Sepertinya, saya cuma bisa update sehari satu part aja deh. Maaf kalau kurang berkenan
Trims.Kring...Kring...Kring...
Suara jam beker yang menggelegar di dalam kamarku sukses membangunkanku dari mimpiku. Aku bergegas mandi dan berdandan di kamar mandi karna cermin di meja riasku hancur. Aku berdandan dengan sisa-sisa peralatan makeup yang kemarin aku jadikan pelampiasan. 'Untung hari ini weekend kalo weekday mah bisa gawat' pikirku.
"Pagi non" sapa semua pelayan yang aku lewati, aku membalas mereka dengan satu kata "pagi"
"Ma, pa, selamat pagi" ku kecup pipi papa dan mamaku
"Pagi, Karin" papa menyahut dari balik korannya
"Pagi sayang" mama mengecup balik pipiku
"Tumben kamu sudah bangun, udah cantik juga lagi, mau kemana tuan putri mama ini?" Mama memberikan roti yang langsung aku terima dengan senang hati
" mau pergi sama Rey, ke Dufan katanya sih" ucapku sambil menggigit roti yang dibuatkan mama "oh iya ma, kemarin itu..." Papa menatapku, tatapan yang lumayan tajam, dan menyeramkan. Aku menarik nafas dan "maaf aku udah ngacak-ngacak kamarku" aku menunduk
"Gak apa apa, mama tau kok kamu lagi badmood kemarin" jawab mama santai membuat aku melongo ku lihat papa juga agak sedikit kaget, tapi tetep terlihat marah. Papa berdiri dan langsung meninggalkan meja makan dan berjalan keluar dari ruang makan, niat ngejar papa dan minta maaf, mama melarang
"Biar aja dulu, mending kamu makan dulu nanti baru kesana"
"Okey ma, ma..."
"Hm.."
"Kok mama tau aku lagi badmood?"
"Kamu itu anak mama, mama yang mengurus dan membesarkan kamu, mama sudah hafal semua tingkah kamu baik kamu senang, badmood, sedih, marah, takut bahkan kalo kamu lagi gak suka sama makanan yang dibuat bibi juga mama tahu" takjub aku sama mamaku
"Mama the best..." Ku peluk mama "ma, papa marah banget deh kayaknya, uang saku aku bakal dipangkas nih kayaknya sama papa" mama tersenyum
"Emang kenapa kamu marah kemarin?"
"Biasa ma, itu ada orang yang nanya tinggi badan ku" ucapku sembari manyun. Mama cuma menggeleng "aku ke tempat papa dulu ya ma" mama cuma mengangguk
.....
Ku ketuk pintu ruang kerja papa, menunggu persetujuan papa.
Tak ada jawaban, kutanya bibi yang ada di depan pintu, bibi bilang papa di dalam"Pa,Karin masuk ya..?" Aku membuka pintu kulihat papa duduk di kursinya membaca buku yang entah apa itu, mengacuhkan aku "pa..." Papa meletakan bukunya menatapku
'Takut' batinku
"Kenapa berdiri di situ? Sini duduk dekat papa" ucapannya sih baik, tapi nadanya itu loh, serem, mengintimidasi banget. Menuruti perintah papa, aku mendekatinya dan duduk di sofa dekat meja kerja papa
"Pa, sorry, aku udah buat papa mengeluarkan banyak uang untuk memperbaiki kamar aku, juga buat belikan meja rias dan alat make up aku. Pa, papa boleh deh pangkas uang jajan aku bulan ini" aku menunduk sangat dalam, aku tau papa paling benci kalau aku memboroskan uang untuk hal-hal semacam itu. Meskipun papa kaya raya, papa selalu bilang kalau kami anak-anaknya jangan memboroskan uang karna itu sama saja dengan pamer dan sombong.
KAMU SEDANG MEMBACA
The One And Only
Teen FictionKetika tinggi tubuh begitu kentara... Ketika perbedaan umur yang cukup terasa... Ketika tiba-tiba jarak juga ikut menyiksanya... Mampukah Rin menghadapinya dan mendapatkan sweet ending untuk cerita cintanya?