•Kendall POV•
Wanita yang terbaring lemah dihadapanku terlihat sangat pucat namun kecantikannya tetap hidup. Aku tak tau apa yang terjadi pada lehernya sehingga kurasa ia harus kembali dirawat inap seruangan dengan kekasih yang kurasa dicintainya, Niall.
Orang tuanya sibuk sekali dengan pekerjaannya, kami tak diizinkan memberi kabar pada mereka. Itu pinta Eve. Sedangkan kakaknya, kurasa ia berhasil kabur kemarin. Harry memperketat ruangan ini dengan empat bodyguards di depan pintu sedangkan rumah sakit ini bagai hotel sehingga ada sofa ukuran king, televisi LED, dan kamar mandi bintang lima dengan bath up di dalamnya.
Harry begitu baik pada Niall dan Eve. Tidak, ku rasa ia begitu baik pada Eve. Eve layak mendapatkannya karena ku rasa Eve juga orang yang baik. Namun entahlah mengapa setiap orang selalu berusaha melukainya, mungkin mereka ingin menjadi sosok Eve yang dicintai banyak orang. Namun tidak, Eve tidak layak merasakan hal sesakit ini.
"Babe"
Badanku sedikit terguncang ketika tiba-tiba Harry memelukku dari belakang.
"Apa yang kau pikirkan sayang?" Tanya Harry sambil menciumi rambut di belakang leherku.
"Aku? Hm. Tidak ada" jawabku terpatah-patah.
"Sayang..." Ucap Harry membalikkan tubuhku agar dapat menghadap padanya.
"Kau baru menyadari kehadiranku setelah aku memanggilmu lima kali dan memelukmu dari belakang seperti tadi" ulas Harry.
"Hm? Oh? Oh ya? Maafkan aku sayang" aku memeluk Harry erat. Entah mengapa air mata menetes begitu saja.
🎵Selena Gomez - The Heart Wants What It Wants🎵
"Kuatkan aku Haz.. Kumohon.." Ucapku dibalik dada bidang Harry. Aroma tubuhnya semakin membuatku merasa tak karuan.
"Aku mengetahui kau dengan Taylor sempat bercinta. Ciuman kita bahkan terkesan penuh luka. Eve terluka parah. Niall terluka parah. Tanganmu hampir saja patah. Louis dan Liam.." Aku terdiam sebentar mengingat kembali segala kejadian yang ku alami bersama sahabatku, Eve.
"Eve.. Dia wanita yang baik, sungguh. Keluarganya juga ramah. Kurasa dia layak mendapatkan cinta dari Niall, cinta darimu, bahkan cinta dari kita semua. Dia layak mendapatkannya karena ya.. Dia memang pantas. Namun mengapa cobaannya harus seberat ini? Lihat dia Haz. Dia tak memiliki harta yang melimpah seperti kita, namun dia memiliki keberanian dan cinta dalam hatinya untuk beberapa orang seperti kita" tangisku semakin deras ketika kurasa Harry juga meneteskan air matanya.
"Kau merasakan sakitnya Ken?" Tanya Harry mengecup puncak kepalaku.
"Ya Haz.. Aku merasakan sakitnya. Darimu. Dari Eve. Dari Niall. Dari Taylor. Dari sahabat-sahabatku. Mereka semua terlibat dalam kekacauan ini" ucapku.
"Bagus. Karena seorang sahabat memang sudah seharusnya ikut merasakan beban, sakit, bahkan penderitaan dari sahabatnya yang lain. Ditanggung bersama Ken. One Direction. Satu tujuan. Persahabatan. Eve wanita yang kuat, percaya padaku. Dia selalu merasa kuat saat dirinya lemah. Itulah satu sifat Eve yang sangat dominan bahkan membara dalam dirinya" tutur Harry berusaha membuatku tenang.
"Mereka cinta sejati Haz. Niall dan Eve adalah cinta sejati. Aku tak sanggup menatap mereka seperti ini berlama-lama Haz. Ku mohon lakukan sesuatu Haz. Buat mereka, buat kedua sahabatku terbangun sekarang juga Haz" ucapku masih dalam pelukan Harry sambil memukul mukul kecil dada bidangnya.
Ku dengar tangis Harry semakin menjadi diatas sana. Siksaan dan penderitaan yang berulang-ulang menimpa kami benar-benar membuat kami sebagai sahabat tak dapat jauh satu sama lain. Bahkan terkadang Liam & Cheryl, Louis & Danielle, Aku & Harry, Gigi & Zayn, Hailey & Justin, Kylie & Tyga tidur dalam satu ruangan ini hanya untuk menemani Eve & Niall yang tak kunjung sadar.
KAMU SEDANG MEMBACA
E.I.F.F.E.L (Republish)
Fanfiction-Story Detail Has Changed- Seorang gadis pedesaan yang telah menjelma menjadi wanita ibu kota yang hidupnya dipenuhi cinta, cahaya, kekuatan, bahaya, dan misteri. Keluarga yang harmonis, diselingi dengan persahabatan yang gila, kisah cinta yang sede...