Well setelah ngobrol dan ngumpul cantik di sekolah akhirnya aku pulang dengan mama dan papa, Kai, Hiruma-jisan, Mira-basan dan Ei pulang ke rumah mereka dan akan datang besok sore katanya. Rey? Di langsung balik ke kantor karna daddy-nya telpon dan menyumpahinya dengan sumpah serapah.
By the way, on the way, di Jakarta ada bus way... Gue dapet ranking 1 lagi di semester ini begitu pula Ei, dia dapet Ranking 1 juga di kelasnya. Moga moga nanti pas lulus-lulusan gue bisa jadi juara umum lagi
"Ma, pa, boleh gak aku minta hadiah?"
"Hadiah apa?" Papa menjawab singkat sambil membuka dasinya
"Aku mau ke tempat kak Ren, kangen aku sama dia, pa"
"Nanti papa pikirkan lagi" aku cuma bisa mengangguk pasrah
Mama meminta bibi memasak makanan kesukaan aku. Iseng aku coba bantuin bibi dan mama di dapur dan hasilnya aku memecahkan 1 piring dan 2 mangkuk yang bahkan suaranya membuat papaku datang dan ketika aku hendak membersihkan pecahan piring dan mangkuk papa menarikku keluar dari dapur
"Jangan kamu sentuh lagi barang-barang itu!" Papa marah, tapi yang aku lihat bukanlah kemarahannya tapi nada kekhawatiran papa. Aku langsung memeluk papaku dan menarik bagian belakang kemejanya
"Sorry pa, papa jangan marah" cicitku
"Papa gak marah Karin tapi, kamu jangan begitu" aku mengangguk
Aku melihat papa memanggil mama ke ruang kerja tanpa tau apa yang mereka bicarakan. Mudah-mudahan mereka tidak bertengkar
"Non, maaf, tapi makanannya sudah selesai, mau disajikan sekarang atau nanti?" Bi ijah menepuk pundakku
"Biar aku panggil mama sama papa bi, bibi hidangkan saja itu di meja" bibi hanya mengangguk dan pergi
"Ma, pa..." Aku memanggil dan mengetuk pintu kerja papa. Agak kesal juga aku karna ruangan ini di design dengan perpustakaan mini didalam membuat ruangan ini jadi besar dan luas banget jadi susah buat manggil papa untung suaraku agak cempreng jadi papa pasti bisa dengar suaraku
"Pa... Karin udah laper, kita makan sekarang yuk" aku memasuki ruangan itu setelah tadi papa menyuruhku masuk. Papa dan mama hanya mengangguk dan menggandeng tanganku untuk pergi ke ruang makan
Sepanjang makan malam aku terus memperhatikan papa dan mama ku, tidak ada tanda-tanda papa marah atau bertengkar dengan mama. Syukur deh kalo begitu. Sesudah makan kami menghabiskan waktu dengan duduk dan menonton tv di ruang keluarga
"Pa, anggota keluarga papa di Jepang ada berapa orang?" Tanyaku penasaran
"Tunggu biar papa hitung, aneue, aneki, nessan, ada 7 orang"
"Wah banyak juga yah, ada siapa aja pa?"
"Ada oyaji, okāsan, Saori aneue, Misaki aneki, Hikari nessan, papa dan Shiryu"
"Ow, kalo mama, mama anak satu satunya kan?"
"Ya begitulah kira-kira"
"Pantes mama minta kak Aldy buat temenin grand pa dan grand ma di London. Jadi perusahaan grand pa bakal jadi punya kak Aldy dong?" Mama dan papa cuma mengangguk
"Bukan akan tapi sudah" kata mama meralat. Wah-wah...
"Oh gitu... Pa, Kai-nii bakal jadi pemilik Akuma co. yah?"
"Iya dia itukan anak satu-satunya Shiryu"
"Okelah kalo begitu"
"Udah malem tidur sana, besok kan kamu mau pergi sama Rey"
"Ih mama ngusir, bilang aja mama mau berduaan sama papa, aku gak mau punya adik, ma" godaku pada papa dan mama yang dibalas death glare manis dari mama dan tawa renyah papa
KAMU SEDANG MEMBACA
The One And Only
Teen FictionKetika tinggi tubuh begitu kentara... Ketika perbedaan umur yang cukup terasa... Ketika tiba-tiba jarak juga ikut menyiksanya... Mampukah Rin menghadapinya dan mendapatkan sweet ending untuk cerita cintanya?