23. Seventy Eight Pages-with you

12.5K 863 40
                                    

Cowok berjaket abu-abu yang sedari tadi berdiri di depan pintu ruangan UGD akhirnya memutuskan untuk duduk. Kedua tangannya terus tersimpan di saku jaket manakala kursi besi yang terasa dingin menembus celana jeans hitamnya.

Galendra tidak pernah mengira kejadian ini akan menimpa Athena. Bagaimanapun besarnya dendam Azka terhadapnya, tidak seharusnya cowok itu melampiaskan semuanya kepada orang-orang dekat Galendra. Apalagi Athena sama sekali tidak ada kaitannya dengan ini semua. Meskipun Azka telah menerima hukuman setimpal dari pihak kepolisian, rasanya tetap saja tangan Galendra sangat gatal, ingin menghabisi cowok itu dalam sekali tumpas.

"Abang," dari bibir kecilnya Ganindra memanggil Galendra. Wajah bocah itu terlihat kusut dan basah. Tangisannya belum juga usai sejak melihat Athena tergeletak tidak berdaya. Galendra sangat menyayangkan peristiwa tragis semacam ini bisa terjadi di depan Ganindra. Galendra takut hal tersebut justru menjadi momok menakutkan bagi hidup Ganindra. "Kak Athena nggak akan mati kan?"

Galendra menatap miris pada bola mata Ganindra yang memancarkan pengharapan besar. Dia tahu, betapa bocah kecil itu menyayangi Athena meski pertemuan mereka dapat dibilang tidak terlalu sering. "Adek berdoa ya, minta sama Tuhan buat jangan ajak Kak Athena ke surga dulu...adek sayang kan sama Kak Athena?"

Kepala Ganindra mengangguk berulang kali, mengikuti perintah otaknya yang terkoordinasi dengan hati saat menyebutkan kalau dia sangat menyayangi Athena. Tuhan tidak boleh mengambil Athena secepat ini. Masih banyak yang ingin Ganindra lakukan bersama seseorang yang sudah dia anggap seperti kakak kandungnya sendiri.

"Abang juga sayang kan sama Kak Athena?" dan bisa-bisanya Ganindra menanyakan sesuatu yang selama beberapa hari ini terus berputar di seluruh bagian kepala dan hatinya. Galendra baru akan mengumpulkan keberanian untuk jujur, tapi kenapa sekarang takdir seolah mempermainkannya.

"Iya—" Galendra mengusap airmata yang terus merembes dari dua mata Ganindra. "—Abang juga sayang sama Kak Athena. Abang nggak mau Kak Athena pergi."

Ganindra memajukan kedua tangannya untuk memeluk perut Galendra. Dalam dekapan hangat sang kakak, bocah itu terdengar sesenggukan beberapa kali sambil mengutarakan doa sederhananya kepada Tuhan.

"Adek pulang aja ya sama Mama," ucap Galendra. Isakan tangis Ganindra begitu terasa di perutnya. Galendra lantas melirik Dian yang duduk tidak jauh darinya, berusaha menenangkan Aqila dengan ditemani Adam dan Danang, sementara Rianti masih menemui dokter yang menangani Athena.

"Nggak mau!" jawab Ganindra kesal. Hidungnya nampak kembang kempis dan matanya diusap beberapa kali. Melihat keadaan Ganindra seperti ini, batin Galendra terasa sangat pedih. Bukan hanya dia yang merasa takut kehilangan Athena, melainkan semua orang yang ada disini, termasuk Ganindra. "Aku mau disini sampai Kak Athena sembuh."

"Kamu daritadi belum istirahat kan, Abang nggak mau kamu kecapekan terus sakit. Mau tangannya dikasih jarum kayak Abang kemarin?"

Ganindra menggeleng. "Aku nggak mau pulang tapi aku juga nggak mau disuntik, Bang."

Galendra menatap cemas ke arah Dian. Garis bibir wanita itu menggambarkan sesuatu, bahwa membiarkan keinginan Ganindra terpenuhi adalah satu-satunya jalan terbaik. Atau bocah itu akan merengek hebat.

"Yang sabar ya, Ndra," kata Adam selepas meninggalkan Aqila yang sudah berhasil ditangani oleh Dian. Danang mengikutinya dan sama-sama duduk di sebelah Galendra. "Gue yakin Athena itu cewek kuat, dia pasti bisa ngadepin ini semua."

"Gue nggak mau dia jadi cewek cemen, Dam," papar Galendra. Suaranya terdengar bergetar namun sebisa mungkin Galendra menahan tangisnya agar Ganindra yang masih memeluknya tidak bertambah sedih. "Untuk kali ini gue mau dia ngebuktiin kalo panggilan itu sama sekali nggak cocok buat dia. Gue mau dia bangun dan manggil gue songong lagi. Gue bahkan rela kalo andainya dia mau ngerjain gue balik. Asal dia nggak pergi ninggalin gue."

Seventy Eight Pages ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang