#7 - Snake

106 3 0
                                    

Time for me to move up..

So many hours have gone..

Heart beats pump on my blood. No strings to you to pull on..

You got your tongue on your cheeck..

So pardon if i don't speak..

Can't took my chords into your songs no...

Aku melihati Harry dan Taylor berdebat kecil di ujung sana ketika Zayn masih berada diatas panggung menyanyikan lagu 'BeFoUr' miliknya. Di ruangan ini belum ku lihat Kendall. Ku harap Harry menyelesaikannya sebelum Kendall datang atau akan ada perpecahan lagi. Sejujurnya Kendall tak terlalu suka pada Taylor karna Taylor adalah mantan kekasih Harry dan sering menggoda Harry hingga Kendall marah padanya. Aku juga mantan Harry namun aku selalu baik-baik saja dengan Kendall karena kurasa Kendall tidak mengetahuinya.

'Plakk..'

Kulihat Tee menampah Harry diujung sana. Harry menoleh padaku dengan ekpresi kerasnya sambil menatap wajahku. Tak lama disusul dengan Taylor yang memandangku lalu pergi. Aku langsung mengalihkan pandanganku pada Zayn dan pergi ke tempat ramai. Takut kalau-kalau Harry mendatangi dan mengintrogasiku.

"Hei ada apa sayang?" Tanya Niall padaku

🎵One Direction - Change Your Ticket🎵

Aku melongo menatap matanya yang sangat indah dibawah lampu pub ini walaupun matanya terlapisi oleh kacamata baca normal karna setauku Niall tak pernah mengalami gangguan pada matanya. Rambutnya acak-acakan dan bibirnya terlihat sangat basah akibat minuman yang baru saja ia teguk.

"Kau sangat... Tampan" ucapku masih sambil melongo.

"Kau bicara apa sayang?" Tanya Niall menyadarkan lamunanku yang sedari tadi masih melongo.

Aku melepas kacamatanya. Aku menatap matanya lekat. Sangat biru. Sangat indah. Sangat nyaman. Ku sentuh sedikit bibirnya menggunakan jari-jariku dan kubelai rambut yang menutupi sebagian wajahnya. Ya, rambutnya masih panjang. Dia belum memotong rambutnya sama sekali.

"Uh oh tidak. Astaga Niall maafkan aku, aku tak sengaja. Maksudku tadi ya aku mencarimu babe, kukira kau pergi untuk mengambilkanku kue itu" tunjukku pada kue tart yang masih berdiri kokoh di tengah pub ini. Taylor sudah disana membagi-bagikan kue itu pada teman-teman kami yang ingin mendapatkan bagian kami.

"Hai Tee.." Ucap Niall.

"Holla sweetheart. Wanna take some cakes?"

'What?? Sweetheart katanya?? Dia kira dia siapa memanggil kekasihku sweetheart. Oh pantas saja Kendall tak menyukai gadis ini. Ku harap Calvin disini untuk menampar mulutnya yang suka sekali menggoda para lelaki yang telah memiliki kekasih. Bahkan Niall juga digodanya jelas-jelas aku ada bersama Niall dan berada di hadapannya. Untung saja pub ini ramai, jika sepi aku akan habisi dia dengan satu tanganku sama seperti Sabreena. Sialan!'

"Hei Eve.. Sayangku? Kekasihku? Cintaku? Turunlah ke bumi sayang, ambil kuemu lalu bawa aku terbang ke kayangan bersamamu bidadariku. Jangan meninggalkanku sendiri begini Eve" ucap Nial menakup pipi kananku dengan tangan kirinya. Sedangkan tangan kanannya menyodorkan potongan kue tart padaku.

"Uh. Hah? Kayangan? Aku tak kemana-mana Nee. Terima kasih kuenya sayang" ucapku.

"Ohoho. Benarkah kau tak kemana-mana Eve? Kau baru menjawab Niall ketika dia sudah memanggilmu pada salaman ketiga. Apa itu artinya kau masih disini?" Ucap Taylor menampakkan wajah sarkastiknya.

Tanganku mengepal, ku sentuh ujung meja tart ini berniat membalikkannya tepat pada wajah Taylor yang sedari tadi menampakkan senyum jalangnya dengan hanya mengangkat salah satu senyumnya hingga nampak miring.

E.I.F.F.E.L (Republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang