#20 - Old Shtt

214 1 0
                                    

•Author POV•

Nieve, Hendall, Cheriam, Louielle, Zigi, Kyga, Jailey, Benwar berada dalam Mess One Direction. Mereka harus pergi dari rumah Eve karena kini rumah Eve sudah diketahui oleh haters mereka. Rumah tersebut tak lagi aman jika dipilih menjadi rumah singgah atau basecamp mereka.

Polisi masih berada di sekitaran rumah Eve untuk menyelidiki penyebab hilangnya Gemma dan apa sangkut pautnya dengan kakek-kakek tersebut. Eve mempercayakan beberapa masalahnya kepada Tuan Charles, salah satu pelayan yang dulu adalah kontraktor rumahnya semasa di Los Angeles bersama Harry.

Terlihat di ruang makan mess Niall, Harry, Zayn, Liam, Louis, Justin, Tyga, dan Anwar berkumpul menjadi satu merundingkan permasalahan yang terus saja terjadi. Menjadi beban tersendiri bagi para lelaki selaku penanggung jawab dan peran penting dalam hal keamanan.

"Dan sialnya hanya kau dan Eve yang mengetahui wajah laki-laki tua itu. Bisakah kita mengundang seseorang untuk menggambar wajahnya. Kau mendeskripsikannya Haz" ujar Liam.

"Otakku tidak bisa berpikir jernih, sungguh. Masalah datang bertubi-tubi dan datang dalam waktu yang sangat dekat. Mereka selalu mengetahui dimana kita berada, mereka bahkan tidak takut saat kita bersama seperti ini. Mereka terus menyerang seperti mereka masih mencari titik lemah kita" ujar Anwar.

Sejenak perbincangan yang terjadi diantara mereka berhenti. Tidak ada satupun kalimat yang terucap setelah Anwar dan Liam memaparkan pendapatnya yang cukup menjadi point permasalahan.

"Aku mengakui," ujr Harry dan membuat seluruhnya menatap kepadanya intens.

"Kelemahan terberat kita berada pada Eve dan Kendall. Jadi ya.. Aku tidak ingin menutupi persoalan ini dari kalian lagi, terutama darimu bruh, Niall. Kendall atau yang kalian tau Kenny-ku sangat takut jika aku kembali pada Eve suatu saat nanti. Ken masih menyimpan kecemburuan pada Eve walaupun kini dia masih terus berusaha menghilangkannya. Aku pribadi sudah melupakan Eve, bagiku dia kini keluargaku dia layaknya sahabat kecilku. Aku sangat menghargai dia pada hari ini karena disini dia tidak memiliki siapa-siapa selain aku dan aku tidak memiliki siapa-siapa selain dia, jika kalia tau apa maksudku. Aku juga masih meyakinkan Ken bahwa aku dan Eve akan selamanya seperti ini. Aku sudah lama sekali takut bila haters menemukan kelemahan kita sebelum aku mengatakannya pada kalian. Kalian mengerti maksudku kan?"

Hanya sebuah anggukan yang Harry dapatkan.

"Tugas kita adalah melindungi mereka. Kita tau bagaimana lemahnya mereka menghadapi ini semua. Terutama Eve. Dia cukup kuat sbg wanita jika masalah yang ia hadapi selalu sesakit ini. Aku percayakan dia padamu Nee" terang Tyga.

Niall melirik sedikit ke arah ruang tamu yang dibatasi oleh sebuah rak buku dengan tinggi seleher orang dewasa. Menangkap beberapa orang wanita yang duduk membundar di karpet ruang tamu Messnya dan mengobrol saling menggenggam tangan satu sama lain.

"Mereka menggunakan cara yang lebih halus untuk menekan kita, mereka lebih kuat untuk meneror the girls. Mereka tidak melukai kita, tapi mereka meneror para wanita. Ku kira... mereka sedikit lagi sudah tau kelemahan kita" ujar Liam.

"Apa kita harus pergi dari kota ini diam-diam? Maksudku kita biarkan polisi yang urus dan kita ajak mereka berlibur" ujar Niall.

Setiap orang menoleh padanya. Niall menjadi pengecut dengan membawa para wanita lari dari sebuah masalah.

"Ku kira percuma jika kita lari Nee, kita hanya harus menghadapinya dan mengakhirinya. Sama seperti kita menghancurkan Taylor dan Sabreena beberapa waktu lalu. Kita tunggu saja apa maksudnya, jika kita sudah tau maksudnya kita susun rencana membalikkan keadaan. Kita buat permainan ala kita di dalam permainannya. Kita bisa Nee jika kita saling percaya" ujar Louis.

E.I.F.F.E.L (Republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang