She, Her Family and My Family

1K 60 0
                                    

Karin POV

"Aku pulang..." Aku membuka pintu ruangan yang biasa kami pakai untuk menjamu tamu dan menemukan seluruh anggota keluargaku ada disana bahkan, ada keluarga Ei, ada Kai-nii yang sibuk bercanda dengan kak Ren juga ada keluarga Rey

"Selamat datang..." ibunya Rey memelukku dengan sayang seperti biasa

"Hei mom, apa kabar? maaf Rin gak sempat main kesana belakangan ini" aku membalas pelukannya. Aku memang sering main ke rumah Rey, keluarganya menyetujui hubungan kami karna itulah, kedua orang tua Ewy menyuruhku memanggil mereka mom and dad seperti Rey memanggil mereka

"Haduh, anak mama sudah pulang" mama mengecup singkat pipiku. Dia melirik ke arah Rey "kapan Reymond mau panggil saya mama, seperti Karin panggil Lisa dengan mom. Jadi iri saya" mama mengeluarkan wajah yang sedikit kecewa

"Ma, mom, aku mandi dulu yah, badanku kotor. Nanti aku turun lagi" mama dan mom mengangguk setuju

"Rey mau mandi gak?" Tanyaku pada Rey yang langsung membuat orang disekitar kami membuka mata mereka lebar-lebar "hayo... pada mikir apa?" tegurku saat kulihat ekspresi wajah mereka "orang maksud aku itu, kalo Rey mau mandi dia ke kamarnya aja toh baju-baju dia juga masih ada si kamar itu. Masih sama kayak pas dulu dia sering nginep disini buat main wii sama kak Ren dan kak Aldy" aku memberi penjelasan

"Oh..." Macam paduan suara mereka semua ber "oh" ria begitu pula Rey

Aku yang sudah terlanjur kesal meninggalkan Rey di ruang itu dan berjalan memasuki kamarku. Ku kunci pintunya agar aman dan mulai mandi di kamar mandiku

Author POV

Selepas Karin pergi, suasana di ruang itu berubah 180°. Mereka memasang wajah serius dan mulai melanjutkan diskusi mereka yang sempat terhenti ketika pelayan memberi tahu Karin sudah pulang

"Jadi, ayahmu itu benar-benar ingin kau mengajak Karin kesana?" Tanya Louis ayah Rey

"Hm, aku dan Lizzie sedang memikirkan cara untuk menolaknya" Lizzie mendekati suaminya dan menyandarkan kepalanya di bahu sang suami

"Ren-nii, Miyu-nee, kenapa sandaime begitu keras kepala? untuk apa mereka menyuruh Karin kesana?" Kai mulai angkat bicara, tak habis pikir dia bagaimana bisa kakeknya bertingkah seperti bocah

"Sebenarnya..." Lizzie-a.k.a Elizabeth- ikut angkat bicara "Karin sudah meminta untuk diajak ke Jepang kemarin. Dia juga tanpa sengaja menyebut nama saudara-saudaranya di Jepang sana dengan lengkap"

"Benarkah itu bāsan? Ai sudah ingat pada saudara sepupunya?" Ei mulai ikut kepo

"He em... tanya saja pada Reymond kalau tidak percaya" kini semua mata tertuju pada Rey yang berdiri tanpa mengeluarkan komentar apapun

"Rin menyebutkan semuanya,  Yoshi, Kakeru, Naoki, Taketo dan Michiru, tidak ada satupun yang terlewat" Rey menjelaskan dan ia melihat wajah Kai lalu kembali menambahkan "tentu saja dia menyebut namamu juga bocah tengik, namamu nomor satu disebut olehnya" Kai tersenyum

"Kalau ingatan Karin sudah mulai kembali, berarti dia akan mengingat 'kejadian itu'. Aku rasa kita belum siap untuk kenyataan itu" ujar Hiruma ayah dari Reina

"Hhh..." Ryuichi hanya bisa menghela nafas berat dia tidak menyangka benteng besar yang selama ini ia, istrinya, kedua putranya, keluarga sahabat masa kecilnya(keluarganya Reina maksudnya) dan keluarga sahabat istrinya(keluarga Rey) bangun akan segera runtuh dan menyisahkan timbulnya trauma sang Karin yang sudah mati-matian mereka tutupi sejak kecil. Kejadian 13 tahun yang lalu terus membuat mereka membentengi Karin dengan perhatian dan kasih sayang mereka

"Uncle, aunty..." Rey memecah keheningan dengan suaranya. Ryuichi dan istrinya menoleh ke arah Rey "kalo diijinkan saya mau melamar Rin malam ini. Dengan melamar Rin saya jadi lebih memiliki hak untuk melindunginya"

Lizzie melirik suaminya, dan ketika sang Ryuichi mengangguk sebuah senyum terkembang di wajah Lizzie dan kedua putranya

"Gue harap lo bisa jagain adik gue, Rey, jagan kecewain kita" ucap Ren sambil menepuk singkat bahu Rey

"Sekedar informasi aja kalo lo lupa, gue memang udah pegang janji ini dari 15 tahun yang lalu" Rey menarik sudut kiri bibirnya membuat senyum miring tersungging dibibirnya

15 tahun? Ya, benar 15 tahun yang lalu saat pertama kali Rey berkunjung ke Jepang dengan kedua orang tuanya sekaligus mengantar si kembar sahabatnya pulang kekampung halaman mereka. Itu merupakan saat pertama ia melihat Rin yang masih balita namun cukup menarik perhatian Rey. Rey bersumpah bukan hanya dalam hatinya tapi juga di depan dua keluarga, keluarganya dan dan keluarga besar Katajima, dia akan menjaga dan membahagiakan Rin. Dia akan menikahi Rin saat gadis itu dewasa nanti. Janji itu tetap ia pegang sampai saat ini dan hari ini ia akan maju selangkah lebih dekat menuju janji yang pernah ia ucapkan dulu

"Sana mandi, gue gak rela kalo adik kesayangan gue lo lamar dengan badan penuh keringet dan penampilan kucel kayak gitu" seru Aldy disambut tawa seluruh orang diruangan itu

Rey hanya menggaruk bagian belakang rambutnya yang sebenarnya tidak gatal sama sekali. Ia menurut dan segera keluar dari ruangan itu berjalan menyusuri lorong dan memasuki kamar yang khusus disediakan untuknya

"I'll always protect you Rin, not just at 15 years ago but, now and forever. I promise, you can trust my word" Rey menggumamkan kata kata itu seperti mantra ketika ia membuka lemari pakaian dan mengambil kotak cincin yang sudah ia beli sekitar 3 tahun lalu untuk Rin. Ia meletakan kotak itu di sebelah kemeja yang ia siapkan lalu masuk ke kamar mandi membersihkan dirinya

The One And OnlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang