ga nyimpulin apa2!!DianiS
Well, you did. Walaupun secara gak langsung.Kesha
Yaya, whatever.DianiS
Mana deh yang berjuang 2 tahun, ah, apaan sih itu 2 tahun, basi.Kesha
Fuckyou.Aku langsung mematikan Mobile Data ku lalu tidur.
Well, sleep tight, Kei.
####
Haiii, ini baru part pertama, aku harap kalian suka :)
Jangan lupa vote dan comment ya! Ini sebenernya cerita kedua aku setelah The Intersection of Love, semoga pembacanya bisa lebih banyak lagi Aamiin. Byee!
![](https://img.wattpad.com/cover/57250137-288-k380965.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Move On
RomanceGadis cantik dengan rambut sebahu yang duduk di bangku kelas 10 SMA terpaksa harus merasakan pahitnya cinta pertama. Ia, Kesha, mencintai seorang lelaki yang tidak mencintainya, namun ia tetap berharap pada lelaki itu. Sampai Ulangan Tengah Semeste...