Karin POV
Menempuh perjalanan yang cukup lama membuatku lelah. Kini aku tengah berbaris di barisan pemerikasaan imigrasi. Petugas imigrasi melihat pasporku dan menanyaiku beberapa pertanyaan. Aku melangkahkan kakiku keluar dari area itu setelah petugas mengijinkanku untuk pergi. Pasti kalian berpikir bagaimana bisa pasporku tidak dicurigai? Mudah saja aku tidak pernah membuat paspor sebelumnya jadi paspor ini adalah yang pertama untukku dan si calo juga punya kenalan canggih, karna itu pasporku gak mungkin ada masalah
"Could you help me? Please..." Aku lihat seorang wanita cantik meminta tolong dan tak ada yang menghiraukannya, aku menghampiri wanita itu
"What's wrong?" Tanyaku. Wanita itu melihatku sekilas
"You know, i just came and someone took my hand bag" cukup terkejut aku di negara sekeren ini bisa ada perampokan juga yah?
"May i borrow your cell phone?" Dia menanyaiku lagi
"Well, the truth is this is my first time for me to came to London. I've the cell phone but you know..." Aku coba menjelaskan padanya kalo ponselku harus diisi simcard baru
Wanita itu menarik tanganku dan menarik kopernya di tangan satunya. Aku hanya mengikutinya, kami berhenti di depan toko pembelian simcard kayaknya sih
"I need to go to the money changer first" aku memasuki money changer di sebelah toko itu dan menukarkan semua uang yang kubawa menjadi pound sterling dan segera memasuki toko yang di tunjukkan wanita tadi
"Could you help me with this ma'am?" Tanyaku sopan padanya. Dia mengangguk dan memasukan simcard itu ke ponselku lalu entah apa yang ia lakukan setelahnya pokoknya sekarang ponselku sudah memiliki nomor baru yang siap dipakai
Wanita itu langsung menggunakan ponselku untuk menelpon suaminya. Aku dengar ia sedikit menggeram dan meminta maaf karna menyita waktu suaminya itu. Lima menit kemudian dia berbalik
"Thanks..." ucapnya singkat sambil mengembalikan ponselku
"Kamu orang indonesia ya?" Tanyanya aku kaget dia bisa ngomong indonesia
"Iya, tapi orang tua saya campuran" jelasku
"Oh, sama dong, saya juga gitu. Oh iya, nama saya Vanesaa Adelia Naxell" wanita itu memperkenalkan diri
"Senang bertemu anda ms. Naxell, saya Clarissa Maven" aku memperkenalkan diri
"Oh come on don't call me ms. or ma'am, i'm not that old" dia memprotesku
"Kalo gitu aku panggil kak Adel boleh?" Dia menaikan sebelah alisnya menatapku bingung
"Belum pernah ada yang manggil aku Adel selain suamiku, tapi kurasa lebih baik cukup dia saja yang memanggilku begitu"
"Ah, maaf, nama panggilan itu pasti berharga banget buat kakak. Aku panggil kak Nessa aja deh"
"Ya udah gak pa-pa. By the way, kenapa menurut kamu aku merasa nama itu berharga?"
"Itu kan nama panggilan yang cuma di panggil oleh suami kakak aja jadi biasanya nama itu akan berharga banget"
Kulihat dia hanya ber "oh" ria, lalu tersenyum pahit, entah kenapa. "Kamu baru kan kesini?" Dia kembali berwajah cerah
Aku mengangguk
"Ada tempat tinggal?"
Aku menggeleng "belum kak"
"Oh, kamu sekolah atau kuliah?"
"Sekolah sih kak masih kelas tiga SMA ini kan lagi liburan semester satu"
KAMU SEDANG MEMBACA
The One And Only
Teen FictionKetika tinggi tubuh begitu kentara... Ketika perbedaan umur yang cukup terasa... Ketika tiba-tiba jarak juga ikut menyiksanya... Mampukah Rin menghadapinya dan mendapatkan sweet ending untuk cerita cintanya?