Pagi yang buta telah berganti menjadi pagi yang cerah. Kegiatan rumah sakit ini begitu ramai hingga membangunkanku dari tidur pagi butaku. Pagi ini pukul 6 aku baru saja terbangun dari tidur lelapku.
Mataku mengedar ke sekitar ruanganku pagi ini. Aku melihat sahabat-sahabatku masih lengkap, hanya saja ayah dan ibuku yang tidak ada. Aku masih mengerjapkan mataku beberapa kali ketika pandangan mataku masih buram.
Tak lama kulihat ibu dan ayah memasuki ruanganku bersama dua orang suster dan satu orang dokter. Aku mengenal salah satu suster yang datang bersama dengan kedua orangtuaku. Ya, dia adalah suster yang membantuku dengan teman-temanku berfoto pada hari terakhir kami bersama Eugene..
"Selamat pagi Eve.." sapa suster itu padaku.
"Hay suster.. Suster selalu disini ya dinasnya?" tanyaku memberikan senyum semangatku. Pagiku terasa ringan entah mengapa.
"Tidak sebenarnya, aku hanya meminta pada dokter untuk selalu merawatmu. Aku adalah evefever kau tau?"
Mulutku melongo mataku terbelalak ketika aku mendengar ucapan salah satu suster bernama Liana tersebut.
"Oh my gosh.. Really? Why u're not tell me? Wanna take some photograph with me?" tawarku. Aku tak dapat membantunya banyak selain memberinya senyuman terbaikku dan menawarinya sebuah foto bersamaku.
"No thankyou, i know u're not okay today. It's alright Eve if someday you tell everyone in these world that you weak. Me, i mean we.. I mean evefever gonna be here for ya always.."
Mataku berkaca mendengar ucapannya. Aku tak pernah merasa sehidup ini sebelumnya. Menerima semangat secara lansung dari fans yang tak pernah kukira dan tak pernah kusangka sebelumnya.
"Hug me please Liana" ucapku.
Aku dan Liana memeluk satu sama lain semenjak perbincangan sebentar kami. Sungguh, kata-kata dari Liana yang ternyata fansku membuatku merasa aku kembali hidup aku merasa kembali mendapat alasan untuk bertahan hidup.
"They already wait for you for coming home. Every single gans ask to me what happen to you, i'm just say that u're just want to met me lol"
"Uh? Really Lee?" tanyaku pada Liana.
"Hoh what?"
Aku dan Liana menoleh ke arah Liam yang tiba-tiba saja terbangun mendengarku berkata Li. Ku kira dia tersadar karena dia kira aku memanggilnya.
"Oh my gosh.. am I wake you up Lee? I'm not calling you exactly. Aw!!"
Ucapanku terputus ketika tiba-tiba suster Liana menarik selang infus di tangan kananku tanpa memberi aba-aba.
"Sorry Eve.." ucap suster Liana.
"How's you babe?" tanya ayahku.
"I'm fine daddy. Ayah dan ibu tidur dimana semalam?" tanyaku.
"We're back to house. I'll let Niall and your friends here with you" ucap ayahku.
Aku hanya mengangguk sambil menatap wajah kekasihku Niall yang tertidur sangat pulas dilantai bawah ruanganku diinap.
"Ibu salut dengan kalian semua. Persahabatan yang kompak, saling melengkapi. Ibu percaya kalian akan selalu bahagia jika bersama seperti ini. Terutama Harry dan Gemma. Mereka adalah yang paling mengerti dirimu. Maafkan ayah dan ibu yang selalu sibuk dengan urusan kami sehingga kami tak sempat mengetahui siapa dirimu, maksud ibu tidak lebih dari Harry dan Gemma mengetahuimu"
"Oh tidak.. sudahlah mom. Jangan terus menerus menyalahkan diri kalian atas apa yang terjadi. Tuhan mengizinkan semua ini terjadi pada kita mom, jangan seperti ini lagi. Mom ataupun dad, berhenti menyalahkan diri kalian begini. Paham?"
KAMU SEDANG MEMBACA
E.I.F.F.E.L (Republish)
Fanfiction-Story Detail Has Changed- Seorang gadis pedesaan yang telah menjelma menjadi wanita ibu kota yang hidupnya dipenuhi cinta, cahaya, kekuatan, bahaya, dan misteri. Keluarga yang harmonis, diselingi dengan persahabatan yang gila, kisah cinta yang sede...