3. The Incoming

909 79 1
                                    

"Kazuto? Kazuto?!" Leon meneriakkan nama Kazuto begitu Kazuto mengerang kesakitan hampir tak sadarkan diri.

"Gray? Chloe?!" Leon kembali panik pada Chloe dan Gray yang dengan sangat cepat berlari maju menuju musuhnya.

Chloe dengan bantuan elemen petirnya, mampu berlari dengan kecepatan yang sangat tinggi, dan langsung hendak menendang bagian wajah musuhnya. Tapi, tendangannya ditahan dengan tangan kosong oleh musuhnya.

"Lumayan. Tapi," Musuhnya yang memiliki rambut berwarna perak itu lalu memegang kaki Chloe dengan erat dan melemparnya dengan keras.

"ROAAAR!!" Gray mengeluarkan auman api dari mulutnya dan kedua musuh di depannya terkena hembusan api itu. Dan begitu Gray selesai mengeluarkan aumannya, mulutnya mengeluarkan asap kecil, dan ia membelalakkan matanya melihat kalau kedua musuhnya masih berdiri dengan santai dengan salah satu tangannya yang mengarah ke depan.

Gray menggertakkan giginya, ia tak tahan lagi. Bahkan yang daritadi menyerang hanyalah si penyihir laki-laki dengan mata berwarna hijaunya. Gray mulai menyiapkan kuda-kudanya.

"Rea--"

Bruak! Tubuh Gray tiba-tiba saja terhantam sebuah bongkahan dinding dari rumah yang sudah hancur. Ia lalu terpental jauh, menabrak runtuhan, dan tertimbun di antara runtuhan rumah lain.

Kazuto sudah tidak sadarkan diri, dan Leon memandang dengan sangat terkejut. Ini merupakan sebuah hal yang baru baginya. Team terbaiknya dengan sangat mudah bisa dikalahkan.

Tapi tiba-tiba, dari dalam tanah, Lyra dan Reine menghancurkan permukaan tanah lalu muncul dari dalamnya. Mereka juga memiliki ekspresi yang sama dengan yang Leon miliki begitu melihat keadaan Gray, Chloe, dan Kazuto.

Lyra mengambang di udara, dan dengan cepat langsung melesat ke arah tempat Chloe terjatuh tadi. Reine lalu berlari dan mengobati luka Kazuto, dan Leon menatap kedua musuhnya dengan perasaan marah, takut, juga bingung.

Sebuah bulatan merah muncul di depan wajahnya, dan dengan refleks yang bagus, Leon menghindari laser yang tertembak dan menyaksikan laser itu menembus dinding-dinding rumah dengan mudah.

"Uagh!" Leon tercekik. Salah satu musuhnya dengan gerakan yang cepat datang dan mencekiknya. Kakinya terangkat, lehernya membiru.

"Kau merusak rencana kami. Kau menyembunyikan orang-orang. Beraninya kau! Aku bisa membaca pikiranmu. Aku bisa melihat ketakutan yang ada di dalam dirimu."

Leon mengerang, dirinya tidak merasa bisa bertahan lebih lama.

"Lanza de hielo!" Kazuto melukai tangan musuhnya dan Leon terlepas dari gengamannya.

"Uhuk! Ukh... uhuk uhuk!" Leon terjatuh dan menggenggam lehernya yang terlihat sangat merah.

Kazuto berdiri dengan lukanya yang membeku. Reine menggerakkan jari-jarinya. Tiba-tiba saja, kedua musuhnya itu sudah berada dalam gelembung air dan Kazuto membekukannya. Tapi tak lama, gelembung yang membeku itu pecah, Kazuto dan yang lain sudah tidak berada di desa itu lagi. Kedua musuhnya hanya merasakan angin yang ada dengan beberapa rumah yang sudah roboh serta hancur.

***

"Penduduk desa?" Tanya Leon.

"Sudah dibawa ke tempat aman." Jawab Lyra.

Chloe dan Gray masih tak sadarkan diri, benturan di kepala dan punggungnya yang sangat keras, membuat mereka berempat terlihat semakin cemas. Dan Kazuto, lukanya sangat parah. Lengannya berlubang hingga menembus sisi lain lengannya, tapi berkat bantuan Reine, pendarahannya berhenti dan lukanya ia bekukan. Ini adalah pertama kali bagi mereka memutuskan untuk mundur di tengah-tengah pertarungan.

Witch and War 2 : The CursedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang