"Kenapa orang-orang ini tak bekerja menggunakan sihirnya?" Leon mengambil sebuah kursi dan duduk disebelah Kazuto yang sedang menyeruput minuman bersoda.
"Walaupun namanya dunia sihir, bukan berarti seluruh penduduknya bisa menggunakan sihir. Hanya mereka yang memiliki garis keturunan saja yang bisa melakukannya." Kata Reine membawa sebuah nampan berisi kentang lalu menaruhnya di meja.
"Jadi itu sebabnya aku tak pernah melihat orang-orang pekerja menggunakan sihir." Kata Leon mengambil satu potong kentang dan memakannya.
"Mereka lebih banyak memilih profesi biasa seperti dunia nyata umumnya." Kata Kazuto.
.
.
.Crik! Tring!
Zrrs BUAM!
Sebuah bom kecil meledak tepat disebelah meja mereka. Walaupun Kazuto dan Lyra sangat cepat membuat pelindung untuk mereka, tapi itu tak cukup untuk melindungi seluruh orang yang ada disana. Kerusakan karena bom itu cukup besar. Orang-orang berlari panik ketakutan ditengah tebalnya asap yang terjadi akibat bom itu.
Baju yang Kazuto dan Lyra kenakan robek sedikit. Sedangkan Gray terkena ledakannya, walaupun ia sama sekali tidak terluka dengan ledakan itu karena tubuhnya yang tahan dengan api. Tapi sebagian bajunya sudah robek dan hanya menyisakan bagian lengan kanan dan perutnya saja.
"Sial!" Leon mengumpat dan menyingkirkan asap ledakan dengan mengayunkan tangannya ke kanan dan kiri.
"Hei! Ini baju baru!" Umpat Lyra memperhatikan bajunya yang sobek dan makanan mereka yang tertutup debu.
"Apa-apaan ini?" Lyra menetralkan udara dengan melenyapkan debu dan asap yang masih beterbangan di sekitar mereka.
Seluruh counter toko sudah seperti terkena gempa. Berantakan dimana-mana, beberapa orang terluka dan tersungkur di lantai. Mereka menghampiri orang-orang itu dan membawa mereka ke tempat yang aman.
"Kalian baik-baik saja?" Tanya Gray setelah seluruh orang yang ada disekitarnya berkumpul dan Reine menyembuhkan mereka.
"Kau sendiri? Apa kau baik-baik saja?" Seseorang berdiri di belakang Gray dan sontak membuat mereka semua kaget.
Reine masih dalam posisi menyembuhkannya dan Kazuto membuat sebuah perisai es yang melindungi Reine dengan orang yang terluka. Kelimanya lalu meloncat mundur dan orang itu tersenyum.
Leon menghentikan langkahnya begitu ia sadar bahwa seseorang telah menunggu di belakangnya. Begitu Leon memijakkan kakinya di lantai, ia dapat melihat orang itu berlari sangat cepat menuju dirinya. Langsung menendang Leon dengan sekuat tenaga tepat di bagian mata. Leon terpental sangat jauh dan membuat dinding yang ia tabrak menjadi hancur.
"Leon!" Chloe yang berada paling dekat dengan Leon lalu bergerak dengan cepat menggunakan kemampuan listriknya dan mengecek keadaan Leon.
Chloe bernafas lega, Leon masih sadar.
"Kalian mau apa?!" Gray bertanya dengan suara yang keras. Mereka yang ditanya hanya menatap Gray dengan sebuah senyuman kecil tercetak di wajahnya.
Tiba-tiba saja, 2 buah boneka kecil berbentuk seperti orang tanpa rambut, dengan mata yang berwarna hitam dan putih, dan berwarna hijau muncul disamping Gray.
"Khe khe khe." Salah satu boneka itu tertawa dan membuka mulutnya.
Sebuah cahaya terang berwarna merah muncul dimulutnya. Dan tiba-tiba saja, cahaya itu memanjang dengan sangat cepat dan meledak begitu mengenai dinding. Gray menghindari sinar itu dengan cepat, walaupun tetap saja telinganya terluka karena ketidak tepatan waktunya menghindar.
Kazuto menyilangkan kedua tangannya lalu memajukan tangan kanannya ke depan, sebuah lingkaran sihir yang besar muncul di atas orang yang menendang Leon tadi. Dan ribuan jarum es berjatuhan dengan sangat cepat. Orang itu terlihat menangkis dengan kedua tangannya sebelum asap dingin menutupi pandangan pada orang itu.
Begitu asapnya menghilang, orang itu masih berdiri dengan tegak dan sebuah lingkaran sihir berwarna abu-abu gelap terlihat di atas tubuhnya. Lingkaran itu melindunginya dari serangan jarum es Kazuto. Kazuto lalu melirik kepada orang yang sedari tadi masih berdiri di sebelah perisai miliknya yang melindungi Reine dan Leon.
Orang itu mengarahkan tangannya pada temannya yang baru saja Kazuto serang dengan esnya.
'Sihir perlindungan, sihir refleksi, atau sihir angin, juga sihir yang tidak kuketahui.' Kazuto menegakkan badannya dan memundurkan langkahnya. Kedua boneka itu tanpa Kazuto ketahui tengah membuka mulutnya dan mengarahkan sebuah ledakan pada Kazuto.
Tapi, sebelum boneka itu meluncurkan serangannya, Chloe sudah lebih dulu melancarkan serangan petirnya pada boneka-boneka itu. Dan alhasil, boneka itu malah terjatuh dan membatalkan serangannya.
Musuh mereka yang masih berdiri ditengah ribuan jarum es Kazuto, menengadah, dan menghembuskan nafasnya, "Tugas kami, membangkitkannya." Orang itu menunjuk pada Kazuto.
Chloe langsung memasang kuda-kudanya, begitu juga dengan Gray dan Lyra. Sebutir keringat mengalir di pelipis Kazuto, ia menggertakkan rahangnya. Ia kembali teringat dengan kondisinya, mata kirinya yang sudah rusak dan terperban, akan menaikkan kemungkinan dirinya menjadi sasaran kali ini.
Kedua musuhnya itu berjalan saling mendekati lalu memasang kuda-kudanya. Leon melirik dengan matanya yang sipit, lalu menggerakkan kedua jari telunjuk dan tengahnya ke kanan dan kiri.
Tiba-tiba, sebuah lingkaran sihir yang sangat besar berwarna kecoklatan terbuat di dalam sebuah counter pakaian. Dan dengan sangat cepat, sebuah tangan yang besar terbuat dari tanah langsung muncul dan menghantam sebuah kamar pas hingga dindingnya hancur berantakan.
Seseorang melesat keluar dari dalam bilik itu dan bergabung dengan kedua orang yang menjadi musuh mereka berenam. Orang itu, yang merupakan seorang wanita, mengenakan sebuah pakaian yang cukup minim dan juga memakai sebuah kacamata visor berwarna hitam. Ia terlihat cukup kesal dilihat dari beberapa kali ia berdecak.
Perisai es Kazuto pecah menjadi serpihan-serpihan kecil. Reine dan Leon berdiri kembali setelah Leon memulihkan dirinya.
"Lyra, pergilah dan evakuasi orang-orang yang masih ada di gedung ini." Reine mengangguk kepada Lyra. Dan Lyra dengan sangat cepat melesat terbang menuju seluruh lantai dan mengevakuasi orang-orang di sana.
"Sekarang, kita bisa sedikit leluasa untuk melakukannya." Kata Chloe.
Reine mengarahkan tangannya ke depan dan menggerak-gerakkan jarinya. Tiba-tiba saja, sebuah lingkaran sihir yang besar terbentuk, dan semburan air yang sangat besar dan kuat langsung keluar dan hendak menabrak ketiga musuhnya itu.
Tapi, salah seorang dari musuhnya itu dengan mudahnya menahan air itu hanya dengan satu tangannya hingga air itu terbelah menjadi dua. Tapi Reine bersikeras untuk mempertahankan semburan air itu. Seluruh air itu mengalir keluar menembus kaca yang melapisi seluruh gedung. Orang itu masih dengan mudahnya menahan semburan air Reine.
Chloe lalu mengarahkan tangannya, membentuk jarinya seperti pistol menuju air itu, "Tiro eléctrico."
Sebuah bulatan kecil berwarna keunguan melesat dari jari Chloe dan masuk ke dalam air itu. Dan tiba-tiba, semburan air itu teraliri listrik dan membuat musuh yang menahannya itu menjadi tersengat dan terjatuh. Kedua orang yang tersisa melompat dengan tinggi dan menempel pada langit-langit seperti gravitasi.
"Boleh juga." Orang yang tadi terjatuh itu bangkit kembali dan menapakkan tangannya ke lantai. "Tapi,"
"Repelido." Sihir air itu tiba-tiba menghilang dan seluruh air yang awalnya menggenang menjadi hilang.
Reine menajamkan matanya dan menurunkan tangannya.
Drrk! Drrk! Krak!
KAMU SEDANG MEMBACA
Witch and War 2 : The Cursed
FantasyPara penyihir berpikir bahwa, jika E.N.D. telah berakhir, tak akan ada lagi masalah di dunia sihir. Salah besar. Mereka tak melihat apa yang ada di depan mereka saat ini. Mereka tak memikirkan dan mempersiapkan segalanya dengan matang. Sebuah perku...