#4 - Spaces

109 5 0
                                    

"Please welcome. The Direction. Kendall Jenner. Eve Vandycke. Cheryl Cole. and Danielle Campbelle".

Hari ini aku menghadiri acara Late Late dengan pembawa acara James Cordon. Aku kemari bersama kekasih para personel One Direction.

'Whoooo' teriak penonton menyoraki dan bertepuk tangan atas kedatangan kami.

"Sit down please. Come on girls let me see ya, come on sit down" ujar James.

Kami berempat menduduki kursi yang menghadap ke beberapa kamera. Ya, kamera. Aku sudah sekitar 6 bulan ini menjadi seorang Entertainment akibat hubunganku dengan Niall yang banyak di ekspos.

"First i'm gonna say Hello to our new artist Eve Vandycke. How's your brother?" tanya James. Seketika ruangan ini ramai dengan sorak sorai penonton.

"Wait. I.. I think.. I think my purpose for coming here was for talking just about the boys and the girls. James.. Are.. Are you.." jawabku.

James tau bahwa aku sangat malu ketika banyak berita mengatas namakanku dengan kakakku yang sangat seksi nan tinggi itu.

"Oh my god.. Oh my god. I'm just asked you Eve. Oh girls what's happen.. What's the matter oh my.." muka James terlihat shock namun sedikit konyol.

"She's on her period actual.." Kendall menyahut.

"Kenny.... Stop" ucapku sambil menutup wajahku karna malu.

"Don't touch her, James. I told you don't. Come here. You save with me babe or you want me to call your brother, Eugene?" Danielle ikut menyahut.

"Oh good, God. I'm a joke here. Someone save me right now except Eugene" ucapku sedikit frustasi dan tertawa bersamaan.

**

Aku baru saja masuk ke dalam Mess. Kulihat Niall belum pulang. Mereka meninggalkan mess ini dalam keadaan berantakkan. Aku meletakkan tasku di sofa dan heelsku didekatnya, kuraih satu persatu sampah pada ruang tamu ini. Berutung hanya sedikit hal yang perlu ku tata dari ruangan yang menurutku sangat elegant ini. Terlintas dalam pikiranku untuk membersihkan kamar mereka satu per satu. Kumulai dari kamar Niall.

Menuju kamar Niall yang berada di ujung mess ini dan kuputar knop pada pintunya. Dan hmm.. Sudah kuduga. Kamar Niall selalu rapi dan wangi. Niall tak mau seseorang yang merapikan kamarnya memindah barang-barangnya tidak sesuai yang dia mau, maka dari itu Niall rajin membersihkan kamarnya sendiri mungkin hampir setiap habis bangun tidur dia selalu membersihkannya. Aku melihat sebuah foto di meja dekat tempat tidur Niall. Ada fotoku disana. Aku menghampiri foto itu. Aku nampak sangat cantik dalam foto ini, dan disebelah fotoku ada figora dengan foto keluarga Niall dengannya lengkap.

'Ohh mungkin Niall sengaja memajang foto orang-orang yang dia cintai di kamar ini agar Niall merasa dekat'

Niall memang seorang putra yang baik dalam keluarganya. Dia sangat menghormati ayahnya walau kini Niall-lah tulang punggung keluarganya. Aku tersenyum membayangkan wajah, membayangkan cara tersenyum, dan cara tertawa kekasihku itu. Sejenak aku merasa bahwa aku adalah gadis yang sangat beruntung telah dicintai lelaki seperti Niall.

Aku beralih ke kamar Harry yang berada di kiri kamar Niall tepat. Entah mengapa dadaku berdebar kencang memasuki kamar Harry. Aku tau tak ada orang di dalamnya namun entah mengapa aku merasa sangat takut untuk membukanya. Aku memejamkan mataku sejenak dan menarik nafas dalam. Kuhembuskan nafasku dengan berat saat tanganku mulai memutar knop pintu kamar Harry dan mengintip ke dalam. Mataku terbelalak ketika pintu ruangan ini telah terbuka seutuhnya.

"What the..." Ujarku shock.

"Holly shit! Hazzz... He never cleaned his room i think. Fuck!!" Aku mengumpat sambil menjambak rambutku ke belakang.

E.I.F.F.E.L (Republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang