2. Athena Senja Rifaldy

22.5K 1.3K 26
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul enam lebih lima belas pagi ketika Athena selesai mematut dirinya di depan cermin setinggi tubuhnya––sekitar 161cm.

Cewek berseragam putih abu-abu itu nampak tersenyum pada bayangan dirinya dalam pantulan cermin. Rambut hitam legamnya yang lurus dan panjang tanpa pernah tersentuh alat catok dibiarkan terlepas bebas. Mata bulatnya terlihat cemerlang, memancarkan sinar keceriaan sesuai sifatnya sehari-hari. Pipinya tidak terlalu gembul, tidak juga terlalu tirus, sangat pas menunjang kecantikan alaminya, ditambah lagi bibir mungilnya berwarna merah cherry yang kelihatan segar.

Athena mengurut rambutnya menggunakan jemari, sambil senandung merdu keluar dari bibirnya. Dirasa cukup, Athena menempelkan kedua tangannya di pinggang, bukan selayaknya seseorang yang sedang marah melainkan Athena bersikap seperti itu karna dia teramat siap untuk menghadapi hari ini.

Sunggingan senyum tetap setia menghiasi wajahnya, bersamaan tangan kanan Athena yang terlepas dari pinggang lalu kedua jarinya yaitu ibu jari dan telunjuk naik membentuk pistol. Athena menyodorkan telunjuknya pada cermin di hadapannya.

"Hey, Athena, are you ready for today?" tanya Athena pada sosok dirinya yang lain––yang selalu mengikuti gerakannya tanpa terkecuali.

Senyum Athena bertambah lebar, menampilkan jajaran gigi putihnya. Kemudian dia berteriak––

"YES! I'M ZUPERRR READYYY!"

Athena berjalan menuruni tangga dengan kedua tangan berpegang pada tali ransel warna pinknya. Begitu tiba di anak tangga terakhir, ponsel yang Athena simpan di saku seragam atasannya bergetar, memaksa Athena merelakan beberapa detik waktunya untuk mengetahui pesan apa yang mampir ke aplikasi chat atau mungkin nomor teleponnya.

Dilihat dari layar yang menyala, Athena langsung mengerti kalau pesan tersebut berasal dari Miko yang dikirim ke aplikasi LINE miliknya.

Miko Arfando : gue otw, setengah7an sampe rumah lo, okay?

Sebelum membalas pesan temannya, Athena sempat melirik ke arah ruang makan, melihat personil keluarganya sudah berada lengkap di sana.

Athena Senja : yups! tiati lo

Ponsel bermerk terkenal tersebut dijejalkan kembali ke sakunya dan Athena berjalan penuh semangat menghampiri ibu dan kakak perempuannya yang sudah duduk rapi di kursi mereka biasanya.

Mungkin ada yang bingung, kenapa hanya ada ibu dan kakak Athena saja sedangkan tadi Athena merasa keluarganya sudah lengkap. Anggota keluarga Athena di rumah berdesain minimalis ini memang hanya dia, ibu dan juga kakaknya, karna ayahnya sudah berpulang sekitar delapan tahun yang lalu, ketika Athena masih duduk di bangku sekolah dasar. Sosok malaikat pria yang menjadi pelindung keluarga ini terserang penyakit jantung kala itu.

"Selamat pagi dua bidadari surgaku!" seru Athena riang, sebelum duduk di kursinya, Athena berjalan mendekati Ibu dan Aqila–kakaknya–untuk mencium pipi mereka masing-masing. Kebiasaan ini sudah Athena terapkan sejak kecil, saat ayahnya masih berada di tengah mereka.

"Pagi senja keduanya Mama," Rianti menjawab, menggunakan nama tengah Athena secara sengaja atas alasan dirinya yang begitu menyukai waktu-waktu senja tiba. Itulah alasan kata senja disematkan di tengah nama dua putrinya. Yang pertama, Aqila Senja Rifaldy dan yang kedua, Athena Senja Rifaldy.

"Wah, pancakenya enak banget nih pasti. Jadi nggak sabar," ucap Athena sambil menggosokkan dua telapak tangannya. Di depannya sudah tersaji pancake hangat yang menjadi menu sarapan favorit keluarga ini. "Bikinan Kakak apa Mama nih?"

Aqila yang baru selesai meminum susunya segera menjawab. "Kakak dong, tadi kan Kakak bangun duluan daripada Mama. Hehe."

"Yah, standard deh pasti."

Seventy Eight Pages ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang