Dufan part 2

1.6K 95 0
                                    

Rey POV

"Aku keluar dulu, nih ponsel sama dompet kamu" dia mengeluarkan ponsel dan dompetku dari dalam tasnya dan melangkah keluar dari resto. Aku melihatnya berjalan menunduk, persis seperti dulu ya dulu waktu laki-laki itu menghianatinya

Flashback on

Aku sedang bermain dikamar Ren, saat tiba-tiba  aunte datang

"Ren, kamu tau gak adik kamu pergi kemana? Dia belum pulang juga ini udah terlalu telat dari jam biasa dia pulang" aunte kelihatan begitu khawatir

"Ren gak tau ma, lo tau gak dy?" Ren balik bertanya pada Aldy yang dijawab dengan angkatan bahu

"Mending kita cari aja yuk" aku mengusulkan dan mereka mengangguk setuju. Jadilah aku, Ren dan Aldy berpencar keliling kompleks dan area sekitar sekolah untuk mencari Rin

Aku mencarinya di dekat sekolahnya ketika akhirnya aku menemukannya di halte sekolah, ia duduk manis disana seperti menunggu seseorang. Aku memilih untuk menepikan motorku agak jauh dari tempatnya. Ku lihat seorang pria seumuran dengannya datang bersama dengan wanita yang tingginya lumayan menurutku untuk ukuran anak SMA pada umumnya

Ku lihat mereka seperti bertengkar disana. Entah apa yang mereka permasalahkan. Ia memukul dada pria itu, meskipun aku tau pukulan Rin tidak akan terasa sakit bagi orang itu karna dia juga pernah memukulku seperti itu.

"Tega kamu! Don't touch me you bitch!" Teriak Rin tiba-tiba, kaget juga aku ketika anak itu berani menampar wanita didepanya. Aku segera menghidupkan motorku dan melajukannya seolah tak melihat apa yang terjadi

"Lo...!"  "Rin..." Aku dan pria itu berbarengan memanggil Rin, pria itu hampir saja memukul Rin kalau aku tidak memanggil Rin saat itu

"Sorry ganggu" aku pura-pura tidak tau "tangan lo itu mau ngapain?" Tanyaku santai dengan nada mengintimidasi pria itu segera menurunkan tangannya

"Rin, aunte nyari kamu tuh, ayo pulang" ajakku pada Rin. Rin menurut dan naik ke atas motorku. Disambut dengan tatapan tercengang dari kedua orang itu. Aku menjalankan motorku menjauh dari tempat itu

"Kak Rey, kita mau kemana? Ini bukan arah pulang kerumah" ucapnya tak aku hiraukan, aku membawanya ke sebuah cafe dan memarkirkan motorku disana

"Ayo turun" kataku sambil melepaskan helm di kepalaku

"Kok kita kesini kak?"

"Turun dulu nanti baru gue jelasin" dia pun turun dari motorku. Aku pun turun dari motorku dan menggandeng tangannya, mengajaknya masuk ke dalam cafe

"Kamu tunggu disini bentar, jangan kemana-mana 5menit lagi aku balik kesini janji 5 menit doang" kulihat dia mengangguk aku segera berlari keluar dari cafe dan mencari apotik terdekat.

Aku membeli sebuah masker untuk mengompres mata yang katanya dapat mengurangi bengkak atau kantung mata. Kenapa aku peduli padanya? Itu semua terlintas dikepalaku dulu, tapi seminggu terakhir ini aku akhirnya mengerti bahwa aku menyukainya, malah bukan hanya suka tapi juga sayang. Bukan sayang sebagai adik tapi sayang dalam artian ingin memilikinya.

Aku segera kembali ke cafe, takut dia akan lari jika aku terlalu lama

"Kakak telat 3 menit" ucapnya sambil tersenyum meski senyumnya sangat pahit

"Masa kayaknya gak deh lo salah ngitung mungkin"

"Serius kak, kakak telat" dia menunjukan padaku stopwatch di jam tangannya. Aku terkekeh, meski sedih anak ini tetap saja berusaha bercanda denganku

"Nih, kompres dulu tuh, kalo aunte, Ren dan Aldy liat lo kayak gini bisa-bisa gue di bogem sama Ren dan Aldy karna dikira apa apain lo" ledekku dia hanya tersenyum

The One And OnlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang