Athena Senja : betbet gue udah mau nyampe Angkasa yhaaa
Hari ini adalah hari diadakannya lomba cerdas cermat tingkat SMU Nasional. Dan Athena terpilih dari SMU St. Morris untuk mewakili sekolah dalam ajang tersebut. Athena berhasil menyisihkan lima kandidat lainnya. Dia dan dua temannya dari kelas IPA dan IPS menjadi tiga besar yang hari ini dikirim ke SMU Angkasa.
Ya, perlombaan diadakan di SMU Angkasa, yang itu artinya Athena akan mengunjungi sekolah Bethani. Oleh sebab itu saat mereka bertemu di supermarket kemaren, sebuah janji akan pertemuan di sekolah Bethani telah disusun rapi. Rencananya, selepas acara, mereka berdua akan makan bersama di restoran mie di depan SMU Angkasa. Karena cerita Bethani waktu itu, Athena jadi bersemangat sekali mencoba jenis lain olahan mie di restoran tersebut.
Bethani : yey! udah gue siapin red carpet nih buat nyambut elo ehehehe
Athena terkikik membaca pesan Bethani.
Athena Senja : sekalian aja lo undang ondel-ondel sama tanjidor bet
Bethani : YHA LEH UGHAAA
Athena membiarkan pesan Bethani hanya dibubuhi tanda read, toh mobil yang dia tumpangi bersama teman-teman dan beberapa gurunya sudah berada di depan gerbang SMU Angkasa. Tinggal menyeberang, mereka sudah memasuki pelataran sekolah itu.
Dilihat dari keadaan sekitar, rupanya perwakilan beberapa sekolah lain sudah datang. Ini terbukti dari lahan parkir yang telah penuh oleh mobil dan bahkan ada juga yang menggunakan minibus. Athena beranjak dari dalam mobil, mengikuti langkah empat guru yang hari ini mendampingi mereka. Dua tangannya iseng memainkan tali ransel, sembari pandangannya mengelilingi keseluruhan area sekolah yang ternyata luasnya hampir sama dengan St. Morris. Bangunan bertingkat tiga berdiri kokoh, dihiasi pilar-pilar besar di bagian depan, menambah kesan mewah dari sekolah ini. Konon, selain SMU St. Morris, SMU Angkasa ini juga dijadikan lahan berkumpulnya murid-murid hitz di kota Jakarta. Fakta pun berbicara manakala Athena melihat ada gerombolan cewek yang gayanya mirip dengan Pingkan and the gank.
Tapi melihat semua itu, Athena berpikir bahwa Bethani tidak mungkin terlibat dalam genk-genk pergaulan semacam itu. Dilihat dari gaya Bethani yang cuek, anak itu pasti mempunyai teman dalam jaringan merata alias tidak terbentur komunitas apapun.
"Weyooo, nyariin gue ya?" sentak Bethani tiba-tiba dari belakang tubuh Athena.
"Ih, kok pede? Ngapain juga nyariin situ?" balas Athena membuat wajah Bethani berubah kecut. Sesaat berlalu, tawa Athena terdengar cukup keras. Dia tidak dapat menahan geli karena tampang Bethani yang dibuat-buat. "Canda deng– muka lo ya ampun, Bet!"
Bethani menjulurkan lidahnya. "Cantik kan gue kalo masih pagi gini, kalo udah siang mah jangan ditanya, bentukan gue kaya babu."
"Lah, gue nggak ngomong ya?"
"Ya emang, kan gue yang ngomong."
"Haha, babu mana ada yang cantik sih," ucap Athena sambil iseng menarik-narik ujung poni Bethani.
"Yah, nih anak ngeledek lagi. Mana ada gue cantik. Lo tuh, makanya sampe Galendra klepek-klepek liatnya. Hehe."
Galendra klepek-klepek?
Ah, Bethani pasti asal bicara. Mana mungkin cowok itu menaruh penilaian berlebih pada Athena. Selama ini dimata Galendra kan Athena hanya seorang cewek cemen. Panggilan yang kerap membuat telinga Athena panas ketika baru awal-awal Galendra memakainya, tapi makin kesini, panggilan itu malah terasa lekat pada diri Athena. Seolah mengisyaratkan kalau ada kata cemen itu berarti tentang dia di mata Galendra. Dan anehnya, tidak ada lagi rasa sebal setiap Galendra menyebutnya seperti itu, karena dia pun juga masih santai memanggil Galendra dengan sebutan songong. Cowok itu pun tidak protes.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventy Eight Pages ✔
Teen Fiction[Teenfict Story] Bagaimana jika pada akhirnya aku yang terlebih dulu jatuh cinta padamu?